Terbit: 22 October 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Seks memang memberikan rasa nikmat pada pasangan. Namun, rasa nikmat ini juga bisa jadi pisau bermata dua. Pasalnya beberapa orang jadi ketagihan dengan seks secara berlebihan dan menjadi maniak. Kalau sudah sampai menjadi maniak, seks akan jadi obsesi sehingga kemungkinan terjadi konflik dengan pasangan akan tinggi.

Apakah Maniak Seks Bisa Disembuhkan?

Kalau seseorang sudah terlanjur menjadi maniak seks, apakah bisa diatasi dengan mudah? Atau malah susah disembuhkan karena beberapa maniak seks sering tidak merasa dan menganggap dirinya normal saja. Nah, kira-kira apa yang harus dilakukan oleh pasangan kalau memiliki suami atau istri yang mengalami maniak seks?

Memberi tahu pasangan tentang maniak seks

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, terkadang seorang maniak seks tidak menyadari dirinya memiliki abnormalitas ini. Nah, kalau pasangan ingin memberi tahunya, apa yang harus dilakukan?

  • Bicarakan masalah keluhan yang dirasakan saat bercinta. Kalau seks dilakukan setiap hari tentu akan ada banyak gangguan pada vagina. Gangguan ini berupa rasa sakit, robek, atau malah infeksi. Pada penis, lecet hingga patah bisa saja terjadi. Bicarakan keluhan ini sehingga seks harus ditunda.
  • Tanyakan alasan mengapa sering meminta melakukan seks.
  • Jangan merasa sungkan kalau memang ingin menolaknya. Kalau Anda membiarkannya, mereka akan menganggap seks berlebihan adalah hal yang wajar.
  • Bicarakan secara langsung atau to the point. Memang akan sedikit memberikan dampak pada hubungan. Namun, cara ini cukup bisa diandalkan sehingga Anda tidak butuh waktu lama untuk memberi tahu mereka.
  • Bicarakan masalah keburukan maniak seks secara langsung.
  • Jangan menyalahkan pasangan karena memiliki kondisi maniak seks. Anggap hal ini sebagai masalah bersama yang harus diselesaikan bersama-sama pula.

Tanda maniak seks

Agar Anda tahu maniak seks itu seperti apa, tidak ada salahnya untuk mengetahui apa saja tanda-tanda yang kerap diabaikan.

  • Sering menutupi kebiasaannya yang berhubungan dengan pornografi. Misal kebiasaan menyaksikan video pornografi secara berlebihan. Kebiasaan ini harus ditutupi sehingga dari luar akan terlihat tidak ada masalah.
  • Selalu terobsesi melakukan seks secara berlebihan. Mereka yang sudah menikah pun kerap mencari pelampiasan lain dengan melakukan seks bersama orang lain setiap saat dan selalu berganti-ganti.
  • Aktivitas seks yang dilakukan dengan cukup sering sampai mengganggu aktivitas hariannya. Misal seks saat pagi atau seks semalam suntuk hingga sering telat atau malah sering mengantuk.
  • Susah mengendalikan kebiasaan seks yang dilakukan. Pasangan mungkin akan bisa menahan melakukan seks vaginal, tapi mereka akan susah untuk tidak melakukan masturbasi.
  • Merasa menyesal atau depresi setelah melakukan seks dan mendapatkan orgasme. Rasa ini akan terus muncul berkali-kali.
  • Melakukan pelecehan seksual. Pelecehan seksual ini bisa jadi dalam bentuk pemerkosaan atau sekadar melakukan pelecehan dengan cara memegang bagian tubuh tertentu.

Cara mengatasi maniak seks

Mengatasi kondisi maniak seks ini memang tidak mudah. Namun, ada dua cara untuk mengatasinya secara perlahan-lahan.

  1. Menggunakan obat tertentu

Pada kondisi tertentu, seorang maniak seks membutuhkan obat anti cemas dan obat anti depresan. Obat ini akan membantu mengendalikan emosi yang berlebihan dan susah sekali dikendalikan. Penggunaan obat ini harus sesuai resep dari dokter. Saat mengonsumsi obat, usahakan untuk mengedukasi juga agar efeknya maksimal.

  1. Psikoterapi

Psikoterapi dilakukan untuk memberikan kesadaran pada mereka yang mengalami maniak seks. Kesadaran yang diberikan itu dalam bentuk kondisi aktual, efek samping, definisi kepuasan, dan cara melakukan pengendalian diri. Dengan cara ini, seorang maniak seks akan berusaha mengubah dirinya dari dalam dan bantuan dari pasangan.

Jadi, apakah seorang maniak seks bisa diobati? Jawabannya adalah bisa, tapi tidak bisa instan dan butuh dukungan dari orang sekitar dan diri sendiri.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi