Masa nifas atau pemulihan biasanya berjalan selama 6-8 minggu pasca persalinan. Saat nifas, wanita tidak boleh berhubungan intim karena bisa berbahaya. Simak berbagai bahayanya di bawah ini!
Bahaya Berhubungan Intim saat Nifas
Saat sedang nifas, vagina akan mengeluarkan cairan tertentu bernama lokia yang mirip keputihan. Oleh karena itu, melakukan hubungan seks pada masa ini cukup berbahaya karena bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan.
Berikut ini beberapa bahaya berhubungan intim saat masa nifas, di antaranya:
1. Risiko Robek Jahitan
Ukuran dari kepala bayi yang keluar dari rahim dan akhirnya sampai di mulut vagina cukup besar. Meski vagina bisa mengembang dengan cukup baik, kemungkinan terjadi robek akan cukup tinggi.
Oleh karena itu, peluang terjadi jahitan di area dalam vagina hingga perineum yang letaknya dekat anus akan besar.
Saat masa nifas, jahitan yang digunakan untuk menyambungkan jaringan masih belum kering. Luka juga masih basah sehingga hentakan dan tekanan yang ada di sini bisa menyebabkan luka robek .0 Jahitan bisa lepas dan menyebabkan rasa sakit yang besar. Sebelum melakukan seks, usahakan luka sudah mengering dengan sempurna.
2. Risiko Infeksi
Melakukan penetrasi berpotensi besar menyebabkan infeksi pada vagina. Infeksi bisa terjadi karena luka di vagina dalam dan vulva belum sembuh dengan sempurna. Selain itu, ada kemungkinan infeksi muncul dari penis yang terlalu kotor atau pria memiliki penyakit kelamin sehingga bakteri atau virusnya masuk ke dalam.
Kalau Anda dan pasangan masih memaksa ingin melakukan seks, ada baiknya untuk menggunakan kondom. Dengan pengaman ini, seks akan lebih aman dari bakteri yang menyebabkan infeksi kronis.
3. Perdarahan Saat Bercinta
Luka yang ada pada vagina biasanya cukup besar. Kalau pria melakukan penetrasi dalam dan cukup kuat, luka akan terkoyak. Pembuluh darah akan kembali terbuka dan menyebabkan perdarahan yang cukup banyak dan berbahaya.
Lebih baik menghindari seks terlebih dahulu daripada berisiko sebabkan komplikasi yang bisa mengancam nyawa. Anda bisa melakukan hal lain seperti posisi seks spooning dan seks lain tanpa harus penetrasi.
Baca Juga: Berhubungan Seks Setelah Vasektomi, Bagaimana Aturannya? Cek di Sini
4. Nyeri yang Kuat
Wanita yang sedang mengalami nifas masih belum bisa menghasilkan cairan pelumasnya alami di dalam vagina. Meskipun wanita terangsang, vagina tetap kering dan seks yang dilakukan akan dipenuhi dengan rasa nyeri. Saat penis keluar dan masuk, wanita tidak akan bisa menikmatinya dengan maksimal.
Rasa nyeri ini sebenarnya bisa diatasi dengan mudah menggunakan pelumas tambahan dengan bahan air.
Namun, melakukan seks yang dipaksakan saat nifas bisa memicu munculnya masalah lain seperti yang sudah dibahas di tiga poin sebelumnya, yaitu perdarahan hingga infeksi yang cukup parah.
5. Emboli Paru
Emboli paru adalah masuknya gumpalan darah yang terjadi begitu saja. Emboli ini bisa menyebabkan sumbatan pada paru dan berakibat fatal pada kesehatan secara menyeluruh.
Banyaknya emboli yang masuk ke paru atau organ penting lain seperti otak dan jantung bisa menyebabkan kematian secara mendadak.
Munculnya emboli paru atau penyumbatan lain akibat gumpalan darah ini terjadi karena seks yang intens. Saat nifas pembuluh darah di dalam rahim masih terbuka dan belum sembuh dengan sempurna.
Udara yang masuk saat penetrasi bisa menyebabkan penggumpalan darah di pembuluh dan ikut hanyut dibawa peredarannya ke seluruh tubuh.
Semoga setelah mengetahui masalah yang akan terjadi karena seks saat nifas di atas, Anda bisa lebih hati-hati dalam bertindak. Sembari menunggu nifas usai, pasangan bisa mendekatkan hubungan tanpa harus melakukan seks secara vaginal.
Nah, itu dia ulasan tentang berbagai risiko atau berbahaya jika melakukan hubungan seksual selama masa nifas. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!
- Anomim. Tanpa Tahun. Sex After. Giving Birth. https://sfbirthcenter.com/2019/12/8-secrets-you-should-know-about-postpartum-sex/ (Diakses pada 20 Oktober 2023)
- Kimberly Holland. 2019. What to Expect from Sex After Giving Birth. https://www.healthline.com/health/pregnancy/sex-after-birth (Diakses pada 20 Oktober 2023)