Terbit: 13 January 2021 | Diperbarui: 19 April 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Autofagi adalah cara tubuh membersihkan sel yang rusak dengan meregenerasi sel yang lebih baru dan lebih sehat. Ketahui penjelasan lengkap mengenai manfaat, efek samping, hingga kaitannya dengan puasa.

Autofagi: Manfaat, Efek Samping, dan Kaitannya dengan Berpuasa

Apa Itu Autofagi?

Istilah autofagi atau autophagy sendiri berasal dari Yunani kuno yang berarti ‘self-eating’. Pada dasarnya tubuh manusia mengandung triliunan sel, seiring waktu molekul yang tidak diinginkan dapat menumpuk sehingga dapat merusak beberapa bagian sel. Selama proses ini, sel menghilangkan molekul yang tidak diinginkan dan bagian yang tidak berfungsi. Selain itu, sel juga mampu mendaur ulang bagian-bagian ini menjadi komponen baru.

Manfaat Autofagi bagi Kesehatan Tubuh

Manfaat utama yang bisa Anda dapatkan adalah memecah cellular material dan menggunakannya kembali untuk proses yang diperlukan. Proses ini menciptakan sel yang lebih muda. Pada tingkat sel, manfaat yang bisa didapatkan adalah:

  • Menghilangkan protein beracun dari sel yang dikaitkan dengan penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Parkinson dan Alzheimer.
  • Mendaur ulang protein sisa.
  • Menyediakan energi dan bahan penyusun untuk sel yang masih bisa mendapatkan keuntungan dari proses ini.
  • Dalam skala yang lebih besar, proses ini mendorong regenerasi sel dan terbentuknya sel-sel sehat.

Selain itu beberapa peneliti juga melihat proses ini dapat memiliki peran untuk mencegah atau mengobati kanker. Meski belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini, banyak sel kanker dapat diangkat melalui autofagi.

Meskipun terdapat banyak penelitian tentang manfaatnya pada sel, beberapa peneliti masih tidak yakin apakah meningkatkan autophagy bisa menjadi pengobatan baru untuk kondisi yang berbeda.

Efek Samping Autofagi bagi Kesehatan Tubuh

Terdapat penelitian yang mengaitkan proses ini dengan gangguan kesehatan, akan tetapi cellular process ini adalah sesuatu yang rumit, sehingga menarik sebuah kesimpulan adalah sebuah tantangan terbesar.

Misalnya, sebuah studi mensurvei penelitian yang ada tentang autophagy dan kanker. Peneliti menemukan bahwa proses ini dapat membantu menghentikan perkembangan sel kanker, tetapi juga dapat meningkatkan pertumbuhannya, tergantung pada stadium tumor.

Selain itu, penelitian lain mengungkapkan bahwa autophagy berperan dalam banyak fungsi hati dan dapat mencegah perkembangan beberapa kondisi yang terkait dengan kesehatan hati, termasuk:

  • Penyakit Wilson.
  • Cedera hati akut.
  • Penyakit hati berlemak nonalkohol.
  • Penyakit hati terkait alkohol kronis.

Namun, sebagian besar penelitian tentang autophagy dilakukan di  laboratorium atau hewan percobaan. Sehingga perlu dilakukan lebih banyak penelitian pada manusia untuk menentukan bagaimana proses ini memengaruhi pengobatan.

Kaitan Autofagi dengan Puasa

Proses ini bisa terjadi secara alami di dalam tubuh, akan tetapi banyak bertanya-tanya, apakah kondisi ini terjadi ini menggunakan pemicu tertentu? Puasa adalah kemungkinan pemicu autofagi.

Meskipun ada beberapa bukti bahwa proses ini terjadi pada manusia, sebagian besar penelitian ini melibatkan hewan.

Berpuasa dan membatasi asupan kalori membuat sel-sel tubuh stres. Saat seseorang membatasi jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuhnya, sel-selnya menerima lebih sedikit kalori daripada yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan benar.

Jika ini terjadi, sel harus bekerja lebih efisien. Merespons stres yang disebabkan oleh puasa atau pembatasan kalori, hal ini menyebabkan sel-sel tubuh membersihkan dan mendaur ulang bagian yang tidak perlu atau rusak.

Namun, para ilmuwan tidak yakin tentang sel mana yang merespons puasa dan pembatasan kalori dengan cara ini. Penting untuk diketahui, seseorang yang mencoba metode ini dengan berpuasa—harus sadar bahwa—cara ini mungkin tidak menargetkan sel lemak.

Sementara itu para peneliti masih memperdebatkan apakah puasa dapat menyebabkan autophagy di otak. Satu penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa jangka pendek dapat menyebabkan autophagy di sel otak.

Perubahan Pola Makan yang dapat Meningkatkan Autofagi

Puasa intermiten dan diet ketogenik diketahui memicu proses ini, sehingga menjadi masuk akal jika disebut self-eating. Dengan tidak membebani tubuh dengan beban eksternal, proses ini memberi tubuh istirahat untuk fokus pada kesehatan dan perbaikannya sendiri.

Dalam diet keto, Anda mendapatkan sekitar 75 persen kalori harian dari lemak, dan 5 hingga 10 persen kalori dari karbohidrat. Pergeseran sumber kalori ini menyebabkan tubuh mengubah jalur metabolisme. Proses metabolisme akan menggunakan lemak untuk bahan bakar, bukan glukosa yang berasal dari karbohidrat.

Perubahan pola makan ini juga dapat membuat tubuh memproduksi ketone bodies yang memberikan banyak efek perlindungan bagi tubuh, salah satunya adalah menjaga kesehatan saraf.

Kedua diet ini juga membuat kadar glukosa rendah sehingga terkait dengan insulin rendah dan kadar glukagon tinggi. Tingginya kadar glukagon adalah salah satu cara memulai proses ini. Glukagon adalah hormon yang diproduksi pankreas dan dibutuhkan tubuh untuk mengubah glukosa menjadi energi.

Saat tubuh kekurangan gula melalui puasa atau ketosis, hal tersebut menyebabkan stres positif yang menyebabkan mode perbaikan pada tubuh.

Perbedaan Autofagi dan Apoptosis

Pada dasarnya, autofagi adalah mekanisme tubuh untuk menyingkirkan semua mesin sel tua yang rusak (organel, protein, dan membran sel) ketika tidak ada lagi energi yang cukup untuk menopangnya.

Terdapat proses serupa yang dikenal dengan apoptosis atau kematian sel terprogram. Setelah pembelahan sel terjadi, sel diprogram untuk mati. Meski terdengar mengerikan, proses ini penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

Ibaratnya jika Anda memiliki mobil dan sangat menyukainya, namun setelah beberapa tahun pemakaian mobil menjadi rusak. Kemudian Anda memasukan mobil ke bengkel untuk diperbaiki namun mobil tetap rusak dan menyita banyak biaya sepanjang waktu, apakah Anda masih berniat menggunakannya? Tentu saja tidak. Langkah terbaik untuk mendukung mobilitas adalah dengan membeli mobil baru.

Hal yang sama terjadi di dalam tubuh. Sel menjadi tua dan bermutu rendah sehingga lebih baik sel diprogram untuk mati ketika masa manfaatnya selesai. Inilah yang disebut proses apoptosis, di mana sel-sel ditakdirkan untuk mati setelah jangka waktu tertentu.

 

  1. Fung, Jason. How to renew your body: Fasting and autophagy. https://www.dietdoctor.com/renew-body-fasting-autophagy. (Diakses pada 13 Januari 2021).
  2. Lindberg, Sara. 2018. Autophagy: What You Need to Know. https://www.healthline.com/health/autophagy. (Diakses pada 13 Januari 2021).
  3. Rees, Mathieu. 2020. Autophagy: Everything you need to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/autophagy#fasting. (Diakses pada 13 Januari 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi