Terbit: 14 March 2018 | Diperbarui: 25 January 2024
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Gangguan seks seperti ejakulasi dini, ereksi tidak maksimal, dan kecanduan seksakan mengganggu keharmonisan rumah tanggan. Untuk itu, suami istri disarankan menemui terapis seks. Ketahui apa itu terapi seks hingga cara kerjanya dalam ulasan di bawah ini! 

Mengenal Terapi Seks untuk Hubungan Seksual yang Harmonis

Apa itu Terapi Seks?

Terapi seks adalah jenis terapi bicara yang difungsikan untuk membantu individu dan pasangannya yang mengalami masalah seksual. Beberapa faktor seperti fisik, psikologis, dan emosional semuanya dapat menyebabkan tantangan dalam seksual.

Tujuan seorang terapis seks adalah membantu seseorang atau pasangannya mengatasi masalah seksual dan memperoleh kehidupan seks yang lebih memuaskan. Perlu digarisbawahi, terapi seks tidak melibatkan kontak seksual antara klien dan terapis.

Seperti jenis psikoterapi lainnya, terapi seks sering kali melibatkan pembicaraan melalui masalah.

Biasanya klien dan terapis seks melakukan sesi diskusi tentang pengalaman, emosi, dan kekhawatiran apa pun yang mungkin memicu ketidakpuasan dan tantangan seksual klien. Terapis juga akan berupaya mengembangkan mekanisme penanggulangan untuk membantunya membangun kehidupan seks yang lebih memuaskan.

Terapis seks mungkin juga memberikan “pekerjaan rumah” kepada kliennya. Hal ini bisa berbeda-beda tergantung pada individu atau pasangan dan dapat mencakup tugas yang dirancang untuk meningkatkan edukasi seksual dan meningkatkan komunikasi antar pasangan. Terapis seks juga memberikan pekerjaan rumah untuk eksperimen seksual dan fokus sensasi.

Jika klien mencurigai adanya masalah fisik di balik masalah seksual tersebut, terapis mungkin akan merujuk klien ke dokter. Pada akhirnya, dokter dan terapis dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah fisik sambil membimbing klien mencapai tujuan seksualnya.

Mengapa Perlu Melakukan Terapi Seks?

Terapi seks bisa membantu mengatasi berbagai masalah hubungan, namun juga bisa berdampak positif pada pandangan mental keseluruhan orang yang menjalani terapi.

Berikut alasan mengapa seseorang memerlukan terapi seks:

1. Kecemasan terhadap Kemampuan Seksual

Kecemasan dapat menimbulkan efek fisiologis dan disfungsi ereksi (DE) adalah salah satu contohnya. Beberapa pria menjadi cemas dalam menyenangkan pasangannya di ranjang, dan kemudian benar-benar mengalami kesulitan untuk memuaskan pasangan.

Meskipun disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya (kondisi medis harus selalu kesampingkan terlebih dahulu), kecemasan adalah salah satu penyebab utama DE.

2. Seks Terasa Menyakitkan

Seks yang menyakitkan mungkin dapat disebabkan oleh beberapa masalah, termasuk penyakit kronis seperti endometriosis, adenomiosis, PCOS, fibroid, atau masalah lainnya.

Jika seks menyakitkan secara fisik, Anda harus menemui dokter terlebih dahulu untuk mengesampingkan kemungkinan apa pun yang terjadi secara medis.

Seks yang menyakitkan bisa menyebabkan tekanan psikologis dan kecemasan, yang menyebabkan seks menjadi lebih menyakitkan karena tubuh menegang untuk mengantisipasi rasa sakit tersebut.

3. Memiliki Libido yang Tidak Sesuai dengan Pasangan

Memiliki libido yang tidak sesuai adalah hal yang sangat umum terjadi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sekitar 80% pasangan pernah mengalaminya. hal itu bukan berarti Anda dan pasangan tidak cocok atau pasangan tidak menganggap Anda diinginkan.

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi libido, termasuk masalah kesehatan fisik dan mental, stres, kondisi medis, mengasuh anak, dan tanggung jawab lainnya. Perubahan libido juga merupakan hal yang wajar.

4. Merasa Tidak Nyaman, Canggung, atau Malu Tentang Seks

Seks sering kali menjadi salah satu topik yang tabu untuk dibicarakan di masyarakat, meskipun edukasi seks termasuk topik yang penting, apalagi bagi pasangan yang baru menikah.

Terapis seks dapat membantu Anda menangani dan mengatasi perasaan malu yang Anda miliki terhadap seks.

5. Kesulitan Orgasme

Penelitian menunjukkan bahwa hanya ada 10% wanita yang bisa mencapai klimaks dengan mudah. Itu artinya 90% lainnya harus berupaya mencapainya, yang mungkin sulit dilakukan jika belum pernah belajar cara mencapai orgasme.

Oleh sebab itu, terapi seks dapat membantu mempelajari cara mencapai orgasme – dan cara meningkatkannya.

6. Memiliki Riwayat Trauma Seksual

Pemulihan trauma adalah proses yang sangat personal. Meskipun Anda mungkin memilih untuk mengunjungi terapis umum untuk kesehatan mental, tetapi jika trauma bersifat seksual, menemui terapis seks akan sangat bermanfaat bagi Anda.

Terapis seks bisa membantu Anda belajar menikmati seks kembali setelah mengalami traumatis, serta memprosesnya dengan sehat dan aman.

7. Tertarik Mempelajari Cara Membuat Seks Lebih Menyenangkan

Terkadang kehidupan seks terasa membosankan karena tidak adanya variasi. Maka dari itu, Anda dan pasangan seks mungkin ingin mencari sensasi lainnya yang akan membuat seks samakin memuaskan dan menyenangkan.

Tidak masalah untuk mengutamakan kesenangan dengan mencari bantuan dari seorang ahli tentang bagaimana Anda bisa meningkatkan kualitas seks.

Hal yang Harus Diperhatikan Saat Terapi Seks

Setelah Anda dan pasangan menemukan terapis yang dapat dipercaya, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan menjelang pertemuan pertama untuk terapi, antara lain:

  1. Pastikan Anda dan pasangan siap menjawab pertanyaan tentang frekuensi, termasuk tanggal bahkan waktu.
  2. Buatlah catatan mental tentang apa yang Anda rasakan sebelum, selama, dan setelah melakukan aktivitas seksual dan diskusi seksual yang dilakukan dengan pasangan.
  3. Pastikan untuk memberi tahu terapis jika Anda telah menemukan pemicu yang membuat Anda merasa tidak nyaman mengenai seks.
  4. Bersiaplah untuk berbagi, karena terapis cenderung menanyakan lebih detail tentang apa yang terjadi ketika melakukan aktivitas seksual di ranjang.

Apa yang Dilakukan Selama Terapi Seks?

Berikut ini yang dilakukan suami istri saat menjalani terapi seks, di antaranya

1. Konsultasi Tidak Ubahnya seperti Curhat

Anda tidak perlu takut untuk datang ke terapis seks. Mereka bukanlah dokter yang kadang memberikan vonis yang menurunkan semangat. Terapis seks tidak ubahnya psikolog yang akan memberikan masukan-masukan dan mendengarkan setiap curahan hati.

Bersama dengan terapis, pasien bisa menceritakan segala permasalahannya. Apa yang membuat masalah muncul, gejala, dan hal-hal yang memicu gangguan muncul. Semua bisa diungkapkan dengan tanpa perlu malu agar terapis bisa mengetahui inti dari permasalahan secara rinci.

2. Terapis atau Konselor Seks Kerap Memberi PR

Terapis biasanya kerap memberikan PR kepada pasiennya tentang permasalahan yang dihadapi. Misal permasalahannya adalah komunikasi dengan pasangan terapis akan meminta pasangan untuk memperbaiki komunikasi dengan pasangan.

Selanjutnya terapis juga menyuruh pasien untuk membaca beberapa rujukan untuk menambah pengetahuannya. Dengan pengetahuan itu mereka akan paham bagaimana harus berbuat, tentu dengan arahan terapis.

3. Konsultasi Bersama Pasangan

Ada kalanya konsultasi bisa dilakukan dengan pasangan. Beberapa terapis bahkan menyarankan pasien membawa pasangan agar permasalahan yang muncul bisa diatasi dari dua belah pihak.

4. Konsultasi Hanya dengan Tanya Jawab

Konsultasi dilakukan dengan sesi tanya jawab saja. Jadi, Anda tidak perlu takut kalau harus disuruh buka baju untuk diperiksa. Orang yang berhak melakukannya adalah dokter untuk memeriksa kondisi tubuh yang memengaruhi penurunan aktivitas seksual.

Nah, sekarang tidak penasaran lagi kan? Kalau ada masalah terkait seks, segera lakukan konsultasi dengan terapis atau dokter agar bisa segera diatasi.

 

  1. Anonim. 2022. Sex Therapist. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/24524-sex-therapist (Diakses pada 25 Januari 2024)
  2. Akers, Alicia S. 2023. What to know about sex therapy. https://www.medicalnewstoday.com/articles/sex-therapy (Diakses pada 25 Januari 2024)
  3. Anonim. 2023. What does a sex therapist do?. https://www.nhs.uk/common-health-questions/sexual-health/what-does-a-sex-therapist-do/ (Diakses pada 25 Januari 2024)
  4. Holland, Kimberly. 2018. Sex Therapy: What You Should Know. https://www.healthline.com/health/sex-therapy (Diakses pada 25 Januari 2024)
  5. Loggins, Brittany. 2023. What Is Sex Therapy?. https://www.verywellmind.com/sex-therapy-5191859 (Diakses pada 25 Januari 2024)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi