Terbit: 22 September 2019 | Diperbarui: 23 September 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Perasaan sakit saat melakukan seks sering sekali dialami oleh wanita. Namun, rasa sakit ini kerap hilang dengan sendirinya. Selain itu, penggunaan pelumas tambahan juga cukup membantu wanita dalam mengatasi rasa sakit sehingga seks yang dilakukan bisa berjalan dengan lancar dan memberikan rasa nikmat yang besar.

5 Tanda Seks yang Anda Lakukan Sedang Bermasalah

Tanda Seks yang Anda Lakukan Bermasalah

Kalau Anda sudah mencoba berbagai cara untuk mengatasi rasa sakit saat seks tapi tidak kunjung reda, sebaiknya waspada. Biasanya ada gangguan pada organ internal vagina yang menyebabkan sakit tidak ada habisnya.

Berikut beberapa tanda yang bisa diwaspadai oleh wanita terkait dengan rasa sakit saat seks sehingga mereka tidak ragu lagi untuk membawanya ke dokter.

  1. Cairan Pelumas Tidak Berfungsi Maksimal

Rasa sakit yang disebabkan oleh keringnya vagina bisa menyebabkan gesekan yang terlalu kuat. Gesekan ini menyebabkan rasa sakit yang terlalu besar sehingga wanita kerap tidak nyaman. Rasa sakit ini biasanya mudah sekali dihilangkan dengan pelumas tambahan dengan bahan dasar air.

Kalau rasa sakit tidak juga menurun padahal sudah ditambah pelumas, Anda sebaiknya waspada. Biasa jadi ada gangguan pada organ internal dari vagina seperti endometriosis yang merupakan pertumbuhan sel abnormal pada lapisan rahim.

  1. Kerap Sulit Buang Air Kecil

Setelah seks, wanita juga kerap mengalami rasa sakit yang sangat besar. Rasa sakit ini membuat wanita jadi susah buang air kecil karena area vagina jadi ngilu dan muncul rasa sakit yang susah untuk ditahan. Beberapa wanita bahkan lebih memilih Menahan buang air kecil agar tidak merasakan sakit berkali-kali.

Rasa sakit saat buang air kecil bisa terjadi karena ada infeksi di rongga vagina. Infeksi ini bisa muncul karena ada bakteri yang masuk dan menyebabkan peradangan. Salah satu gangguan yang menyebabkan wanita mengalami sakit adakan infeksi saluran kemih yang cukup parah atau keputihan patogen.

  1. Sering Mengalami Perdarahan Usai Seks

Seks memang bisa menyebabkan perdarahan pada beberapa wanita khususnya yang baru saja melakukannya. Kondisi ini akan berakhir dengan sendirinya sehingga kemungkinan terjadi perdarahan akan semakin kecil atau bahkan tidak ada perdarahan sama sekali.

Kalau wanita sampai mengalami perdarahan yang cukup hebat usai bercinta serta berulang-ulang ada baiknya untuk lebih waspada. Pasalnya perdarahan ini merupakan tanda ada gangguan pada vagina yang cukup parah sehingga butuh penanganan yang lebih baik.

  1. Trauma dan Takut Bercinta

Gejala ini mungkin tidak secara fisik, tapi secara psikis. Kalau wanita sampai takut bercinta lagi karena muncul rasa sakit yang kuat (beberapa wanita tidak memberi tahu pasangan), sebaiknya segera menghubungi dokter untuk diperiksa ada gangguan atau tidak di organ seksualnya.

Kalau misal saat pemeriksaan tidak terjadi apa-apa yang berbahaya, mungkin metode seks yang dilakukan belum benar, misal terlalu kasar dan tidak menerapkan foreplay dengan baik sehingga wanita mengalami perdarahan akibat gesekan. Hal-hal seperti ini harus diperhatikan dengan baik agar seks yang dilakukan tidak terganggu.

  1. Rasa Nyeri Semakin Intens

Kalau rasa sakit pada vagina semakin tidak terbendung lagi dan wanita tidak lagi bisa menahannya, langsung ke dokter dan tidak perlu menunggu lagi. Kalau rasa sakit yang dirasakan sudah semakin parah bisa saja terjadi endometriosis, mioma, kista ovarium, dan penyakit berbahaya lain seperti kanker.

Segera lakukan pemeriksaan dini agar tidak terjadi apa-apa. Kalaupun ada penyakit, penanganan yang cepat bisa memperbesar peluang terjadi kesembuhan. Jangan biarkan kondisi ini begitu saja karena bisa membunuh kehidupan seks perlahan-lahan.

Mencegah Munculnya Masalah Saat Seks

Masalah yang terjadi saat melakukan seks ada banyak. Ada yang berupa gangguan biasa dan ada yang berupa gangguan cukup parah. Tugas Anda adalah melakukan hal di bawah ini kalau gangguan masih sering muncul.

  • Selalu mengevaluasi seks yang dilakukan dengan pasangan. Kalau seks yang dilakukan terasa tidak nikmat atau sakit, pasangan harus sama-sama mencari tahu apa saja penyebabnya. Bisa saja masalah muncul pada wanita atau mungkin pada pria. Kalau tidak menemukan masalahnya, mengunjungi dokter adalah pilihan yang tepat.
  • Melakukan seks dengan perlahan-lahan saja. Jangan melakukan seks dengan tergesa-gesa. Kalau Anda melakukan seks dengan tergesa-gesa, kemungkinan terjadi masalah akan sangat besar. Bahkan, Anda tidak akan mendapatkan kenikmatan untuk melakukan seks sama sekali.
  • Gunakan pelumas tambahan dengan jumlah cukup dan jenisnya benar. Misal pelumas dengan bahan dasar air. Pelumas jenis ini akan memberikan cukup banyak manfaat khususnya pada wanita yang mengalami masalah dengan vaginanya.
  • Menyembuhkan masalah yang terjadi. Kalau Anda sudah tahu masalah yang terjadi pada tubuh, segera atasi itu dengan baik. Dengan mengatasi masalah itu, gangguan pada seks bisa diatasi dengan mudah. Gangguan seks bisa muncul dalam bentuk penyakit tertentu atau dalam bentuk stres berlebihan.
  • Berusahalah untuk jujur dengan pasangan kalau memang mengalami masalah dengan seks. Kalau Anda hanya diam, pasangan tidak akan tahu dan tidak bisa memberikan kenikmatan yang maksimal.

Semoga ulasan di atas bermanfaat untuk Anda dan pasangan agar seks bisa berjalan lancar dan kesehatan seksual tetap terjaga. Begitu ada masalah, jangan takut untuk menemui dokter.

 

 

Sumber:

  1. Giorgi, Anna Zernone. 2019. What You Need to Know About Dyspareunia (Painful Intercourse). https://www.healthline.com/health/dyspareunia. (Diakses pada 22 september 2019).
  2. Santos-Longhurst, Adrienne. 2019. Why Do I Have Lower Abdominal Pain During Sex?. https://www.healthline.com/health/lower-abdominal-pain-during-sex. (Diakses pada 22 september 2019).
  3. Morris, Susan York. 2017. What Causes Bleeding After Sex?. https://www.healthline.com/health/womens-health/bleeding-after-sex. (Diakses pada 22 september 2019).

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi