DokterSehat.Com- Lari adalah salah satu jenis olahraga yang memiliki banyak peminat. Hal ini dikarenakan olahraga lari tergolong dalam olahraga yang praktis dan ekonomis. Sebab, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Selain itu, kita pun tidak membutuhkan biaya lebih untuk bisa melakukannya. Bahkan, banyak yang mengatakan bahwa olahraga lari adalah olahraga terbaik dan termudah yang bisa dilakukan oleh siapa saja.
Selain itu, olahraga lari juga sangat menyenangkan, apalagi dilakukan bersama kawan. Sehingga kadang membuat orang lupa waktu dan terlalu memforsir tubuh. Dengan rasa senang tersebut pula, membuat kebanyakan orang sangat bersemangat untuk berlari setiap hari hingga berjam-jam. Padahal, terlalu sering lari juga tidak baik karena bisa membuat masalah pada tubuh.
Lantas, seberapa sering harusnya kita berlari secara ideal?
Pertama, kita harus mengetahui dulu kebutuhan dan kemampuan tubuh kita. Jangan sampai kita berlari tanpa sebuah alasan atau sebuah target tersendiri. Pasalnya, kemampuan serta daya tahan tubuh setiap orang tidaklah sama. Ada yang kuat, ada pula yang kurang kuat. Maka dari itu, kita harus benar-benar mengetahui kemampuan tubuh kita sendiri.
Selanjutnya, kita pun harus mengetahui apa kebutuhan kita sehingga harus berlari. Jika hanya untuk menghilangkan stres, maka kita tidak perlu terlalu sering karena akan membuat tubuh drop. Begitu pula jika kita ingin membakar kalori, maka harus lebih rutin melakukannya.
Dengan pertimbangan itu semua, sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam buku Racing Weight: How to Get Lean for Peak Performance, merangkum dan menyimpulkan bahwa ukuran standar dan terbilang normal adalah dua kali dalam seminggu, minimal 15 menit. Ya, menurut peneliti, setiap orang hanya perlu berlari sebanyak dua kali dalam seminggu selama 15 menit. Itu artinya, dalam seminggu kita hanya memerlukan 30 menit atau setengah jam saja untuk berlari.
Namun, kembali lagi pada kebutuhan masing-masing. Jika kita ingin menurunkan berat badan secara cepat, kita pun bisa meningkatkan frekuensinya, namun tidak terlalu banyak. Misalnya, empat kali dalam seminggu, atau lima kali dalam seminggu. Hal itu untuk meminimalkan risiko cedera. Sebab, bagaimanapun juga otot memerlukan waktu istirahatkan untuk memulihkan dirinya kembali. Jadi, sangat disarankan untuk mengisi waktu luang sehari untuk istirahat secara penuh.