DokterSehat.Com- Seperti namanya, raw food diet atau diet makanan mentah hanya menganjurkan konsumsi makanan yang tidak diolah atau mentah. Raw food diet ini kerap dianggap lebih sehat dan alami, benarkah demikian?
Raw food diet diterapkan karena asupan makanan dalam kondisi mentah dianggap lebih sehat karena kandungan gizinya lebih terjaga. Pada proses pengolahan makanan dengan pemanasan, baik dengan metode masak apapun, kandungan gizi dan fungsi enzim dalam melawan penyakit akan berkurang karena adanya suhu panas, hal inilah yang dihindari dengan melakukan raw food diet.
Pada penerapan raw food diet, umumnya makanan yang dikonsumsi dari tanaman dan merupakan jenis organik misalnya yaitu buah, sayur dan kacang-kacangan. Konsumsi makanan hewani yang tidak terpasteurisasi misalnya telur, daging, dan ikan juga dianjurkan.
Raw food diet disebut mampu memberikan manfaat yaitu:
- Mengurangi reaksi alergi
- Meningkatkan daya ingat dan imunitas tubuh
- Mencegah peradangan sendi, dan
- Mengurangi risiko diabetes
Manfaat dari raw food diet ini memang terbukti karena asupan makanan menjadi rendah kalori, rendah lemak dan natrium serta tinggi serat. Gabungan asupan tersebut tentu mampu memberikan manfaat yang baik untuk tubuh.
Namun penerapan raw food diet bukan tanpa risiko. Menurut Kathleen Zelman, dietitian dari WebMD, makanan mentah yang dikonsumsi dalam raw food diet tentu rentan mengalami kontaminasi dengan bakteri. Hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian ekstra agar makanan yang dikonsumsi tidak menyebabkan keracunan.
Selain itu, Zelman menambahkan bahwa asupan gizi pada penerapan raw food diet cenderung kurang lengkap. Asupan protein, zat besi, kalsium dan vitamin B12 kurang mampu terpenuhi, sehingga penggunaan suplemen bisa jadi diperlukan.
Untuk itu kita dianjurkan berkonsultasi pada tenaga kesehatan ahli sebelum menerapkan raw food diet ini agar manfaat yang dirasakan oleh tubuh bisa maksimal dan kebutuhan gizi tubuh kita bisa tetap terpenuhi.
Nah, bagaimana tertarikkah Anda mencoba raw food diet?