Pandemi COVID-19 memunculkan banyak kenormalan baru di Indonesia, termasuk kepedulian masyarakat akan pentingnya olahraga. Meningkatnya aktivitas masyarakat di luar ruangan membuat risiko penyebaran virus SARS-CoV-2 juga akan meningkat. Penggunaan masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan terbukti mampu mencegah penyebaran COVID-19. Walaupun demikian, muncul kontroversi tentang penggunaan masker saat olahraga setelah ada laporan kematian yang berhubungan dengan penggunaan masker saat olahraga.
Manfaat Olahraga untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Banyak bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa olahraga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan menurunkan risiko terjangkit berbagai penyakit, termasuk infeksi saluran pernapasan.
COVID-19 adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Seperti sebagian besar penyakit infeksi virus lain, COVID-19 juga merupakan self-limiting disease yang artinya dapat sembuh dengan sendirinya mengandalkan daya tahan alami tubuh. Oleh karena itu, olahraga sangat direkomendasikan agar tubuh kuat melawan serangan virus.
Selama ini banyak persepsi yang keliru di masyarakat tentang olahraga. Banyak yang beranggapan bahwa segala aktivitas fisik yang menggerakkan tubuh dan mengeluarkan keringat adalah olahraga.
Akibatnya, banyak yang merasa telah rutin berolahraga karena setiap hari sudah rutin bekerja atau melakukan pekerjaan rumah tangga yang mengeluarkan keringat. Padahal, olahraga berbeda dengan aktivitas fisik biasa. Olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana dan terukur intensitasnya.
Dalam dunia kedokteran olahraga, dampak olahraga dalam pencegahan penyakit infeksi ditunjukan dalam ‘Kurva J’.
Kurva ini menghubungkan risiko seseorang terjangkit penyakit infeksi saluran pernapasan dengan intensitas olahraga. Terlihat pada kurva bahwa manfaat terbesar didapatkan pada olahraga intensitas sedang. Olahraga ringan lebih kecil manfaatnya untuk kesehatan, sementara olahraga intensitas tinggi justru dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Hal yang Harus Diperhatikan saat Olahraga
Berikut beberapa hal yang harus terencana dan terukur agar manfaat olahraga didapatkan dengan optimal.
1. Frekuensi dan durasi
Direkomendasikan total durasi olahraga paling tidak 150 menit per minggu. Artinya, dianjurkan untuk olahraga intensitas sedang sebanyak 3-5 kali seminggu dengan durasi masing-masing 30-60 menit.
2. Jenis Olahraga
Olahraga aerobik dan ritmis adalah jenis olahraga yang dianjurkan. Jogging, bersepeda, berenang, atau senam aerobik termasuk dalam jenis ini. Sementara, olahraga permainan yang kompetitif, seperti sepak bola, bola basket, atau bola voli tidak rekomendasikan karena gerakannya tidak ritmis dan justru meningkatkan risiko cedera.
3. Intensitas
Pengukuran intensitas bermanfaat agar didapatkan manfaat yang maksimal dan menimimalisir risiko bahaya. Secara objektif, intensitas olahraga dapat diukur dengan menghitung denyut jantung per menit selama berolahraga. Untuk menghitung denyut jantung, bisa gunakan fitur monitor denyut jantung pada gadget yang banyak tersedia saat ini atau raba denyut nadi secara manual pada pergelangan tangan.
Intensitas olahraga ditentukan dari denyut jantung maksimal (DJmax). Nilai DJmax adalah 220 dikurangi usia. Olahraga intensitas sedang dapat dicapai pada zona 55-70% DJmax. Artinya, jika seseorang berusia 20 tahun, maka DJmax-nya adalah 200 kali/menit dan target denyut jantung untuk mencapai intensitas sedang adalah 110-140 kali per menit.
Selain itu, cara yang lebih sederhana adalah dengan ‘Talk Test’ atau ‘Tes Bicara’. Pada olahraga intensitas ringan, umumnya seseorang masih bisa lancar berbicara dan bernyanyi. Intensitas sedang dicapai jika seseorang masih bisa berbicara, tapi mulai kesulitan untuk bernyanyi. Kemudian, jika sudah mulai sulit berbicara atau terbata-bata, artinya olahraga sudah termasuk intensitas berat.
Apakah Harus Pakai Masker saat Olahraga di Tengah Pandemi COVID-19?
COVID-19 adalah penyakit yang sangat mudah menular. Penularannya bahkan masih dapat terjadi dari orang tanpa gejala.
Penelitian terbaru menyebutkan bahwa masker terbukti secara signifikan dapat menurunkan risiko penularan COVID-19 jika digunakan dengan benar. Masker berfungsi sebagai source control atau dapat mengontrol sumber penularan, yaitu droplet.
Ukuran droplet saat baru keluar dari mulut atau hidung lebih besar dibandingkan jika sudah melayang di udara. Oleh karena itu, penggunaan masker yang langsung menempel dengan hidung atau mulut dianggap efektif dan direkomendasikan terutama jika sedang berada di pusat keramaian.
Penggunaan masker saat olahraga perlu perhatian khusus. Risiko penularan COVID-19 saat olahraga semakin besar karena seseorang akan bernapas lebih cepat dan dalam. Di sisi lain, penggunaan masker dapat menghambat aliran udara untuk bernapas dan mengurangi performa saat olahraga sehingga menjadi lebih sesak dan mudah lelah.
Cara Mengurangi Risiko COVID-19 saat Olahraga
Berikut yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko bahaya saat olahraga:
- Olahraga sendirian atau dengan anggota keluarga di rumah adalah aktivitas yang paling aman. Risiko penularan Covid-19 meningkat dengan semakin banyaknya orang, semakin dekat interaksi, semakin banyak peralatan yang digunakan bersama, dan semakin lamanya interaksi dengan orang lain.
- Selalu gunakan masker jika terpaksa berolahraga di tempat ramai. Bisa melepas masker saat berada di tempat sepi dan tidak banyak asap kendaraan bermotor.
- Lepaskan masker jika ingin menaikkan intensitas olahraga, misalnya saat di tanjakan.
- Kurangi intensitas olahraga jika menggunakan masker, terutama bagi yang memiliki riwayat penyakit jantung atau paru-paru.
- Masker akan lebih mudah lembab saat olahraga dan membuat bernapas jadi lebih berat. Jadi, bawa beberapa masker cadangan sebagai pengganti jika sudah lembap.
- Hindari menyentuh wajah dan selalu bawa hand-sanitizer. Cuci tangan setelah menyentuh fasilitas umum, wajah, atau mengganti masker.
- Hentikan olahraga jika merasa lelah, pusing, atau kepala terasa ringan atau melayang.
- Tunda olahraga jika demam atau merasa tidak enak badan.
- Setelah olahraga, langsung mandi dan cuci pakaian sebelum melakukan aktivitas lain.
- Belum ada satu cara yang benar-benar dapat mencegah penularan Covid-19. Berbagai protokol kesehatan yang ada tidak bisa saling menggantikan, tapi saling melengkapi. Jadi, saat menggunakan masker, tetap patuhi protokol kesehatan lain, seperti menjaga jarak minimal 2 meter dan rutin mencuci tangan.
Informasi kesehatan ini disponsori:
- American Heart Association. 2018. American Heart Association Recommendations for Physical Activity in Adults and Kids. https://www.heart.org/en/healthy-living/fitness/fitness-basics/aha-recs-for-physical-activity-in-adults (Diakses pada 30 Juni 2020).
- Campbell, J.P., Turner, J.E. 2018. ‘Campbell JP and Turner JE (2018) Debunking the Myth of Exercise Induced Immune Suppression: Redefining the Impact of Exercise on Immunological Health Across the Lifespan’, Frontiers in Immunology, 648(9), pp. 1-21.
- Caspersen, C.J., Powell, K.E., Christenson, G.M. (1985) ‘Physical activity, exercise, and physical fitness: definitions and distinctions for health-related research.’, Public Health Reports, 100(2), pp. 126-131.
- CDC. 2020. Coronavirus Disease 19: Considerations for youth sports, Available at: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/community/schools-childcare/youth-sports.html (Accessed: 30 Juni 2020).
- Chamorro-Viña, C. et al. 2014. ‘ Excessive Exercise and Immunity: The J-Shaped Curve ‘, in Robert-McComb, J.J. et al. (ed.) The Active Female: Health Issues Throughout the Lifespan. New York: Springer Science+Business Media, pp. 357-372.
- Chu, D.K. 2020. ‘Physical distancing, face masks, and eye protection to prevent person-to-person transmission of SARS-CoV-2 and COVID-19: a systematic review and meta-analysis’, The Lancet, 395, pp. 1973-87.
- Desai, A.N., Aronoff, D.M. (2020) ‘Masks and Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)’, JAMA, 323(20), pp. 2103.
- European CDC. 2020. Using face masks in the community, Stockholm: ECDC.
- Maragakis, L.L. (2020) Coronavirus Face Masks & Protection FAQs, Available at: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/coronavirus/coronavirus-face-masks-what-you-need-to-know (Accessed: 30 Juni 2020).
- Motoyama, Y.L., et al. (2016) ‘Airflow-restricting mask reduces acute performance in resistance exercise’, Sports, 4(4), pp. 46.
- Nieman, D.C. (1994) ‘Exercise, Infection, and Immunity’, Int J Sports Med, 15, pp. 131-141.
- Nieman, D.C. (1998) ‘Exercise and resistance to infection’, Can. J. Physiol. Pharmacol, 76, pp. 573-580.
- Nieman, D.C., Wentz, L.M. (2019) ‘The compelling link between physical activity and the body’s defense system’, Journal of Sport and Health Science, 8, pp. 201-217.
- Norton, K., Norton, L., Sadgrove, D. 2010. Position statement on physical activity and exercise intensity terminology, Journal of Science and Medicine in Sport, 13(2010), pp. 496-502.
- Rothe, C., et al. 2020. Transmission of 2019-ncov infection from an asymptomatic contact in germany’, The New England Journal of Medicine, 382(10), pp. 970-1.
- WHO. 2020. Advice on the use of masks in the context of COVID-19: Interim guidance, Geneva: WHO.
- WHO. 2020. Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public: Myth busters. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters (Accessed: 30 Juni 2020).