Terbit: 19 April 2021 | Diperbarui: 4 October 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Masturbasi adalah saat seseorang merangsang alat kelaminnya untuk kesenangan seksual. Aktivitas ini bisa dilakukan baik oleh pria dan wanita. Apakah stimulasi organ seks oleh diri sendiri ini memiliki risiko atau justru bermanfaat bagi tubuh? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Pengaruh Masturbasi bagi Kesehatan Fisik dan Mental

Mitos Masturbasi

Pada dasarnya masturbasi adalah aktivitas seksual yang normal. Seseorang melakukan aktivitas ini karena berbagai alasan, bisa untuk kesenangan, kenikmatan, atau untuk melepas ketegangan. Hingga kini masih banyak klaim aneh seputar masturbasi yang beredar di masyarakat.

Kebanyakan klaim tentang masturbasi tidak didukung oleh sains. Sering kali tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa aktivitas ini menyebabkan efek samping seperti klaim yang beredar di masyarakat. Masturbasi tidak akan menyebabkan:

  • Kebutaan.
  • Telapak tangan berbulu.
  • Impotensi di kemudian hari.
  • Disfungsi ereksi.
  • Penis menyusut.
  • Penis melengkung.
  • Menurunkan jumlah sperma.
  • Infertilitas.
  • Penyakit kejiwaan.
  • Kelemahan fisik.

Banyak orang beranggapan bahwa aktivitas ini hanya boleh Anda lakukan ketika sedang tidak memiliki pasangan seks. Tetapi baik orang lajang maupun orang dalam hubungan dapat melakukan aktivitas ini. Banyak pasangan menganggap masturbasi adalah salah satu bagian menyenangkan dari hubungan.

Sebuah studi mengungkapkan, masturbasi pada wanita yang sudah menikah memiliki hubungan yang lebih bahagia dibanding dengan wanita yang tidak melakukan aktivitas seksual ini.

Baca Juga: 10 Mitos Seks Pria dan Wanita yang Harus Anda Ketahui Faktanya

Efek Masturbasi

Berikut ini adalah berbagai kemungkinan efek samping yang bisa terjadi saat Anda melakukan masturbasi, di antaranya:

Rasa Bersalah

Beberapa orang khawatir bahwa masturbasi bertentangan dengan kepercayaan agama, spiritual, atau budaya sehingga menyebabkan perasaan bersalah ketika melakukannya. Konsultasi dengan terapis profesional untuk membantu melupakan perasaan bersalah atau malu ketika Anda usai melakukan aktivitas ini.

Penurunan Sensitivitas Seksual

Jika pria melakukan metode masturbasi agresif yang melibatkan cengkeraman terlalu erat pada penisnya, hal tersebut berisiko mengurangi tingkat sensitivitas. Lakukan perubahan teknik agar Anda terhindar dari masalah ini.

Kanker Prostat

Penelitian seputar masturbasi dan kaitannya dengan kanker prostat masih membutuhkan penelitian lanjutan. Hal inilah yang membuat para peneliti belum yakin apakah aktivitas ini meningkatkan atau menurunkan risiko kanker prostat.

Sebuah studi mengungkapkan, seorang pria yang melakukan aktivitas ini secara teratur, memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kanker prostat.

Mengganggu Aktivitas Sehari-Hari

Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa individu mungkin melakukan masturbasi lebih dari biasanya. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan:

  • Meninggalkan pekerjaan, sekolah, atau aktivitas-aktivitas sosial lainnya.
  • Memengaruhi tanggung jawab dan hubungan dengan orang-orang sekitar.
  • Berfungsi sebagai pelarian dari masalah hubungan atau pengganti pengalaman kehidupan nyata.

Seseorang yang merasa terkena dampak negatif dari praktik masturbasi sepertinya harus berkonsultasi dengan dokter atau konselor untuk mengatur perilaku seksual. Konsultasi dengan terapis seks juga dapat membantu mengatasi strategi menghadapi aktivitas yang berlebihan.

Stimulasi organ seks oleh diri sendiri dianggap ‘terlalu berlebihan’ jika mengganggu pekerjaan, tanggung jawab, atau kehidupan sosial. Jika hal tersebut Anda alami, sepertinya Anda perlu konsultasi dengan konselor atau terapis.

Baca Juga: 8 Bahaya Seks Oral dan Tips Aman Melakukannya

Manfaat Masturbasi bagi Kesehatan

Meski memiliki sejumlah risiko, aktivitas ini juga memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, di antaranya:

  • Mengurangi stres.
  • Melepaskan ketegangan.
  • Meningkatkan kualitas tidur.
  • Meningkatkan konsentrasi.
  • Meredakan kram menstruasi.
  • Meningkatkan mood.
  • Mengurangi rasa sakit.
  • Meningkatkan gairah seks.

Masturbasi juga telah diidentifikasi sebagai strategi untuk meningkatkan kesehatan seksual dengan mempromosikan keintiman, mengeksplorasi kesenangan diri, mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan, mencegah penyakit menular seksual, dan penularan HIV.

Individu yang memilih untuk tidak berhubungan seks atau yang saat ini tidak memiliki pasangan seksual mungkin sering melakukan aktivitas ini sebagai pelampiasan seksual. Selain itu, aktivitas ini juga memiliki manfaat kesehatan seksual khusus untuk wanita, seperti mengurangi kekeringan pada vagina dan mengurangi rasa sakit saat berhubungan seks.

Masturbasi Melepaskan Berbagai Hormon

Aktivitas ini menyebabkan tubuh melepaskan sejumlah hormon. Hormon-hormon ini meliputi:

  • Dopamin. Ini adalah salah satu ‘hormon kebahagiaan’ yang terkait dengan sistem penghargaan otak.
  • Endorfin. Hormon ini juga memiliki efek menghilangkan stres dan meningkatkan suasana hati.
  • Oksitosin. Hormon ini sering disebut hormon cinta dan dikaitkan dengan ikatan sosial.
  • Testosteron. Hormon ini dilepaskan saat berhubungan seks untuk meningkatkan stamina dan gairah.
  • Prolaktin. Hormon yang berperan penting dalam menyusui ini juga memengaruhi suasana hati dan sistem kekebalan tubuh.

Mengetahui aktivitas seksual ini dapat melepaskan berbagai hormon seperti di atas, itulah sebabnya aktivitas ini dapat memengaruhi suasana hati dan kesehatan fisik Anda secara positif.

Tips Melakukan Masturbasi yang Aman

Masturbasi adalah salah satu cara yang bagus untuk mengenal tubuh. Berikut beberapa tips yang harus Anda perhatikan sebelum melakukannya, di antaranya:

  • Cuci tangan sebelum menyentuh penis, vulva, vagina, atau anus.
  • Menggunakan pelumas untuk mengurangi risiko akibat gesekan keras.
  • Membersihkan sex toys sebelum dan sesudahnya. Ikuti instruksi pada kemasan mengenai penyimpanan dan cara membersihkannya. Hindari meminjamkan sex toys dengan orang lain karena berisiko tertular penyakit.

Beberapa orang mungkin merasa malu, bersalah, atau malu saat membicarakan aktivitas ini. Akan tetapi masturbasi adalah sesuatu  yang normal, sehat, dan bukan sesuatu yang membuat Anda merasa bersalah. Dalam banyak kasus, aktivitas memiliki lebih banyak manfaat kesehatan daripada efek sampingnya.

Menjadi masalah jika aktivitas ini mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, hubungan dengan teman, keluarga, rekan kerja, dan pasangan. Dalam keadaan seperti ini, Anda harus berbicara dengan profesional kesehatan mental, terutama terapis seks.

Beberapa orang ada yang sering melakukannya, ada yang jarang, dan ada juga yang tidak melakukannya sama sekali. Setiap orang memiliki alasan dan teknik yang berbeda-berbeda saat melakukan aktivitas ini. Aktivitas ini adalah keputusan yang sepenuhnya pribadi dan tidak ada cara ‘normal’ untuk melakukannya.

 

  1. Anonim. Masturbation. https://www.plannedparenthood.org/learn/sex-pleasure-and-sexual-dysfunction/masturbation. (Diakses pada 19 April 2021).
  2. Ferguson, Sian. 2020. Does Masturbation Have Positive or Negative Effects on the Brain?. https://www.healthline.com/health/healthy-sex/masturbation-effects-on-brain#overview. (Diakses pada 19 April 2021).
  3. Nichols, Hannah. 2020. Are there side effects to masturbation?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320265#masturbation-myths. (Diakses pada 19 April 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi