Terbit: 13 August 2018 | Diperbarui: 13 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Salah satu cara yang dilakukan oleh pria saat melakukan foreplay sebelum bercinta adalah dengan menjilat vagina pasangannya. Dengan melakukan hal ini, wanita biasanya akan mengalami sensasi kepuasan yang sangat luar biasa. Cukup banyak wanita yang bahkan mengaku mendapatkan orgasme saat pasangannya menjilati vagina.

Bahayakah Menjilat Vagina Saat Berhubungan Intim?

Pakar kesehatan menyebutkan bahwa atas dasar keharmonisan hubungan pasangan, tindakan pria yang menjilat vagina wanita ini sebenarnya sah-sah saja untuk dilakukan meskipun tetap saja ada sebagian pria atau wanita yang menganggapnya sebagai hal yang menjijikkan.

Bahaya Menjilat Vagina

Ada beberapa risiko kesehatan yang muncul akibat dari menjilat vagina wanita, seperti berikut ini.

1. Penularan virus HPV

Menjilat vagina atau mengisap vagina termasuk dalam oral seks yang memang termasuk dalam aktivitas seks yang berisiko menularkan virus Human papillomavirus (HPV) semakin meningkat. Padahal, sudah menjadi rahasia umum jika virus ini bisa memicu beberapa jenis kanker yang berbahaya.

2. Infeksi jamur

Meskipun pria sudah berkumur atau wanita sudah mencuci bersih vaginanya, menjilat vagina wanita tetap akan meningkatkan risiko terkena infeksi jamur pada vagina tersebut.

3. Radang mulut

Meskipun kaum hawa yang bisa menikmati kepuasan luar biasa saat vaginanya dijilati, cukup banyak kaum pria yang mengaku suka saat menjilati vagina pasangannya. Bahkan, sebagian pria sampai lupa diri saat melakukannya hingga menghisap vagina. Yang menjadi masalah adalah, vagina wanita memiliki banyak kuman dan bakteri sehingga jika menjilat vagina wanita, kuman dan bakteri ini bisa memicu radang mulut.

4. Kanker tenggorokan

Menjilati vagina bisa memicu perpindahan virus dari vagina ke mulut dan tenggorokan pria dan akhirnya bisa memicu kanker tenggorokan. Sebagai informasi, di Amerika Serikat saja, kasus kanker tenggorokan tertinggi ternyata dipicu oleh oral seks.

Fakta Seks Oral 

Fakta-fakta ini akan membantu Anda mengetahui lebih banyak tentang seks oral:

  • Oral seks tidak berisiko seperti seks vaginal atau anal, tetapi tentu saja itu melibatkan kemungkinan infeksi. Infeksi ini dapat ditularkan melalui pertukaran cairan, kontak langsung bagian genital dan kulit kelamin atau dari mulut seseorang ke alat kelamin orang lain atau sebaliknya.
  • Infeksi bakteri yang ditularkan melalui seks oral dapat menyebabkan Sifilis, Herpes, Gonore atau Klamidia. HIV adalah kasus yang langka, tetapi kemungkinan risikonya tetap ada.
  • Adanya luka terbuka dan luka di mulut seseorang dapat menyebabkan IMS (infeksi menular seksual). Darah infeksi ditukar selama seks oral atau bahkan saat berciuman.

Pencegahan Penyakit Menular Seksual

Ada dua tindakan pencegahan untuk menjaga ancaman penularan penyakit menular seksual (PMS) terhadap oral seks:

  • Dalam kasus fellatio, kondom yang tidak dilumasi adalah solusi terbaik yang disarankan. Kondom sangat efektif untuk membuat Anda aman dari bakteri berbahaya.
  • Dental dam juga dapat digunakan secara aktif untuk keamanan dan mencegah penyanik berbahaya. Dental dam tersedia dalam berbagai rasa seperti vanila, anggur, dan stroberi.

Oral Seks paling bermanfaat ketika tidak memiliki efek buruk pada kesehatan Anda. Oleh karena itu, perhatian harus diambil untuk mengikuti beberapa langkah pencegahan untuk kebaikan Anda sendiri.

Pengobatan Penyakit Menular Seksual

  • Chlamydia bisa disembuhkan dengan obat yang tepat.
  • Pasangan seks dari seseorang dengan klamidia juga harus diuji untuk infeksi. Mereka yang didiagnosis klamidia tidak boleh berhubungan seks sampai mereka dan pasangan seks mereka telah menyelesaikan pengobatan.

Jika tidak diobati, infeksi tenggorokan dapat menyebar ke pasangan seks yang tidak terinfeksi, terutama dengan melakukan seks oral pada penis pasangan laki-laki.

Nah, demikian bahaya menjilat vagina bagi pria maupun wanita. Tetap hati-hati jika melakukan oral seks ya, teman Sehat!


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi