DokterSehat.Com – Tidak bisa dimungkiri lagi kalau seks memang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan baik secara fisik atau pun psikologi. Seks juga akan membuat pasangan semakin dekat secara emosional dan komunikasi bisa berjalan dengan intens. Namun, juga bisa menjadi masalah bagi beberapa orang karena cukup memberi tekanan.
Seks memang selalu diakhiri dengan orgasme, tapi kepuasan itu bukanlah inti dari seks itu sendiri. Kalau seks dilakukan hanya karena masalah ingin mendapatkan kepuasan saja, masalah baru akan muncul. Bahkan seks tidak akan berjalan dengan lancar. Berikut beberapa alasan mengapa seks yang berfokus pada orgasme banyak kekurangannya.
-
Seks jadi membosankan
Seks memang sangat menyenangkan, bahkan pada tahun pertama pernikahan, pasangan akan sering melakukannya. Seks lambat laun akan menurun setelah mereka memiliki momongan atau memasuki tahun kedua atau ketiga. Seks tidak lagi semesra tahun pertama karena pasangan hanya memburu orgasme saja.
Setelah memiliki anak pasangan juga semakin susah menemukan waktu untuk berdua. Kalau seks hanya ditujukan untuk orgasme saja, rasa relaks tidak akan terjadi sehingga beberapa pasangan khususnya wanita lebih memilih untuk tidak melakukannya saja.
-
Wanita sering berbohongan terkait orgasmenya
Dibandingkan dengan pria, wanita memang lebih susah mendapatkan orgasme selama melakukan seks. Pria sering mendapatkan orgasme diikuti dengan ejakulasi setiap melakukan seks secara intens. Nah, setelah orgasme pria biasanya menyudahi seks sehingga wanita pun menganggap mereka tidak perlu meminta pria melanjutkan.
Beberapa wanita yang ingin membuat pasangannya semakin puas dengan pura-pura sudah orgasme. Wanita memalsukan hal ini agar seks bisa segera selesai. Kalau wanita bilang tidak orgasme bisa saja pasangannya akan kecewa. Selain itu, beberapa pria yang sudah orgasme akan susah melakukan penetrasi lagi sehingga tidak tahu bagaimana cara memuaskan pasangan.
-
Seks tidak bisa relaks
Seks yang hebat selalu dilakukan dengan relaks dan penuh perasaan. Kalau seks tidak dilakukan dengan relaks, orgasme pun tidak bisa didapatkan dengan mudah. Selain itu, seks yang tidak bisa santai bisa saja membuat pasangan tidak nyaman dan lebih memilih untuk mengakhiri seks secepat mungkin.
Seks bisa jadi lebih relaks kalau pasangan mencoba teknik karezza. Teknik hampir sama dengan seks normal lain. Yang membedakan adalah seks ini tidak berfokus pada orgasme. Seks hanya difokuskan pada bagaimana bisa saling merangsang pasangan dengan baik dan mendekatkan diri secara emosional. Masala nanti mendapatkan orgasme adalah bonus.
-
Ekspektasi tidak sesuai realita
Pasangan memang sering memiliki fantasi seks yang hebat dan ingin mendapatkan kepuasan dengan itu. Sayangnya ekspektasi yang terlalu besar justru membuat seks itu sendiri tidak bisa berjalan dengan lancar. Bahkan pasangan sering merasakan kecewa.
Ingin mendapatkan orgasme bukanlah kesalahan. Namun, kalau memaksakan diri untuk berbuat ini dan itu, pasangan akan mengalami tekanan yang besar. Kalau seks tidak berjalan lancar malah membuat rasa kecewa muncul.
-
Ketakutan untuk bercinta
Tidak hanya wanita saja yang takut untuk berhubungan badan, pria pun kadang takut untuk berhubungan badan. Ketakutan terbesar pria adalah letoi di tengah jalan dan tidak bisa memuaskan pasangan hingga mendapatkan orgasme.
Ketakutan yang menumpuk membuat pria susah mendapatkan ereksi yang sempurna. Terkena gangguan sedikit saja penis bisa lemas lagi. Selain itu pria juga bisa alami ejakulasi dini karena terlalu takut tidak bisa memuaskan pasangannya.
Nah, seks memang tidak masalah mendapatkan orgasme dan itu harus terjadi. Namun, jangan selalu dipaksakan karena bisa membuat seks jadi tidak lancar.