Tubuh manusia adalah ‘mesin’ yang sangat rumit! Sistem reproduksi wanita, khususnya, bukan hanya struktur yang rumit, juga fungsi organisme yang rumit. Terkadang, sistem reproduksi Anda tidak hanya menolak sperma pasangan Anda, bahkan bisa alergi terhadap air mani atau cairan semen pria. Aneh kedengarannya, namun kondisi seperti itu memang ada. Ini disebut alergi sperma.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang alergi sperma pada wanita, simak selengkapnya seperti melansir Mom Junction, berikut ini:
Komposisi Sperma
Sebelum belajar lebih banyak tentang alergi sperma, penting untuk memahami komposisi kimia pada sperma, yang mengandung beragam bahan kimia, yang meliputi:
- Asam sitrat
- Kalium
- Seng
- Asam amino bebas
- Enzim
- Fruktosa
- Prostaglandin
- Fosforilkolin
- Antigen Golongan Darah
- Asam askorbat
- Asam urat
- Sodium
- Nitrogen
- Asam laktat
- Kolesterol
- Protein
- Glikoprotein
- Klorin
- Kalsium
- Vitamin B12
Apa Itu Alergi Sperma?
Alergi sperma atau Hipersensitivitas Seminal Plasma atau alergi semen adalah kelainan langka yang terjadi beberapa wanita. Apalagi jika pasangan Anda menggunakan kondom, Anda tidak akan tahu bahwa Anda menderita kondisi tersebut. Alergi terjadi ketika cairan sperma bersentuhan langsung dengan tubuh Anda. Kelangkaan kelainan ini sering menyebabkan misdiagnosis dan gejala serupa dengan infeksi lainnya. Kelainan ini secara rutin salah didiagnosis sebagai: radang vagina, infeksi saluran kemih (ISK), herpes, penyakit menular seksual, infeksi ragi.
Penyebab Alergi Sperma
Hipersensitivitas Plasma Manusia Seminalis atau alergi sperma biasanya terjadi karena tubuh menunjukkan respons alergi terhadap protein atau bahan kimia tertentu yang ada dalam air mani pasangan Anda. Alergi pada cairan mani terjadi karena glikoprotein, yang disekresikan oleh kelenjar prostat.
Gejala Alergi Sperma
Meskipun gejala alergi sperma dilokalisasi, air mani mungkin menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, gejalanya mulai muncul sekitar sepuluh sampai dua puluh menit setelah tubuh bersentuhan dengan sperma setelah melakukan hubungan intim. Tanda-tanda alergi sperma tidak terbatas pada area vagina itu sendiri, tapi bisa juga terjadi pada bagian tubuh lainnya, dimana air mani bersentuhan. Beberapa gejala alergi sperma meliputi:
- Gatal kelamin
- gatal-gatal
- Terasa panas
- Sesak di dada
- Ketidaksadaran terjadi dalam kasus ekstrem yang mungkin terbukti berbahaya. Jika Anda merasa sedikit pingsan, segera hubungi dokter.
- Suara napas terdengar keras
- Pusing
- Pembengkakan
- Kesulitan bernapas
- Sakit saat kencing
- Kulit kering
- Anafilaksis —alergi berat
Mendiagnosis Alergi Sperma
Jika Anda merasa memiliki alergi sperma, atau Anda menunjukkan gejala apapun, Anda perlu berkonsultasi dengan ahli ginekolog Anda. Beberapa teknik yang mungkin digunakan ahli ginekolog Anda untuk membuktikan alergi sperma biasanya meliputi:
- Pengujian Intradermal
Dokter akan menggunakan teknik yang disebut tes intradermal untuk membuktikan alergi sperma. Biasanya, sebagian kecil sperma pasangan Anda disuntikkan di bawah kulit Anda untuk mengatahui alergi sperma atau tidak. - Penggunaan kondom
Cara termudah untuk menentukan apakah Anda menderita alergi sperma atau tidak? Jika gejala hipersensitivitas air mani tidak muncul setelah seks menggunakan kondom, maka Anda kemungkinan alergi terhadap sperma pasangan Anda. - Uji sperma terisolasi
Tes ini juga disebut tes suntik kulit. Dalam tes ini, ahli kesehatan akan menyuntikkan beberapa sperma yang terisolasi ke dalam tubuh wanita dan beberapa cairan mani. Jika wanita tersebut menderita alergi sperma, tubuhnya akan menunjukkan respons alergi yang kuat. Namun, tidak ada reaksi seperti itu yang terjadi setelah menyuntikkan sperma yang diisolasi.
Apakah Alergi Sperma Memengaruhi Kesuburan Wanita?
Hipersensitivitas terhadap air mani tidak menyebabkan infertilitas pada wanita. Tapi, jika sensitivitasnya terlalu tinggi maka dokter tidak akan merekomendasikan Anda untuk menjalani konsepsi alami melalui hubungan seksual. Dalam kasus tersebut, bantuan medis sangat dianjurkan.
Apa Efek Alergi Sperma?
Terlepas dari ketidaknyamanan fisik, alergi sperma juga mempengaruhi hubungan suami dan istri. Wanita biasanya menjauhkan diri dari keintiman karena masalah fisiologis. Ketiadaan keakraban semacam itu bisa menimbulkan dampak drastis terhadap hubungan dan pernikahan. Dengan demikian, Anda dan pasangan Anda harus saling berkomunikasi dan juga berkonsultasi dengan ahli atau psikolog untuk menghilangkan perbedaan tersebut.
Mengobati Alergi Sperma:
Jika Anda menderita alergi mani, maka dokter Anda akan menyarankan beberapa metode pengobatan ini:
Intravaginal seminal graded challenge
Dalam metode ini, dokter akan menyuntikkan sedikit air mani ke tubuh Anda pada interval waktu yang teratur. Pengobatan berlanjut selama beberapa jam. Metode pengobatan alergi sperma ini mirip dengan pengobatan racun lebah atau tawon dimana dosis kecil racun diberikan kepada pasien untuk membantu mengembangkan kekebalan terhadap racun. Tapi, untuk meningkatkan tingkat keberhasilan metode ini, dokter akan menyarankan agar Anda melakukan hubungan seksual secara teratur dengan pasangan Anda selama beberapa hari. Atau pasien kembali terpapar alergi air mani.
Intrauterine Insemination
Jika Anda sangat sensitif terhadap air mani dan tubuh Anda menunjukkan reaksi alergi yang kuat terhadapnya meskipun akan diobati, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan Intrauterine atau inseminasi buatan untuk hamil. Dalam metode ini, dokter akan menyuntikkan sperma terisolasi (sperma tanpa cairan mani) ke tubuh Anda pada saat ovulasi untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan.
Tujuan utama metode ini adalah untuk meningkatkan toleransi air mani dalam tubuh Anda untuk menghindari reaksi yang merugikan. Padahal, mekanisme pengobatan yang tepat masih belum jelas, namun para ahli kesehatan yakin bahwa secara teratur menyuntikkan sperma ke dalam tubuh menghasilkan antibodi terhadap protein mani. Namun, jangan coba metode ini tanpa bimbingan medis yang tepat, karena bisa menimbulkan konsekuensi yang mengancam jiwa.
Alergi sperma memang merupakan masalah yang canggung terhadap pasangan, Anda harus matang saat Anda menghadapi masalah sensitif semacam itu. Konsultasikan dengan ahli medis untuk strategi keluarga berencana dan bagaimana menghindari komplikasi.