DokterSehat.Com- Deodorant yang umum dipakai saat ini, terdiri atas komponen-komponen bahan kimia yang mestilah ada efek sampingnya. Ditilik dari sisi keilmuan, deodorant pun menarik untuk dilihat. Terutama berkaitan dengan kesehatan tubuh secara umum. Mari simak informasi mengenai dampak penggunaan deodorant pada tubuh berdasarkan keilmuan. Informasi yang kami muat, dilansir dari Bustle.
1. Deodorant Menghilangkan Bakteri, Bukan Bau
Percaya atau tidak, keringat sendiri sama sekali tidak berbau. Yang membuatnya berbau adalah ketika keringat bereaksi terhadap bakteri tubuh. Sebab, salah satu kandungan dari deodorant adalah antibakteri, ia dapat mengenyahkan bakteri hingga tidak ada reaksi yang menyebabkan bau badan. Jadi, jika Anda beranggapan bahwa deodorant dapat menghilangkan bau, yang terjadi sebenarnya adalah deodorant menghilangkan bakteri penyebab bau.
2. Deodorant Tidak Bisa Mengontrol Kelenjar Keringat
Deodorant tidak bisa membantu mengontrol kelenjar keringat untuk berhenti atau mengurangi produksi keringat. Kecuali yang dibicarakan adalah antiperspirant, karena dua hal ini perlu diketahui adalah berbeda. Kandungan aluminium di dalam antiperspirant dapat membantu mengontrol kelenjar keringat ekrin. Jadi, jika tujuan Anda sekaligus untuk mengontrol produksi keringat, pilih antiperspirant.
3. Deodorant Dapat Mengubah Bakteri Tubuh
Sebuah studi yang dilansir dari Bustle, mengungkapkan bahwa deodorant dan antiperspirant dapat mengubah mikrobioma kulit. Penelitian ini dilakukan pada 17 peserta selama 8 hari. Hasilnya, setelah berhenti menggunakan deodorant dan antiperspirant lalu menggunakannya kembali, terjadi perubahan pada bakteri; bakteri menjadi lebih aktif. Meski begitu, para peneliti juga belum bisa memastikan apakah perubahan aktivitas bakteri ini berbahaya atau tidak.
Deodorant masuk menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari dalam menjaga kesegaran tubuh. Karena itu, penting untuk mengetahuinya, terutama jika sudah dari kacamata penelitian atau keilmuan.