Terbit: 28 December 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Cukup larisnya buku dan novel berjudul Fifty Shades of Grey dalam beberapa waktu yang lalu membuat banyak orang tahu bahwa ada cukup banyak pasangan yang menyukai seks yang dilakukan dengan kasar atau bahkan hardcore. Pakar kesehatan menyebutkan jika hubungan seks yang kasar ini bisa meliputi gaya BDSM atau bondage, discipline, sado-masochism atau yang bisa dijelaskan sebagai adanya pengikatan, dominasi, atau bahkan penyiksaan. Meskipun terlihat menyakitkan, sebenarnya apa yang membuat banyak orang tertarik dengan hubungan intim yang kasar ini?

Mengapa Ada Orang yang Menyukai Hubungan Intim yang Kasar

Pakar kesehatan menyebutkan jika memang ada sebagian orang yang menyukai gaya seks yang cenderung liar dan kasar. Gaya ini bahkan disebut-sebut sudah dikenal sejak jaman 400 SM masehi dimana kitab seks kuno Kama Sutra bahkan menyebut adanya gaya seks ini. Pakar kesehatan seksual bernama Nicole Prause Ph.D, menyebutkan jika saat berhubungan intim, pasangan bisa saja melakukan cakaran, cambukan, gigitan, ikatan, atau bahkan mengiris kulit dengan pisau. Karena terlihat ekstrim, sebagian orang menganggap hal ini sebagai sebuah kelainan.

Menurut Prause, dengan melakukan gaya kasar, banyak orang justru mendapatkan sensasi dan kepuasan tersendiri saat berhubungan intim. Sebagai contoh, setelah ditampar atau digigit, detak jantung dan tekanan darah bisa meningkat dan bagi otak, hal ini ternyata bisa dianggap sebagai salah satu sensasi kesenangan seksual. Prause bahkan menyebutkan jika bagian matriks nyeri pada otak terkadang merespons rasa nyeri akibat gaya seks yang kasar ini dengan tumpang tinding dengan rangsangan seksual saat berhubungan intim sehingga membuat seks terasa hebat.

Asalkan dilakukan dengan tanpa paksaan, gaya seks yang kasar yang penuh dengan spontanitas ini biasanya akan membuat kepuasan seksual pasangan meningkat. Karena alasan inilah banyak pasangan yang menyukai hubungan intim dengan kasar. Hanya saja, andai anda ingin mencobanya, anda tentu harus berkomunikasi dahulu dengan pasangan karena andai tidak, bisa jadi pasangan anda tidak menyukainya dan justru mengalami trauma.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi