Terbit: 14 November 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Anda mungkin pernah mendengar aktivitas seksual yang dilakukan secara sado-masokis. Perilaku sado-masokis ini ternyata bisa dikatakan sebagai kelainan. Pasalnya, seseorang yang memiliki kelainan sado atau sadisme akan merasa puas kalau melakukan seks dengan dibumbui kekerasan baik secara fisik atau mental.

Apakah Masokis Merupakan Gangguan Seksual yang Berbahaya?

Sebaliknya, seseorang yang mengalami gangguan masokisme akan merasa puas kalau disakiti saat berhubungan seks. Bahkan rasa sakit yang diterima dari pukulan atau mungkin hinaan bisa membuat seseorang mengalami orgasme.

Nah, kalau Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang kelainan seksual ini khususnya masokis, simak ulasan di bawah ini.

Risiko melakukan seks dengan konsep sado-masokis

Melakukan seks dengan cara sado-masokis mungkin dianggap biasanya bagi beberapa orang. Bahkan, meski mereka tidak memiliki pasangan resmi yang mau melakukannya, seseorang akan mencarinya di laur. Hasrat yang berlebih dan tidak bisa ditahan lagi membuat mereka mencari orang yang mau melakukan seks dengan kekerasan.

Biasanya orang yang memiliki kelainan masokis akan suka kalau tubuhnya diikat, disakiti dengan cara dipecut, dicekik, hingga ditetesi dengan lilin yang panas. Saat menerima perlakukan ini mereka akan merasakan sakit yang besar. Namun, rasa sakit ini sering diabaikan begitu saja karena berubah menjadi kepuasan.

Melakukan seks dengan cara ini bisa berisiko sebabkan cacat pada fisik kalau sampai dipukul, dicambuk, atau disakiti dengan benda lainnya. Selain itu, kalau sampai dicekik dengan kuat, ada kemungkinan terjadi kematian.

Cara mengatasi kelainan masokis pada seseorang

Hingga sekarang dokter belum tahu kenapa kondisi masokis ini bisa muncul pada seseorang. Riwayat kekerasan di masa lalu juga tidak pernah dialaminya. Meski tidak diketahui penyebabnya bukan berarti tidak bisa diatasi. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.

  1. Psikoterapi

Salah satu alasan mengapa seorang pelaku masokisme tetap melakukan apa yang menjadi kesukaannya adalah dia merasa benar. Apa yang dilakukan dianggap sudah sesuai dengan keinginan dan tidak mengganggu orang lain. Akhirnya alih-alih menghentikannya, tindakan ini tetap dilakukan beruang-ulang.

Pada terpai atau metode psikoterapi ini, pelaku masokisme akan diberi kesadaran kalau melakukan seks dengan menerima kesalahan bukanlah hal yang benar. Selain itu, ada juga efek samping yang juga bisa menyebabkan kematian.

  1. Mengonsumsi obat antidepresan

Obat antidepresan diberikan kepada pelaku masokisme karena mereka sudah susah untuk mengontrol dirinya. Obat akan menyebabkan penurunan testosteron di dalam tubuh. Penurunan ini akan membuat intensitas ereksi dan dorongan seksual yang menyebabkan mereka mau menerima rasa sakit bisa mereka. Obat ini bisa digunakan oleh pria dan wanita.

  1. Terapi kognitif

Terapi kognitif ini dilakukan untuk memberikan kesadaran dan meningkatkan kemampuan berpikir khususnya yang berhubungan dengan seks. Dengan melakukan terapi ini, seseorang akan tahu bagaimana harus mengendalikan diri agar tidak selalu memiliki keinginan untuk terus disakiti saat melakukan seks.

Oh ya, terapi ini tidak hanya untuk mereka yang memiliki sifat masokis saja, tapi juga sadisme yang merupakan kebalikannya.

  1. Terapi psikodinamik

Terapi jenis ini dilakukan untuk menggali apa saja yang terjadi di masa lalu. Biasanya kejadian yang paling terkenang dan memicu pembentukan sifat masokis menjadi lebih besar dan akhirnya susah dikendalikan. Setelah mengetahui penyebabnya, cara penanganan yang tepat bisa dilakukan termasuk dengan obat atau jenis terpai lain yang telah disebutkan sebelumnya.

Demikianlah ulasan tentang kelainan masokis yang bisa dialami oleh pria dan juga wanita. Menurut Anda kelainan seperti ini wajar atau tidak? Lalu apakah penyembuhan harus dilakukan kalau kondisi ini merupakan fetish atau ketertarikan khusus dari seseorang?


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi