DokterSehat.Com – Penyakit menular seksual (PMS) disebarkan melalui kontaks seksual melalui genital (kemaluan), mulut, atau rektum, dan juga dapat menyebar dari ibu hamil ke janinnya sebelum melahirkan. PMS, dapat mengenai pria dan wanita, merupakan suatu masalah kesehatan yang jadi perhatian dunia.
Meskipun kebanyakan PMS dapat diobati, namun ada beberapa yang tidak dapat diobati, seperti HIV (yang akan menyebabkan AIDS), herpes genital, dan human papilomavirus (HPV) yang menyebabkan kutil pada area kemaluan.
PMS dapat menyebar dari orang yang tidak menyadari dirinya terinfeksi. Selalu gunakan pelindung setiap waktu ketika berhubungan seksual, termasuk juga seks oral, sampai Anda yakin diri Anda dan partner seks Anda tidak terinfeksi PMS.
Jika Anda dalam hubungan khusus dengan orang lain, tunda berhubungan seksual sampai Anda siap secara fisik maupun emosional, menyetujui akan berhubungan seks satu sama lain.
Abstinensia sebagai pencegahan
Tidak melakukan hubungan seksual (abstinensia), termasuk seks oral, merupakan cara tepat mencegah infeksi
Diskusikan seks aman dengan partner seks Anda
Diskusikan PMS sebelum Anda berhubungan seksual dengan seseorang. Meskipun partner seks tidak memiliki gejala PMS, dia dapat saja terinfeksi.
Tanyakan:
- Berapa banyak orang yang pernah berhubungan seks denganmu?
- Apakah kamu melakukan hubungan seksual tanpa kondom?
- Apakah kamu pernah melakukan seks oral tanpa pelindung?
- Apakah kamu pernah melakukan hubugan seksual dalam satu waktu dengan partner seks lebih dari satu?
- Apakah kamu menyuntikkan obat terlarang atau memiliki hubungan seksual dengan orang yang menyuntikkan obat terlarang?
- Apakah kamu pernah melakukan hubungan seks di tempat prostitusi?
- Apakah kamu pernah melakukan tes HIV? Bagaimana hasilnya?
- Apakah kamu pernah terkena penyakit menular seksual, seperti hepatitis B atau hepatitis C? Apakah sudah diterapi dan diobati?
Praktik Seks Aman
Beberapa PMS, seperti HIV, membutuhkan waktu 6 bulan sebelum terdeteksi di darah. Herpes genital dan virus HPV dapat menyebar ketika gejala malah justru sudah tidak ada. Bahkan ketika Anda dan partner seksual sudah dites, sebaiknya tetap gunakan kondom.
- Amati adanya gejala PMS, seperti discharge yang abnormal (cairan yang keluar dari penis atau vagina yang berwarna abnormal seperti kekuningan, kehijauan, atau berdarah), adanya peradangan di area kemaluan, atau nyeri saat berkemih.
- Jangan memiliki lebih dari satu partner seksual dalam satu waktu. Seks yang paling aman adalah ketika partner seksual Anda hanya berhubungan seks dengan diri Anda seorang, dan sudah dilegalkan dalam suatu pernikahan yang sah. Setiap kali Anda memliki partner seksual yang baru, Anda akan terus berisiko terpajan penyakit menular seksual.
- Gunakan kondom pada setiap hubungan seksual.
- Gunakan lubrikan yang berbasis jelly K-Y atau Astroglide untuk mencegah luka di kulit maupun mukosa vagina ketika berhubungan seksual. Suatu luka kecil, lecet kecil, akan menjadi jalan masuk virus atau bakteri ke aliran darah Anda.
- Hindari “douching” pada wanita, karena akan mengubah pH (keasaman) normal di area vagina dan akan meningkatkan risiko terkena PMS
- Jadilah orang yang bertanggungjawab. Hindari kontak seksual jika Anda menyadari terkena infeksi atau sedang dalam pengobatan infeksi menular seksual seperti HIV. Jika Anda atau partner seks Anda mengalami herpes, hindari kontak seksual.