Terbit: 21 September 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Di Indonesia, sunat merupakan tindakan medis yang didasari pada kebudayaan dan juga agama. Oleh karena itu, hampir semua pria di Indonesia melakukan sunat sejak usia masih kecil atau saat mendekati usia puber. Sunat dianggap sebagai gerbang menuju kedewasaan pada pria. Lalu, adakah efek sunat?

Efek Sunat pada Kualitas Seks yang Didapatkan oleh Pria

Nah, saat melakukan sunat dahulu pernahkah Anda berpikir tentang efeknya pada kemampuan seks? Apakah sunat yang dilakukan bisa membuat seks jadi lebih hebat atau malah kepuasannya menurun? Kalau Anda penasaran dengan kemampuan seks setelah sunat, simak ulasannya di bawah ini.

Perubahan pada penis pasca sunat

Penis yang disunat memiliki beberapa perubahan yang bersifat signifikan. Perubahan signifikan terlihat di kepala penis. Saat sunat, kulit di kepala penis atau glans akan perlahan-lahan mengalami pengerasan. Sebelum sunat, kulit kepala penis akan sangat lembut dan sensitif dengan gesekan.

Setelah sunat, kulit kepala penis akan menyesuaikan diri. Kalau terus sensitif justru membuat pria tidak nyaman dan bisa terluka. Kondisi ini akan dialami oleh pria yang melakukan sunat sejak usia remaja atau setelah mereka dewasa.

Perubahan pada penis selanjutnya terlihat pada mudahnya melakukan perawatan. Pria yang tidak sunat akan susah membersihkan penisnya karena ada kulit yang menutup kepala penis. Area di bawah kulit kulup itu sering kotor dan menyebabkan masalah kesehatan seperti fimosis.

Alasan orang melakukan sunat

Sebelum membahas efek sunat pada kemampuan seks pria, ada baiknya kita simak dulu mengapa sunat banyak dilakukan masyarakat, bahkan di kawasan Amerika dan Eropa. Berikut alasan beberapa orang melakukan sunat:

  • Faktor budaya dan agama. Beberapa kebudayaan dan agam mewajibkan pria melakukan sunat. Dengan melakukan sunat mereka sudah dianggap dewasa dan bisa melakukan berbagai ibadah dengan benar.
  • Adanya gangguan kesehatan yang dialami oleh pria. Kulit yang menyelimuti ujung penis cukup sering menjadi sarang penyakit. Inflamasi atau infeksi yang ada di sana sering terjadi. Kalau parah pria harus melakukan sunat.
  • Munculnya fimosis atau penis yang kulit kulupnya tidak bisa ditarik ke belakang. Kondisi ini membuat ereksi jadi sangat sakit. Pria tidak akan bisa menikmati seks hingga kemungkinan terjadi infeksi akan besar. Salah satu cara mengatasi fimosis adalah dengan sunat.
  • Memudahkan pria menjaga sanitasi penis. Membersihkan penis yang tidak sunat tidaklah mudah karena kulit bagian dalam harus dicuci juga.
  • Menurunkan peluang penularan penyakit menular seksual. Pria yang disunat akan jarang sekali terkena penyakit seks, bahkan HIV pun bisa menurun lebih dari 50%.

Sunat dan kemampuan seks pria

Sunat memiliki pengaruh yang cukup besar di kehidupan seks pria. Pengaruh itu muncul karena penis kehilangan sensitivitasnya. Ujung penis yang menebal membuat sensasi seks sedikit menurun meski pria tetap bisa menikmati seks tanpa ada gangguan sama sekali.

Beberapa orang yang melakukan sunat juga mengaku kalau waktu ejakulasinya lebih panjang. Karena rangsangan yang diterima penis tidak terlalu besar, pria bisa mempertahankan ejakulasinya dengan lebih mudah. Dengan mempertahankan ejakulasi ini, kemampuan seks jadi lebih besar.

Terlepas dari penurunan kenikmatan seks akibat penebalan kepala penis, sunat tetap memberikan banyak kelebihan. Dengan sunat, pria bisa menjaga sanitasinya dengan lebih mudah. Penularan penyakit seks bisa dicegah dengan baik kalau pria membarenginya dengan seks yang aman dan sehat.

Inilah beberapa efek sunat pada kehidupan seksual pria. Secara umum tingkat kenikmatan seks akan menurun. Namun, penurunan ini tidak merusak seks secara menyeluruh karena orgasme masih bisa didapatkan dengan mudah.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi