Terbit: 20 April 2018 | Diperbarui: 3 November 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Keputihan yang berwarna hijau menandakan organ intim wanita mengalami infeksi yang yang disebabkan oleh banyak penyakit. Apa saja penyebab keputihan warna hijau. Simak lebih lanjut dalam ulasan di bawah ini.

6 Penyebab Keputihan Berwarna Hijau yang Menandakan Penyakit

Apa itu Keputihan Berwarna Hijau?

Keputihan berwarna hijau adalah kondisi yang tidak normal dan biasanya merupakan tanda infeksi yang memerlukan perhatian medis. Kondisi ini dapat mengindikasikan infeksi menular seksual (IMS), jenis infeksi bakteri lain, atau penyakit radang panggul (PID).

Keputihan berwarna hijau dapat terjadi seiring dengan perubahan ketebalan, konsistensi, dan bau keputihan. Ini dapat membantu dokter mendiagnosis masalahnya. Gejala infeksi lainnya termasuk nyeri perut atau panggul, gatal, demam, dan banyak lagi.

Penyebab Keputihan Berwarna Hijau

Infeksi menular seksual adalah penyebab paling umum dari keputihan, tetapi ada penyebab lainnya yang penting untuk Anda ketahui. Berikut ini adalah penyebab lain keputihan berwarna hijau, di antaranya:

1. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh parasit yang hidup di dalam vagina atau penis. Berhubungan intim tanpa menggunakan kondom dapat menyebabkan penularan penyakit tersebut.

Trikomoniasis dapat menyebabkan keluarnya cairan berwarna hijau yang mungkin berupa cairan kental, berbusa, atau bau busuk dan amis. Keputihan akibat penyakit ini juga bisa berwarna kuning atau putih. Gejala trikomoniasis lainnya meliputi:

  • Gatal, sensasi terbakar, perubahan warna, atau nyeri pada alat kelamin.
  • Buang air kecil yang menyakitkan.
  • Ketidaknyamanan saat berhubungan seks.

2. Klamidia

Klamidia adalah infeksi bakteri dan IMS yang paling sering terjadi, terutama di kalangan remaja. Penyakit ini juga bisa menular ke bayi saat melahirkan.

Klamidia sering kali tidak menunjukkan gejala. Bila menimbulkan gejala, Anda mungkin akan merasakan keputihan dengan ci-riri- yang bisa dikenali, termasuk keputihan berwarna hijau, (terkadang kuning atau putih), bau yang tajam. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah, meliputi:

  • Buang air kecil yang menyakitkan.
  • Ketidaknyamanan saat berhubungan seks.
  • Iritasi atau gatal di sekitar alat kelamin.
  • Jika infeksi menyebar, terjadi sakit perut bagian bawah, mual, atau demam.

Penggunaan kondom bisa membantu melindungi Anda terhadap penularan klamidia. Sedangkan perawatan untuk penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik, umumnya dalam bentuk pil.

Baca Juga: Keputihan: Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengobati

3. Gonorea

Gonore adalah IMS yang disebabkan oleh bakteri. Ini dapat dicegah dengan penggunaan kondom. Jika Anda sedang hamil dan menderita gonore, kemungkinan dapat menyebarkan infeksi tersebut ke bayi Anda.

Infeksi gonore dapat menyebabkan keputihan bertekstur tebal, hijau atau kuning, lebih berat dari biasanya. Gejala lain mungkin termasuk:

  • Buang air kecil yang menyakitkan.
  • Pendarahan vagina antarperiode menstruasi.
  • Jika tidak diobati, PID dapat menyebabkan nyeri panggul kronis dan infertilitas.
  • Infeksi darah (infeksi gonokokal diseminata) yang tidak diobati dapat menyebabkan radang sendi, infeksi sendi, dan dermatitis (infeksi kulit).

Banyak penderita gonore tidak menunjukkan gejala apa pun. Oleh karena itu, agar wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun melakukan pemeriksaan setiap tahun.

4. Vaginosis Bakterial

Vaginosis bakterial adalah pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri yang salah pada vagina. Kondisi ini dapat mengubah keseimbangan bakteri normal di dalam vagina.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab vaginosis bakterial. Namun, penyakit ini lebih sering terjadi pada orang yang aktif secara seksual. Ini juga meningkatkan risiko tertular IMS.

Vaginosis bakterial dapat menyebabkan keluarnya cairan berwarna hijau (terkadan abu-abu atau putih pucat), cairan tipis seperti susu, dan berbau tidak sedap. Gejala lainnya meliputi:

  • Nyeri vagina, gatal, atau sensasi terbakar.
  • Gatal di sekitar lubang vagina.
  • Buang air kecil yang menyakitkan.
  • Bau amis yang lebih kuat setelah berhubungan intim.

Baca Juga: Infeksi Menular Seksual (IMS): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

5. Penyakit Radang Panggul (PID)

PID sering kali disebabkan oleh IMS seperti gonore, klamidia, atau bakteri lain yang tidak diobati. PID adalah infeksi pada organ reproduksi wanita. Selain IMS, penyakit ini juga bisa disebabkan oleh bakteri normal vagina yang berpindah ke organ reproduksi.

PID dapat menyebabkan keputihan berwarna hijau atau kuning dan berbau busuk. Namun, tidak semua orang memiliki gejala PID. Adapun gejala yang muncul dapat berupa nyeri tumpul dan nyeri tekan di perut bagian bawah.

Periode menstruasi ekstra panjang, bercak, atau kram sepanjang bulan.

  • Demam.
  • Mual, diare, dan muntah.
  • Nyeri saat berhubungan seks.
  • Nyeri punggung bawah.
  • Buang air kecil yang menyakitkan.

6. Benda Asing di Vagina

Jika terdapat benda asing tertinggal di dalam vagina, kemungkinan tubuh mengeluarkan cairan sebagai reaksi terhadapnya. Masalah ini jarang terjadi dan lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja daripada orang dewasa.

Benda asing yang umum tertinggal dalam vagina meliputi:

  • Tampon tertinggal selama beberapa hari.
  • Bagian kondom yang rusak tertinggal.
  • Kondom yang lepas di dalam vagina.
  • Potongan tisu toilet atau serat pakaian, terutama pada anak-anak.
  • Benda-benda dimasukkan untuk kenikmatan seksual (masturbasi).
  • Benda-benda disisipkan sebagai bagian dari eksplorasi diri anak-anak.

Sementara keputihan yang disebabkan oleh benda asing termasuk berikut:

  • Kuning kehijauan, kuning, cokelat, atau merah muda (karena darah).
  • Berbau busuk.

Itulah ulasan tentang berbagai penyebab keputihan berwarna hijau. Dengan mengetahui penyebabnya dapat membantu memudahkan Anda dan dokter dalam mengatasi kondisi ini. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Aswell, Sarah dan Adrienne S. 2023. The Ultimate Vaginal Discharge Color Guide. https://www.healthline.com/health/vaginal-discharge-color-guide (Diakses pada 2 November 2023)
  2. Lowe, Robynn. 2022. Green Vaginal Discharge: Causes, Treatments, and Prevention. https://khealth.com/learn/vaginal-discharge/green/ (Diakses pada 2 November 2023)
  3. Prat, Elizabeth. 2023. What Causes Green Vaginal Discharge?. https://www.verywellhealth.com/green-vaginal-discharge-5206005 (Diakses pada 2 November 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi