Terbit: 21 April 2019 | Diperbarui: 4 December 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Bila Anda merasa sedih dan menangis setelah berhubungan intim atas dasar suka sama suka, mungkin Anda mengalami postcoital dysphoria. Lebih lanjut simak penyebab hingga cara mengatasinya dalam ulasan di bawah ini.

Postcoital Dysphoria, Menangis setelah Berhubungan Intim

Apa itu Postcoital Dysphoria?

Postcoital dysphoria (PCD) adalah kondisi di mana seseorang merasakan sedih, cemas atau gampang tersinggung setelah melakukan hubungan intim yang diinginkan.

PCD merupakan kondisi yang relatif umum terjadi. Sebuah penelitian di tahun 2015 meninjau sekitar 233 siswi dan menemukan bahwa 46% dari mereka mengalami PCD setidaknya sekali. Selain itu, sekitar 5% melaporkan merasakan gejala PCD beberapa kali dalam empat minggu sebelumnya.

Namun, pria juga bisa mengalaminya berdasarkan penelitian di tahun 2018. Ada sekitar 41 persen responden pria dalam penelitian mengalami PCD dan 4 persen di antaranya mengalami kondisi ini secara reguler.

PCD bisa terjadi karena beberapa penyebab mulai dari sebab positif atau negatif. Efeknya sama pada tubuh seperti menangis dan kehilangan kendali.

Penyebab Menangis setelah Seks Adalah Hal yang Normal

Ada beberapa faktor yang menyebabkan wanita maupun pria merasa sedih atau cemas  setelah melakukan hubungan seks atas dasar suka sama suka. Berikut ini beberapa penyebab seseorang mengalami postcoital dysphoria setelah berhubungan seks, antara lain:

1. Merasa Bahagia

Seks bukan hanya aktivitas fisik dengan mempertemukan dua kemaluan saja. Lebih dari itu, seks juga merupakan aktivitas mental yang dilakukan oleh dua pasangan yang sama-sama saling mencintai. Setelah seks selesai dilakukan dan mendapatkan orgasme, pasangan akan merasa bahagia hingga akhirnya menangis.

Tidak semua orang menangis tersedu-sedu dan mengeluarkan banyak air mata. Namun, ada juga yang merasa bahagia seperti tidak bisa diungkapkan tanpa menangis. Menangis adalah respons tubuh pada kondisi bahagia yang tidak pernah dirasakan sehingga beberapa orang tidak bisa menahannya.

2. Merasa Puas dengan Fantasi dan Respons Tubuh

Beberapa orang memiliki fantasi seksual yang bermacam-macam. Ada yang ingin melakukan seks dengan pasangan memakai gaya tertentu atau melakukan seks di lokasi tertentu. Fantasi seperti ini akan menyebabkan seseorang merasa puas dan bila tidak bisa menahan perasaan yang membuncah, kemungkinan besar akan menangis.

Selain karena fantasi, respons tubuh yang hebat pada seseorang akan menyebabkan mereka menangis. Maksud respons tubuh ini adalah orgasme yang hebat atau orgasme yang terjadi berkali-kali. Kalau Anda jarang mengalaminya, kemungkinan besar akan memberikan perasaan yang sangat besar.

3. Merasa Bersalah

Beberapa orang juga bisa menangis karena merasa bersalah setelah melakukan seks. Misal Anda dan pasangan melakukan seks di tempat yang salah atau belum berada di dalam ikatan pernikahan.

Rasa bersalah akibat tekanan diri sendiri, sosial, atau keyakinan juga bisa menyebabkan seseorang menangis setelah berhubungan seks.

4. Kesulitan dengan Seks

Tidak sedikit pasangan memiliki perasaan sulit dalam melakukan hubungan seks. Masalah ini dapat membuat pasangan seks merasa kesal atau kewalahan setelah berhubungan seks, meskipun menikmatinya. Selain itu pasangan seks mungkin mengalami perasaan berikut:

  • Merasa bersalah atau malu berhubungan seks.
  • Khawatir tentang performa seksual.
  • Memiliki penampilan tubuh yang negatif.
  • Merasa cemas saat bersama pasangan baru.

Selain itu, jika mengalami kelainan seksual, kemungkinan Anda merasa kewalahan atau cemas terhadap seks.

5. Nyeri yang Berlebihan

Seks tidak hanya menghasilkan perasaan nikmat dan kepuasan pada seseorang. Seks juga menyebabkan perasaan tidak nyaman. Perasaan tidak nyaman ini menyebabkan wanita atau pria merasa tidak tahan dan akhirnya menangis.

Wanita bisa merasakan sakit di vagina hingga berdarah. Pria juga merasa tidak tahan karena penisnya terasa sakit atau ada masalah seksual lain seperti kanker prostat.

Baca Juga: 8 Tips Berhubungan Seks yang Aman, Tidak Hamil dan Tertular Penyakit

6. Takut Melakukan Seks

Setiap orang memiliki ketakutannya sendiri-sendiri terhadap seks. Ada yang takut seks karena merasa tidak nyaman. Ada yang takut karena merasa tidak mampu melakukan seks. Pria biasanya mengalami hal ini apalagi kalau mereka mengalami gangguan pada penis seperti impotensi.

7. Trauma dengan Seks

Apabila ada kejadian di masa lalu yang menyebabkan seseorang jadi trauma, seks akan menjadi mengerikan. Misal di masa lalu seseorang mengalami pelecehan seksual atau sejenisnya. Bila melakukan hubungan seks, trauma dan bayangan masa lalu mungkin akan muncul kembali.

8. Kebencian

Jika seseorang memiliki riwayat pelecehan seksual, Anda mungkin lebih kesal pada seks atau pengalaman seks lainnya. Anda mungkin akan merasa tidak memiliki kendali penuh terhadap seks yang dapat menyebabkan kecemasan.

9. Hormon

Seks dapat menyebabkan tubuh menghasilkan banyak hormon, terutama oksitosin dan dopamin. Orgasme juga memicu tubuh melepaskan hormon, termasuk prolaktin.

Peningkatan kadar hormon selama dan setelah berhubungan seks dapat memengaruhi suasana hati (mood), sehingga membuat seseorang merasa sedih atau cemas setelah berhubungan seks.

10. Depresi setelah Melahirkan

Ketidakseimbangan hormonal dapat menyebabkan depresi setelah melahirkan atau disebut depresi postpartum. Depresi setelah melahirkan adalah depresi yang terjadi segera setelah melahirkan.

Wanita yang depresi setelah melahirkan juga lebih mungkin mengalami PCD, kemungkinan besar karena peningkatan sensitivitas terhadap estrogen. Depresi dapat membuat wanita merasa sedih bahkan setelah berhubungan seks.

Baca Juga: 8 Cara Efektif Mengatasi Vagina Sakit saat Berhubungan Intim

Cara Merespons Kondisi Menangis setelah Bercinta

Menangis setelah berhubungan seks bisa terjadi pada siapa saja termasuk Anda atau pasangan. Respons yang diberikan pada diri sendiri dan pasangan saat menangis juga berbeda-beda.

Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk merespons diri Anda atau pasangan yang mengalami PCD, meliputi:

1. Bersikap Terbuka

Kalau Anda menangis setelah melakukan seks dengan pasangan, tanyakan pada diri sendiri apa saja yang terjadi. Apakah kondisi menangis ini disebabkan oleh pasangan, misal melakukan seks terlalu kasar dan terlalu bersemangat. Atau ada hal lain yang mungkin agak susah untuk dijelaskan.

Bila setiap melakukan seks dengan pasangan sering mengalami PCD, coba pertimbangkan untuk melakukan perbincangan serius dengan pasangan untuk membahas seks.

Ungkapkan ketakutan atau keresahan yang Anda miliki agar pasangan mengerti dan mau berusaha untuk melakukan seks dengan baik. Hentikan seks terlebih dahulu selama beberapa saat hingga tubuh menjadi lebih nyaman dan tidak merasa tertekan.

2. Tanyakan Hal yang Membuat Pasangan Menangis

Apabila yang menangis dan merasa tidak nyaman setelah seks adalah pasangan, cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan bertanya. Tanyakan apa yang terjadi, apakah seks berjalan tidak menyenangkan atau penuh tekanan. Tanyakan semua hal itu dengan baik agar pasangan merasa diperhatikan dan tidak dianggap sebagai objek seks semata.

Jika pasangan merasa belum nyaman untuk melakukan seks, jangan memaksakan diri untuk melakukannya. Mungkin pasangan tetap bisa melakukannya, tapi dengan setengah hati dan tidak menikmatinya. Selalu dampingi pasangan kalau mereka ada kesulitan dan membutuhkan bantuan.

3. Meminta Jeda Sejenak

Jika Anda merasakan ketidaknyaman membuka diri dan berbagi dengan pasangan, Anda juga boleh meluangkan waktu untuk mengatasi perasaan diri Anda sendiri.

Banyak orang menyadari bahwa PCD berangsur menghilang setelah beberapa menit, misalnya beranjak sejenak dari ranjang untuk ke kamar mandi mungkin cukup untuk mengatasi perasaan sedih atau cemas.

4. Melakukan Pelampiasan Emosi yang Sehat

Berhubungan seks dapat melepaskan aliran bahan kimia, endorfin, dan neurotransmiter berbeda yang diketahui berdampak pada suasana hati.

Oleh sebab itu, lampiaskan emosi dengan melakukan sesuatu yang mungkin menyenangkan untuk Anda, misalnya menulis jurnal, membuka diri kepada orang yang Anda percayai, atau latihan fisik.

5. Temukan Rutinitas setelah Seks yang Menenangkan

Guna membantu meringankan sebagian perasaan sedih dan cemas setelah berhubungan seks, carilah rutinitas atau kebiasaan yang bisa membuat Anda senang dan tenang setelah seks.

Kebiasaan yang mungkin membuat Anda senang misalnya berpelukan yang membuat anda merasa dekat dengan pasangan.

Berpelukan diketahui dapat merangsang pelepasan bahan kimia yang membuat seseorang merasa nyaman seperti hormon oksitosin yang membantu orang merasa dekat dan terhubung, terutama dengan orang tersayang.

6. Menenangkan Diri Sendiri

Postcoital dysphoria sering terjadi dan tidak selalu menimbulkan kekhawatiran. Namun, jika gejala PCD Anda terasa mengganggu atau sering terjadi, ada beberapa cara untuk mengatasi gejala tersebut.

Jika Anda merasa sedih atau cemas setelah berhubungan seks, Anda bisa mencoba menenangkan diri dengan:

  • Mencoba teknik relaksasi
  • Mandi air hangat.
  • Melakukan latihan pernapasan dalam.
  • Melakukan sesuatu yang menyenangkan, seperti menonton film.
  • Berkomunikasi dengan pasangan, misalnya beri tahu dia jika Anda ingin berpelukan atau sakran berbincang.

Dalam jangka panjang, berbicara dengan terapis mungkin bisa membantu. Anda bisa mengikuti konseling individu atau konseling bersama pasangan.

Jika stres dapat menyebabkan Anda merasa cemas atau sedih setelah berhubungan seks, cobalah lakukan teknik relaksasi yang efektif dan metode untuk mengatasi stres.

Nah, itulah ulasan tentang postcoital dysphoria, mulai dari definisi, penyebab dan cara mengatasinya. Bila Anda sudah mencoba cara dan tips di atas untuk mengatasi PCD tetapi tidak efektif, mungkin sebaiknya Anda segera menghubungi dokter spesialis kejiwaan atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2023. What to Know About Postcoital Dysphoria. https://www.webmd.com/sex/what-to-know-postcoital-dysphoria (Diakses pada 4 Desember 2023)
  2. Ferguson, Sian. 2022. What is Postcoital Dysphoria?. https://psychcentral.com/sex/feeling-sad-after-sex-postcoital-dysphoria-symptoms (Diakses pada 4 Desember 2023)
  3. Shafir, Hailey. 2023. Postcoital Dysphoria: Symptoms, Causes, & Treatment. https://www.choosingtherapy.com/postcoital-dysphoria/ (Diakses pada 4 Desember 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi