Terbit: 25 January 2022 | Diperbarui: 26 January 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Sedentary atau sedenter, adalah gaya hidup yang berkaitan dengan duduk terlalu lama dan sedikit gerak secara fisik. Gaya hidup ini nyatanya berdampak buruk bagi kesehatan fisik maupun mental! Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Mengenal Gaya Hidup Sedenter dan Bahayanya bagi Kesehatan (Fisik dan Mental)

Apa Itu Gaya Hidup Sedenter?

Sedenter adalah salah satu gaya hidup yang sangat sedikit atau tidak ada aktivitas fisik, di mana sebagian besar hari dihabiskan dengan duduk, berbaring, dan mengeluarkan energi yang sangat sedikit.

Gaya hidup menetap yang umum, termasuk menonton TV, penggunaan komputer (secara kolektif disebut waktu layar), bermain video game, mengemudi kendaraan, dan membaca.

Jenis gaya hidup ini telah meningkat secara drastis selama beberapa dekade terakhir sebagai akibat dari peningkatan pekerjaan yang melibatkan duduk, serta peningkatan waktu perjalanan dan waktu menatap layar ketika tidak bekerja.

Bahaya Pola Hidup Sedenter bagi Kesehatan

Gaya hidup yang sangat sedikit bergerak terkait masalah muskuloskeletal, seperti sakit punggung. Sebagai akibatnya, semakin banyak pengusaha yang mendorong karyawan untuk aktif secara fisik di siang hari, menggunakan meja berdiri dan ikut program olahraga di kantor.

1. Gangguan kesehatan fisik

Berikut ini beberapa bahaya gaya hidup sedenter:

  • Kegemukan.
  • Diabetes tipe 2.
  • Beberapa jenis kanker, salah satunya kanker usus besar.
  • Osteoporosis.
  • Herniasi cakram tulang belakang.
  • Gangguan lipid.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Penyakit kardiovaskular.
  • Kematian dini.

Tidak aktif secara fisik dalam waktu lama dapat mengurangi metabolisme dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengontrol kadar gula darah, mengatur tekanan darah, dan memecah lemak.

2. Gangguan kesehatan mental

Gaya hidup yang tidak banyak bergerak juga memiliki dampak negatif pada kesehatan mental. Kombinasi dampak pada fisik dan mental terhadap kesehatan membuat gaya hidup sedenter menjadi sangat berbahaya.

Sebuah penelitian dengan melibatkan sekitar 10.381 peserta mengaitkan gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan kurangnya aktivitas fisik dengan risiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan mental.

Sementara penelitian lainnya yang melibatkan sebanyak 110.152 peserta menemukan bahwa ada hubungan antara perilaku menetap dan peningkatan risiko depresi.

Baca Juga: 12 Penyebab Badan Lemas dan Tidak Bersemangat

Cara Memperbaiki Gaya Hidup Sedenter

Gaya hidup yang lebih aktif secara signifikan dapat membantu mengurangi kemungkinan kondisi kesehatan kronis, gangguan kesehatan mental, dan kematian dini.

Berikut ini bahaya pola hidup sedenter:

1. Menaiki tangga sesering mungkin

Sebuah penelitian yang diterbitkan di tahun 2017 telah menemukan bahwa menaiki tangga, yang dianggap sebagai aktivitas fisik dengan intensitas tinggi, dapat membakar kalori lebih banyak per menit daripada jogging.

Menaiki tangga bila memungkinkan bisa membantu mempertahankan berat badan yang sehat serta membangun dan memelihara tulang, sendi, dan otot yang kuat.

2. Perbanyak berjalan kaki

Bepergian dengan mobil pribadi dikaitkan dengan tingkat kelebihan berat badan dan obesitas. Dibandingkan dengan cara yang lebih pasif untuk berkeliling, cara aktif seperti berjalan kaki atau bersepeda, memiliki banyak manfaat kesehatan dan dapat mencegah obesitas.

Bahkan angkutan umum terkait dengan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah daripada mengendarai mobil sendiri ke tempat kerja.

Berdiri di peron kereta atau berjalan ke halte bus membutuhkan lebih banyak langkah daripada hanya pergi dari pintu depan ke garasi.

3. Perbanyak berdiri di sela kerja

Jika pekerjaan mengharuskan untuk duduk dalam waktu lama, usahakan berdiri setidaknya setiap 20 menit. Bila perlu menggunakan pengingat menggunakan kalender atau smartphone, terutama jika terbiasa terlibat dalam suatu proyek dan lupa waktu.

Jika khawatir akan mengganggu alur kerja, tidak perlu menghentikan tugas untuk berhenti sejenak atau meregangkan tubuh. Anda masih bisa menerima panggilan atau memeriksa file yang dicetak sambil berdiri.

Cobalah untuk beristirahat sejenak dari meja, misalnya mengambil air atau berbincang dengan rekan kerja di meja mereka daripada mengirim email.

4. Mengubah suasana meja kerja

Untuk menghindari terlalu lama duduk, Anda mungkin dapat mempertimbangkan untuk menggunakan meja berdiri, meja treadmill, atau kursi bola kebugaran—yang memungkinkan duduk aktif yang melibatkan otot inti.

Jika memiliki meja kerja yang bisa disesuaikan dengan berbagai ketinggian, Anda dapat melakukan beberapa pekerjaan komputer sehari-hari sambil berdiri.

Meja kerja berdiri bahkan bisa memperbaiki postur tubuh, mengurangi nyeri punggung, dan apabila diatur dengan benar, dapat menjadi ergonomis yang lebih baik.

Baca Juga: Mengubah Gaya Hidup untuk Mengatasi Rasa Malas Berlebihan

5. Mengerjakan tugas rumah

Daripada hanya membersihkan meja dan sofa, sebaiknya bersihkan dapur setelah makan malam. Mencuci piring dan membersihkan bagian atas meja adalah tugas rumah yang termasuk sebagai aktivitas berdiri.

Pekerjaan lainnya seperti membuang sampah, menyapu lantai, dan menyedot debu bahkan lebih aktif secara fisik.

6. Olahraga lari

Sebuah penelitian di tahun 2014 menemukan bahkan berjalan lambat (kurang dari 9 kilometer per jam), lari 5-10 menit setiap hari dapat menurunkan risiko kematian yang signifikan dari semua penyebab, tetapi khususnya penyakit kardiovaskular.

Ada bisa memilih jenis lari sesuai yang anda sukai. Anda mungkin lebih suka berlari di luar ruangan di jalan setapak atau melalui kompleks rumah, atau mungkin berlari di trek dalam ruangan atau treadmill.

Berlari juga bisa menjadi media untuk bersosialisasi. Meskipun banyak orang lebih suka berlari sendiri, Anda juga bisa bergabung dengan grup lari.

Baca Juga: 11 Cara agar Tidak Malas Olahraga (Mudah Dilakukan)

Itulah penjelasan tentang pola hidup sedenter yang memiliki dampak buruk, baik pada kesehatan  secara fisik maupun mental. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2020. Sedentary Lifestyle. https://www.workplacetesting.com/definition/1000/sedentary-lifestyle (Diakses pada 25 Januari 2022)
  2. Ali, Yasmine S. 2021. How to Fix a Sedentary Lifestyle. https://www.verywellhealth.com/how-to-beat-a-sedentary-lifestyle-2509611 (Diakses pada 25 Januari 2022)
  3. Kandola, Aaron. 2018. What are the consequences of a sedentary lifestyle?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322910 (Diakses pada 25 Januari 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi