Terbit: 1 March 2019 | Diperbarui: 28 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Olahraga memiliki banyak jenis dan metode. Masing-masing jenis memiliki kekhasan sendiri-sendiri seperti dilakukan dengan intensitas tinggi atau rendah. Selanjutnya apa saja alat yang digunakan dan bagaimana melakukannya dengan teknik yang benar, Olahraga juga bisa dilakukan dalam bentuk internal dan investasinya tinggi.

7 Manfaat Olahraga Interval Berintensitas Tinggi (HIIT) untuk Tubuh

Kita mengenal olahraga dengan konsep HIIT atau high intensity interval training. Selain metode ini ada juga metode Tabata yang ditemukan oleh orang Jepang. Secara umum, dua jenis olahraga ini menekankan pada intensitas tinggi dan durasi waktu tertentu untuk memaksimalkan metabolisme di dalam tubuh.

Manfaat olahraga HIIT untuk tubuh

Olahraga dengan intensitas tinggi dan interval memiliki cukup banyak manfaat untuk tubuh. Berikut beberapa manfaat yang bisa membuat Anda semakin tertarik dengan jenis olahraga ini.

  1. Membakar kalori lebih banyak dalam waktu singkat

Protokol dalam melakukan HIIT adalah melakukan gerakan dengan intens selama 20 detik. Selanjutnya Anda akan berhenti atau beristirahat selama 40 detik. Selanjutnya gerakan diulangi hingga beberapa sesi. Satu jenis olahraga biasanya maksimal 12-15 menit. Selanjutnya dalam satu sesi olahraga membutuhkan waktu maksimal 30 menit dan tidak boleh lebih dari itu.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan, olahraga dengan protokol ini bisa membakar kalori saat olahraga lebih besar hingga 30 persen. Artinya dengan waktu yang sesingkat mungkin Anda sudah melakukan gerakan yang maksimal. Kalau Anda sedang ingin menurunkan kadar lemak yang ada di dalam tubuh, metode ini sangat dianjurkan.

  1. Meningkatkan metabolisme tubuh

Melakukan HIIT yang benar tidak semudah yang dibayangkan. Namun, kalau Anda bisa melakukannya dengan benar, dengan latihan kurang dari sepuluh menit saja metabolisme akan meningkat. Peningkatan ini bisa berjalan selama beberapa jam atau hingga satu hari penuh.

Dengan peningkatan metabolisme ini, meski Anda sudah tidak melakukan olahraga lagi, pembakaran kalori di dalam tubuh akan terus berjalan. Efek ini juga didapatkan dengan melakukan olahraga jenis angkat beban. Jadi, Anda bisa memilih sendiri mana yang sesuai dengan tubuh dan bisa dilakukan dengan lebih rutin.

  1. Membantu menurunkan lemak

Latihan HIIT terbukti mampu menurunkan lemak di tubuh dengan cepat. Dari beberapa penelitian yang dilakukan pada mereka yang obesitas, olahraga HIIT selama 12 minggu bisa menurunkan lemak hingga 2 kg. Dengan kemampuan ini Anda bisa ikut mencobanya kalau ingin menurunkan kadar lemak yang besar di tubuh.

Oh ya, kalau Anda membarengi olahraga HIIT ini dengan melakukan beberapa jenis diet atau pengaturan makan, efek yang didapatkan akan besar. Bahkan, dalam satu minggu saja bisa menurunkan hingga maksimal 1 kg.

  1. Kemungkinan terjadi pertumbuhan otot

Kalau Anda jarang sekali aktif dan mulai melakukan HIIT secara rutin, kemungkinan mengalami kenaikan massa otot akan besar. Namun, kemungkinan kenaikan massa otot tidak akan besar kecuali Anda melakukan angkat beban dan diberi suplemen seperti whey.

  1. Meningkatkan konsumsi oksigen

Dengan olahraga ini tubuh akan mendapatkan suplai oksigen yang cukup besar. Menurut penelitian yang dilakukan, jumlah oksigen yang masuk bisa lebih besar hingga 9 persen. Artinya fungsi pernapasan akan berjalan dengan baik.

  1. Baik untuk kesehatan kardiovaskular

Melakukan HIIT memang cukup menyiksa di awal-awal pelaksanaan. Terlebih kalau Anda mengalami masalah dengan obesitas. Namun, lambat laun bisa menurunkan lemak di tubuh dan membuat tekanan darah normal dan fungsi kardiovaskular membaik.

  1. Kemungkinan menurunkan gula darah

Dengan melakukan HIIT secara rutin gula yang dilepas ke darah akan langsung digunakan sebagai energi. Jadi, kalau ada gula darah naik, tubuh akan langsung menggunakannya dengan cepat. Anda jadi lebih sehat dan kemungkinan mengalami diabetes jadi rendah.

Cara melakukan olahraga HIIT dengan benar

HIIT dilakukan dengan sangat intens meski durasinya tidak lama. Paling tinggi hanya 25-30 menit. Meski olahraga ini tidak lama, Anda harus melakukannya dengan benar agar hasilnya bisa maksimal dan tidak menyebabkan masalah pada tubuh khususnya di alat gerak. Berikut beberapa cara melakukan HIIT yang benar.

  • Lakukan pemanasan dengan benar. Olahraga dengan intensitas tinggi rawan sekali menyebabkan cedera. Dengan pemanasan yang benar, tubuh akan siap melakukan olahraga dengan intens. Misal Anda melakukan lari cepat dengan HIIT. Lakukan pemanasan agar tidak terjadi cedera pada kaki yang memicu keseleo atau gangguan otot.
  • Gunakan form atau cara yang benar. Beberapa gerakan olahraga memiliki protokol sendiri-sendiri. Sebelum Anda melakukan HIIT kuasai dahulu dasar gerakannya. Kalau gerakannya sudah benar baru olahraga dengan intensitas tinggi bisa dilakukan.
  • Gunakan alat yang sesuai dengan jenis olahraga. Misal Anda olahraga lari, gunakan alat yang benar seperti jenis sepatu yang sesuai dengan kebutuhan. Kalau salah memakai sepatu, kaki bisa saja mengalami sakit dan aktivitas HIIT tidak bisa berjalan dengan lancar.
  • Jangan memaksakan diri untuk melakukan HIIT dengan intensitas yang sangat tinggi. Anda bisa melakukan HIIT dengan intensitas yang lebih rendah dahulu. Sesuaikan dengan kemampuan pada tubuh dahulu. Kalau Anda belum biasa dan langsung melakukan HIIT, kemungkinan terjadi cedera akan besar.
  • Jangan melebihi batas waktu yang ditentukan atau mengubah metodenya. HIIT atau Tabata dibuat dengan penelitian. Kalau Anda menambah atau mengurangi waktu yang direkomendasikan, bisa saja terjadi masalah pada tubuh atau olahraga tidak jadi maksimal.

Olahraga dengan metode HIIT ini memang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Meski demikian, Anda harus bisa melakukannya dengan benar agar tidak terjadi cedera di beberapa bagian tubuh khususnya kaki dan tangan. Ikuti semua prosedur yang ada agar berjalan lancar dan Anda tidak mengalami masalah di tubuh. Semoga ulasan di atas bermanfaat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi