Terbit: 16 January 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Selama ini masalah intimasi dari pasangan jarang sekali diperhatikan oleh mereka yang sudah berkeluarga. Asal sudah menikah, intimasi bisa bertambah dengan sendirinya. Apalagi pasangan sudah bebas melakukan seks dan bermesraan kapan saja. Jadi, setelah menikah pasangan bisa hidup dengan lebih baik.

7 Perubahan Intimasi Pasangan Seiring Bertambahnya Usia

Nah, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah intimasi pasangan dalam banyak hal naik itu seks atau komunikasi akan stagnan? Jawabannya adalah tidak, akan ada banyak perubahan yang terbaik baik perubahan positif atau negatif. Oleh karena itu simak beberapa ulasan di bawah ini dengan saksama.

Perubahan intimasi pasangan seiring bertambahnya usia

Seiring dengan berjalannya waktu, perubahan intimasi akan terjadi pada pasangan. Perubahan ini bisa membuat pasangan makin dekat atau sebaliknya.

  1. Frekuensi seks menurun seiring berjalannya waktu

Saat baru menikah, seks mungkin bisa dilakukan lebih dari 2 kali dalam satu minggu. Namun, setelah usia bertambah dan kondisi fisik mengalami perubahan, seks juga akan menurun frekuensinya. Pada pasangan yang sudah berusia 40-an tahun, seks mungkin hanya dilakukan sebulan 3-4 kali.

Meski ada perubahan pada frekuensi seks, keintiman pasangan bisanya tetap terjaga. Asal pasangan mau menjaganya, keintiman tidak akan berubah sehingga seks berjalan dengan nikmat.

  1. Perubahan fisik bisa mengganggu seks

Kecuali Anda dan pasangan sering melakukan olahraga dan rajin ke gym, bentuk tubuh mungkin tidak akan banyak sekali perubahan. Berbeda kalau Anda memiliki gaya hidup yang tidak sehat bentuk tubuh bisa saja mengalami perubahan beserta fungsi organ seksualnya.

Perubahan bentuk tubuh yang sering terjadi adalah obesitas atau kegemukan. Pria dan wanita juga akan mengalami penurunan kemampuan seksual seperti vagina makin kering dan impotensi.

  1. Kebutuhan yang banyak bisa menurunkan intimasi

Setelah menikah dan memiliki anak, kebutuhan akan mulai naik dan pasangan jadi sibuk dengan pekerjaannya. Kesuburan ini membuat keintiman berubah dengan sendirinya disadari atau tidak. Perlu komunikasi yang intensif agar menurunnya intimasi bisa ditekan.

  1. Orgasme pada wanita jadi lebih mudah

Orgasme pada wanita akan menjadi lebih mudah di usia 40-an tahun ke atas. Itulah kenapa pada usia ini, wanita memasuki masa keemasan hubungan seks. Sayangnya pria kerap mengalami kemunduran masalah seksnya di usia 40-an tahun akibat obesitas hingga impotensi.

  1. Perilaku pasangan jadi lebih baik

Seiring berjalannya waktu perilaku atau attitude dari pasangan akan membaik dengan sendirinya. Mungkin karena sudah terbiasa hidup bersama-sama, sifat-sifat yang dianggap merugikan akan mulai dihindari. Meski tidak semua orang mengalaminya, kondisi ini sangat baik untuk intimasi.

  1. Seks bukan menjadi tujuan utama lagi

Seiring dengan bertambahnya usia, seks bukan lagi sesuatu yang diprioritaskan. Berbeda kalau masih berusia 20-30-an tahun. Seks masih menjadi sesuatu yang penting dan utama. Pasangan harus melakukannya paling tidak 1-2 kali dalam seminggu untuk menuntaskan hasrat dan menjaga keintiman.

Kalau sudah memasuki usia 40-an tahun ke atas, seks mungkin tetap dilakukan, tapi sesekali saja. Seks menjadi pelengkap kehidupan saja karena intimasi bisa didapatkan dari mana saja tanpa harus melakukan seks. Kadang memasak bersama atau membersihkan rumah berdua saja sudah mendekatkan pasangan.

  1. Wanita lebih aktif secara seksual seiring usianya bertambah

Beberapa pendapat mengatakan kalau wanita dengan usia sekitar 40 tahun ke atas memiliki kehidupan seks yang lebih baik dari usianya ketika 20-30-an tahun. Pernyataan tersebut ternyata ada benarnya juga. Wanita bisa mengalami kebaikan fungsi seksualnya di usia yang cukup dewasa karena cara pandangnya sudah berubah.

Saat berusia 20-an tahun, wanita selalu memikirkan masalah tubuhnya yang tidak indah atau sesuai dengan standar estetikanya. Akhirnya saat melakukan seks dengan pasangan mereka jadi tidak nyaman. Beberapa wanita bahkan meminta pasangan untuk mematikan lampu saat bercinta agar tidak melihat tubuhnya yang dianggap buruk itu.

Memasuki usia 40-an tahun, wanita akan mulai terbiasa dengan masalah body image. Mereka tidak peduli lagi dengan tubuhnya yang dianggap tidak indah lagi. Yang paling penting dari seks adalah kerja sama untuk mendapatkan kenikmatan bersama-sama.

Hal penting untuk meningkatkan intimasi

Intimasi dari pasangan akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Namun, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan agar intimasi tetap berjalan dengan baik.

  • Menjaga kesehatan tubuh dengan baik. Memiliki tubuh yang sehat akan membuat Anda bebas melakukan apa saja. Mau melakukan seks dengan pasangan secara intens juga tidak ada gangguan. Pria masih bisa ereksi dengan maksimal dan wanita masih memiliki gairah yang tinggi.
  • Menjaga komunikasi dengan pasangan dengan baik. Kalau Anda dan pasangan sama-sama bekerja sempat waktu sekitar 15-30 menit sebelum tidur untuk melakukan komunikasi dengan intens. Kalau Anda bisa rutin melakukannya, berbagai masalah bisa dihindari.
  • Sering melakukan banyak hal bersama-sama. Misal membantu pasangan untuk mencuci baju atau membantu pasangan untuk memasak. Hal-hal sederhana yang dilakukan terus-menerus akan membuat Anda dan pasangan menjadi lebih intim dari sebelumnya.
  • Sesekali melakukan kencan selayaknya anak muda. Misal menyaksikan film bersama atau makan malam romantis. Setelah menikah dan memiliki anak biasanya hal seperti ini jadi jarang dilakukan oleh pasangan.
  • Sesekali nakal untuk melakukan fantasi seks tidaklah masalah. Asal masih bisa dilakukan dan tidak berbahaya, pasangan bisa sering melakukannya agar kebosanan saat melakukan seks bisa sedikit diatasi.

Intimasi pasangan sering berubah seiring bertambahnya usia. Hal ini cukup wajar terjadi meski kita juga tidak bisa membiarkannya begitu saja. Agar intimasi pasangan tetap terjaga degan baik, kita harus lebih banyak menjalin komunikasi dan memiliki tubuh yang sehat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi