DokterSehat.Com – Tidak bisa dimungkiri lagi kalau pornografi menyebabkan cukup banyak masalah pada banyak orang. Selain bisa memicu tindakan asusila, pornografi juga bisa memicu gangguan fungsi seksual pada seseorang. Sayangnya, peredaran pornografi saat ini mudah diakses oleh anak-anak, bahkan mereka yang masih di bawah umur.
Tips membicarakan pornografi pada anak
Salah satu kesalahan yang sering sekali dilakukan orang tua adalah mereka tidak memperkenalkan pendidikan seks dan hal di sekelilingnya termasuk pornografi dengan baik. Dampaknya, anak-anak jadi ingin mencari tahu sendiri dan melakukan kesalahan. Daripada anak melakukan kesalahan, simak tips di bawah ini.
-
Tahu kapan harus membahas masalah pornografi
Membicarakan seks saja sudah membuat orang tua kebingungan, apalagi haru membicarakan masalah pornografi. Orang tua harus memilih kata-kata yang tepat dan anak bisa memahaminya dengan baik. Kalau sudah mendapatkan kata-kata yang tepat, Anda harus membuat batasan kapan saja harus membicarakannya.
Misal hanya membicarakan masalah ini di rumah saja dan kalau menemukan hal baru harus dibicarakan dahulu dengan orang tua. Disadari atau tidak, kadang anak sudah mengetahui hal-hal terkait pornografi di luaran sana. Kadang tahu dari teman sebayannya atau orang yang lebih dewasa dari pembicaraan yang dilakukan.
-
Membicarakannya sejak dini
Beberapa orang tua menganggap kalau masalah seks dan pornografi baru bisa dibicarakan saat anak sudah dewasa atau masa pubernya sudah usai. Sayangnya usia 13-14 tahun bukanlah usia yang tepat. Anak bisa saja mendapatkan informasi terkait pornografi lebih cepat dari orang lain. Beberapa ahli menyarankan untuk memulainya 4-5 tahun lebih awal.
Misal pada usia 10 tahun anak sudah diberi edukasi atau hal-hal dasar terkait dengan pornografi. Selanjutnya, biarkan anak mencernanya sendiri. Oh ya, saat membicarakan pornografi, Anda tidak harus memperlihatkan seperti apa hal itu. Kalau Anda sudah paham, cukup tekankan apa yang tidak boleh dilakukan atau ditiru, termasuk masturbasi kalau anak sudah memahaminya.
-
Membicarakannya dengan santai
Anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Namun, mereka cenderung malas membicarakan banyak hal dengan baik kalau orang tua terkesan menggurui. Apalagi orang tua memberikan ancaman yang justru membuat anak jadi takut. Jadi, bicarakan dengan santai dan tidak terkesan menggurui.
-
Biarkan mereka bertanya
Kalau anak memiliki pertanyaan terkait pornografi, ada baiknya biarkan mereka untuk melakukannya. Biasanya anak mengetahui hal-hal terkait pornografi di luaran sana. Karena masih belum paham, mereka akan bertanya. Jawab pertanyaan anak sembari mengarahkan mereka. Misal anak bertanya tentang posisi seks, jelaskan dengan baik dan beri pesan untuk tidak melakukannya.
-
Membicarakan konteks dengan jelas
Membicarakan masalah seks dan pornografi memang tidak mudah, apalagi pada anak-anak. Meski demikian, kita tetap disarankan melakukannya secara bertahap. Tahap akhir dari pembicaraan itu adalah membahas konteks dengan baik. Maksud dari konteks ini bisa dalam bentuk konsensus. Misal kalau ingin berhubungan seks harus sesuai dengan persetujuan dua belah pihak.
Selanjutnya juga dalam bentuk keamanan. Misal menggunakan kondom karena penting untuk mencegah kehamilan dan penurunan penyakit seks. Karena kita berada di Indonesia, seks pranikah diharapkan untuk ditunda saja karena bisa menimbulkan masalah pada diri sendiri atau pasangan. Katakan juga kalau pornografi bisa memicu pemerkosaan, seks tanpa konsensus, dan hal lainnya.
-
Memberikan bahan bacaan
Terkadang apa yang kita bicarakan sedikit tidak dipahami oleh anak. Mereka juga kadang masih tidak nyaman harus membicarakannya dengan orang tua. Agar anak tidak salah mendapatkan informasi, Anda bisa memberikan buku atau bahan bacaan yang akan membuat anak lebih paham tentang tubuhnya, konsensus, hingga aktivitas seksual yang sehat.
Membicarakan masalah pornografi tidak harus dilakukan dengan membuat anak melihat pornografi secara langsung. Namun, mereka harus memahami dasarnya dengan baik dan beberapa larangan yang harus dipatuhi. Ke depannya kalau anak sudah dewasa dan ada akses ke pornografi, mereka akan bisa bersikap dengan baik dan tidak merugikan dirinya dan orang lain.
Dampak pornografi pada anak
Disadari atau tidak, pornografi memberikan banyak masalah pada anak-anak kalau mereka mencari tahu sendiri. Berikut beberapa hal yang mungkin saja terjadi dan wajib kita cegah.
- Kemungkinan anak-anak ingin meniru adegan yang ada di dalam tayangan pornografi atau gambar. Kalau anak tidak dijelaskan seperti apa seks yang aman serta konsekuensinya, mereka akan ingin mencoba dan tidak memiliki benteng diri untuk menahan dirinya.
- Anak jadi kecanduan dengan pornografi. Disadari atau tidak, kalau anak sudah terbiasa dengan pornografi dan merasa dirinya nyaman, kemungkinan terjadi ketagihan akan besar. Kalau anak sampai mengalami ketagihan, mereka akan sulit sekali untuk belajar, konsentrasi, dan melakukan hal bermanfaat lainnya.
- Terjadi seks bebas dan kehamilan yang tidak diinginkan terjadi. Tidak bisa ditampik lagi kalau kasus hamil mudah di luar nikah banyak terjadi di luar sana. Penyebabnya adalah anak yang tidak tahu risiko seks bebas atau pranikah. Selain itu anak juga terlalu banyak mengetahui hal-hal terkait seks secara teknis.
- Tidak semua anak bisa menerima pornografi yang mereka saksikan dengan baik atau menganggapnya biasa. Beberapa anak bahkan merasa trauma melihat hal itu terlalu cepat.
inilah beberapa ulasan tentang pornografi yang harus Anda bahas dengan anak. Zaman sekarang, lebih baik anak mendapatkan informasi dari orang tua secara langsung. Daripada anak cari tahu sendiri dan membuat mereka jadi ingin mencoba dan tidak tahu konsekuensinya. Apalagi di sekolah, pendidikan seks belum banyak diberikan.