DokterSehat.Com – Bagi pria yang sangat mementingkan tampilan yang klimis dan bersih, mencukur kumis adalah salah satu kegiatan yang memang mestinya dilakukan. Dengan bercukur, tampilan wajah pun menjadi bersih dan menawan sehingga bisa menambah rasa percaya diri. Namun, setelah beberapa hari, biasanya pada bagian kumis atau jenggot mulai tumbuh dengan bentuk rambut yang cenderung terasa lebih tebal dan lebih kasar. Apakah hal ini sebenarnya adalah hal yang aman secara kesehatan?
Pakar kesehatan dr Nina Amelia menyebutkan jika secara medis kondisi kumis atau jenggot yang kemudian menjadi lebih tebal dan kasar setelah beberapa hari dicukur memang hal yang wajar. Tak hanya pada kumis atau jenggot, beberapa bulu pada bagian tubuh lain layaknya bulu ketiak atau bahkan bulu kemaluan juga akan memberikan tanda yang sama. Menurut dr Nina Amelia, secara umum pertumbuhan bulu atau rambut pada tubuh manusia ditentukan oleh adanya folikel atau akar rambut yang ada pada kulit. Dengan mencukurnya, kita akan membuat tekstur, warna, atau bahkan ketebalan rambut menjadi lebih berbeda. Kita bisa memakai logika layaknya saat kita memangkas dahan pohon, maka dahan pohon yang tersisa tentu akan memiliki ketebalan dan kekasaran yang berbeda dari saat sebelum dipangkas, bukan?
Jika kita ingin meminimalisir kekasaran atau ketebalan kumis setelah dicukur, kita bisa memakai busa pencukur rambut untuk mengurangi kekasarannya. Busa pencukur juga akan membuat hasil pencukuran terkesan lebih halus, membuat permukaan kulit menjadi lebih lembut, serta meminimalisir resiko terkena luka saat kita bercukur. Selain itu, ingatlah bahwa kita juga harus memakai pisau cukur yang tepat dan tidak berumur terlalu lama. Hal ini dikarenakan pisau cukur yang sudah terlalu tua bisa berkarat dan tidak cukup lancip untuk mencukur jenggot atau kumis. Yang terjadi justru atalah kulit kita mengalami rasa panas, gatal-gatal, hingga sensasi hasil potongan yang lebih tebal dan kasar.