Terbit: 25 July 2019
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Hubungan seks terdiri dari berbagai macam gaya beserta variasinya. Salah satu gaya atau posisi bercinta yang paling umum (atau bisa dibilang yang paling dasar) adalah misionaris. Nah, posisi misionaris yang dilakukan dengan cara tubuh wanita telentang lalu pria berada di atasnya dan melakukan penetrasi ini ternyata bisa divariasikan, lho. Apa saja variasi posisi misionaris yang bisa Anda praktikkan?

7 Variasi Posisi Misionaris (Dijamin Anti Bosan!)

Apa Itu Posisi Misionaris?

Posisi misionaris adalah salah satu dari sekian banyak teknik dalam bercinta. Posisi misionaris artinya, pihak wanita berada dalam keadaan telentang dengan kedua kaki dibuka lebar dan lutut sedikit menekuk. Lalu, pihak pria berada di atasnya dengan posisi tubuh telungkup, wajah saling berhadapan, dan kemudian melakukan penetrasi.

Posisi seks misionaris, menurut seorang terapis psikoseksual asal Amerika Serikat (AS), Sarah Nasserzadeh, adalah posisi seks yang paling romantis dan bisa makin memperkuat ikatan cinta para pasangan. Pasalnya, selama melakukan gaya ini, pasangan akan bertatapan satu sama lain.

Macam-Macam Variasi Posisi Misionaris

Kendati dianggap sebagai posisi atau gaya bercinta paling romantis, faktanya banyak pasangan yang merasa bosan dengan posisi seks misionaris. Bagi mereka (mungkin termasuk Anda salah satunya), posisi misionaris kurang bisa memberikan sensasi yang memacu adrenalin, atau istilahnya kurang ‘greget’.

Tapi tunggu dulu. Sebelum Anda berpikir demikian, perlu diketahui bahwasanya posisi misionaris memiliki sejumlah variasi yang jika dilakukan, ternyata sanggup untuk memberikan sensasi ‘greget’ seperti yang diidam-idamkan tersebut. Bagaimana caranya? Simak variasi posisi misionaris berikut ini.

1. Berlutut

Variasi posisi misionaris yang pertama adalah dengan cara pria berada pada posisi duduk berlutut. Untuk wanita tetap dalam posisi tubuh telentang, kemudian sanggah bokong dan punggung dengan bantal. Angkat kedua kaki, lalu letakkan di kedua bahu pasangan pria Anda.

Agar lebih ‘memanaskan’ suasana, pria boleh memberikan rangsangan pada paha bagian dalam wanita sampai ke telapak kaki, bisa dengan belaian atau ciuman yang lembut. Tak lupa, keluarkan kata-kata ‘manis’ untuk memuji satu sama lain. Lakukan cara ini secara perlahan dan penuh keintiman.

2. Tempatkan Bantal di Bawah Bokong

Lakukan gaya misionaris dasar, yakni wanita telentang, sementara pria telungkup di atasnya. Namun, sanggah bokong pasangan wanita Anda dengan bantal yang tebal dan empuk. Variasi posisi misionaris ini dimaksudkan untuk mempermudah dan memperdalam penetrasi penis ke dalam vagina.

Namun, mengingat posisi seks misionaris yang satu ini kerap membuat ruang gerak pihak wanita menjadi lebih terbatas (atau bahkan tidak nyaman), sebaiknya Anda berdua berunding terlebih dahulu sebelum melakukannya.

3. Kaki Dilingkarkan ke Pinggul

Jika posisi seks misionaris standar dilakukan dengan membuka kedua kaki, maka Anda para wanita bisa mencoba untuk ‘memeluk’ tubuh pasangan dengan kaki Anda tersebut. Lingkarkan kaki ke tengah-tengah antara pinggang dan pundak, kemudian beri sedikit penekanan layaknya sedang memeluk.

Variasi posisi seks misionaris ini akan membuat vagina lebih ‘menggigit’ penis sehingga menciptakan sensasi yang tentunya lebih nikmat. Cara ini juga bisa menarik pasangan untuk lebih dekat ke pelukan Anda. Sementara bagi para pria, manfaatkan momen ini untuk memberikan rangsangan pada area leher dan payudara.

4. Coital Alignment Technique (CAT)

Istilah coital alignment technique (CAT) sebagai salah satu variasi posisi misionaris mungkin masih asing di telinga. Namun, gaya seks misionaris ini sepertinya tidak se-asing istilahnya, terlebih jika Anda pernah membaca Kamasutra atau ‘iseng’ menonton video porno.

CAT dilakukan dengan cara pria dan wanita saling berhadap-hadapan, kemudian pinggul pria agak sedikit diangkat, lalu wanita menggantungkan kakinya pada pinggul tersebut. Menurut studi yang dirilis oleh Journal of Sex and Marital Therapy, cara ini dinilai ampuh untuk memberikan sensasi penetrasi yang lebih nikmat dan memuaskan.

Masih dari penelitian yang sama, CAT bahkan disebut bisa memperbesar persentase kemungkinan wanita mencapai orgasme sebanyak 50 persen. Hal ini bisa terjadi karena CAT membuat penetrasi penis menjadi lebih vertikal, yang lantas berefek pada rangsangan klitoris yang lebih optimal.

5. Angkat Satu Kaki

Cara ini mirip dengan cara yang pertama, yakni si pria duduk berlutut, kemudian wanita telentang dan mengangkat kedua kaki. Namun kali ini, cukup satu kaki saja yang diangkat dan diletakkan di bahu pria. Kaki satunya lagi bisa dilingkarkan ke pinggang pasangan pria.

Sisanya, kurang lebih sama. Lakukan peneterasi sambil merangsang bagian kaki yang diangkat dengan belaian dan ciuman. Agar lebih variatif, angkat kedua kaki secara bergantian. Variasi posisi seks misionaris yang satu ini dipercaya mampu merangsang klitoris secara optimal dan jika beruntung, bisa mengenai G-spot.

6Reverse Missionary

Jika umumnya posisi seks misionaris menempatkan pihak wanita di bawah dan pihak pria di atas, maka cobalah untuk melakukan hal sebaliknya, yakni si wanita di atas dan si pria di bawah. Sejatinya, gaya seks seperti ini memiliki istilahnya sendiri, yakni ‘woman on top’. Namun secara teknis, tak salah jika mengatakan posisi ini juga sebagai posisi misionaris.

Reverse missionary atau ‘woman on top’ adalah variasi dari gaya misionaris yang bisa memberikan sensasi seks yang lebih memuaskan. Bahkan, posisi ini kerap disebut bisa membuat wanita lebih cepat orgasme. Posisi ini juga memungkinkan wanita untuk lebih bebas mengontrol ‘permainan’.

7. Menggunakan ‘Sex Toy’

Jika Anda berdua berkenan, penggunaan sex toy seperti vibrator juga disarankan demi menciptakan sensasi bercinta yang memuaskan. Para pria bisa menggunakan vibrator jenis cincin untuk kemudian ditempatkan pada pangkal penis.

Adanya vibrator tersebut saat penetrasi dilakukan akan memberikan rangsangan lebih pada klitoris sehingga bisa mempermudah terjadinya orgasme pada wanita. Namun, sebaiknya diskusikan hal ini terlebih dahulu dengan pasangan karena faktanya, ada pasangan—entah itu pihak pria atau wanita—yang tidak senang menggunakan alat bantu seks seperti ini.

Sejarah Posisi Misionaris: Berawal dari Kekeliruan

Secara etimologis, pemilihan nama ‘misionaris’ dikaitkan dengan para misionaris, yakni kelompok penyebar agama Kristen ke seluruh dunia, terutama daerah-daerah pelosok tempat di mana suku primitif bermukim.

Mulanya, kelompok ini terkejut dengan gaya berhubungan seksual para kaum primitif yang mereka anggap ‘berdosa’. Atas dasar itu, mereka lalu mengajarkan posisi bercinta yang menurut mereka lebih ‘beradab’. Posisi inilah yang kemudian dikenal sebagai posisi misionaris.

Namun, ada fakta menarik terkait posisi misionaris ini. Faktanya, penggunaan nama misionaris sendiri merupakan sebuah kekeliruan.

Adalah Robert J. Priest, seorang Profesor dari Trinity Evangelical Divinity School, AS, yang mengungkapkan perihal kekeliruan ini lewat studi ilmiah yang ia beri judul Missionary Positions: Christian, Modernist, Postmodernist.

Pada studi yang diterbitkan oleh Journal of Current Anthropology tahun 2001 tersebut, Priest merujuk pada pernyataan seksolog Alfred Kinsey dalam bukunya yang berjudul Sexual Behavior int the Human Male (1948). Istilah misionaris digunakan Kinsey untuk mendefinisikan posisi ini setelah ia juga merujuk pada seorang antropolog bernama Bronislaw Malinowski.

Dalam bukunya yang bertajuk The Sexual Life of Savages in North-Western Melanesia (1929), Malinowski menyebutkan bahwa ia menunjukkan posisi seks yang kita kenal sebagai misionaris tersebut kepada orang-orang Kepulauan Trobiand, Papua Nugini bagian timur. Ia menjelaskan posisi tersebut sebagai ‘misinari si bubunela’, atau jika diterjemahkan artinya ‘kebiasaan misionaris’.

Disinilah letak kekeliruan tersebut. Alih-alih meneliti lebih jauh, Kinsey buru-buru mengartikan pernyataan Malinowski tersebut sebagai ‘posisi misionaris’. Padahal, Malinowski hanya menyebut jika posisi tersebut adalah cara yang diajarkan oleh para misionaris, dan bukanlah sebuah nama.

Sekalipun keliru, nama posisi seks misionaris kini sudah terlanjur diterima oleh masyarakat. Dilansir dari tirto.id, misionaris sebagai nama posisi bercinta bahkan sudah dibakukan ke dalam kamus bahasa, termasuk kamus Oxford sejak tahun 1976.

Misionaris Tak Melulu Membosankan, Kok!

Itu dia informasi mengenai varias posisi misionaris yang perlu Anda ketahui. Siapa bilang misionaris adalah posisi yang membosankan? Selama mampu memodifikasinya, gaya bercinta ini tak kalah nikmat dengan gaya-gaya lainnya. Jadi, sudah siap untuk gaya misionaris yang lebih sensasional malam ini? Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!

 

Sumber:

  1. Hasan, A. 2018. Sejarah Posisi Bercinta “Misionaris”: Dari Mana Berasal? https://tirto.id/sejarah-posisi-bercinta-misionaris-dari-mana-berasal-daBA [Diakses pada 25 Juli 2019]
  2. Priest, Robert. J. Missionary Positions: Christian, Modernist, Postmodernist. https://www.jstor.org/stable/10.1086/318433?seq=1#metadata_info_tab_contents [Diakses pada 25 Juli 2019]

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi