DokterSehat.Com – Masa remaja adalah masa dimana orang memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi, khususnya dalam hal perilaku dengan lawan jenis. Sayangnya, rasa penasaran ini bisa berimbas pada hubungan seks yang beresiko, khususnya yang banyak terjadi pada remaja di Negara-negara Barat, khususnya di Amerika Serikat. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari College of Human Enviromental dan juga Gillings School of Public Health, University of California menyebutkan jika ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko kecenderungan melakukan hubungan seks yang beresiko, salah satunya adalah karena warna kulit.
Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan sekitar 7 ribu remaja di Amerika Serikat ini menyebutkan jika remaja dengan warna kulit putih cenderung memiliki resiko lebih rendah terkena penyakit menular seksual dan cenderung memiliki pandangan yang lebih positif akan pernikahan dan cenderung menghindari hubungan seks yang beresiko. Hal yang berkebalikan justru terjadi pada remaja kulit berwarna yang justru cenderung lebih mudah untuk terlibat dalam hubungan seks beresiko.
Pakar kesehatan yang terlibat dalam penelitian ini, dr. Antoinette Landor, menyebutkan jika penelitian ini bisa membantu pakar kesehatan untuk memfokuskan pendidikan seks yang aman dan tidak beresiko pada remaja di Amerika Serikat. Beliau menyebutkan jika target pendidikan seks yang aman ini bisa berhasil dilakukan, maka diharapkan angka kehamilan yang tidak diinginkan atau penularan penyakit menular yang bisa memicu masalah kesehatan yang serius bisa semakin ditekan.
Ada faktor menarik yang menyebabkan remaja dari kulit berwarna di Amerika Serikat untuk lebih mudah terlibat dalam hubungan seks beresiko, yakni kegemaran mereka untuk menggemari musik rap. Berbeda dengan musik rap jaman dahulu yang cenderung mengungkapkan perjuangan hidup atau idealisme, musik rap jaman sekarang kini kerap mengandung pesan eksplisit tentang hubungan seksual yang tidak aman dan beresiko.