Selain bakteri, hal-hal apa saja yang bisa menjadi penyebab bau badan? Bau badan adalah salah satu masalah yang pasti pernah dialami oleh semua orang. Namun, penting untuk diketahui bahwa keringat pada dasarnya tidak berbau. Bau badan muncul jika ada bakteri yang hidup dan memecah protein tertentu dalam keringat menjadi asam. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Penyebab Bau Badan
Seperti penjelasan sebelumnya, penyebab bau badan adalah bakteri yang memecah protein dari keringat dan kondisi ini sebagian besar terkait dengan kelenjar apokrin. Kelenjar ini ditemukan di payudara, area genital, kelopak mata, ketiak, dan telinga. Kelenjar apokrin bertanggung jawab untuk bau badan karena keringat dihasilkan mengandung tinggi protein.
Berikut ini adalah beberapa penyebab bau badan lainnya yang wajib Anda tahu, di antaranya:
1. Obesitas
Penyebab bau ketiak atau bau badan yang pertama adalah obesitas. Lipatan kulit pada orang obesitas dapat membuat keringat dan bakteri tertahan, sehingga membuat ‘rumah’ yang nyaman bagi bakteri untuk memecah protein dan memunculkan bau badan.
2. Konsumsi Makanan Pedas
Meski makanan pedas tidak menjadi penyebab bau badan, akan tetapi aroma makanan yang kuat bisa meresap melalui kulit, sehingga membuat bau badan lebih menyengat.
3. Stres
Stres menyebabkan kelenjar apokrin bekerja ekstra. Ini adalah kelenjar yang menjadi penyebab bau keringat. Jadi, jika Anda mengalami bau badan setelah aktivitas yang panjang dan melelahkan, Anda tidak perlu bingung, karena tubuh bereaksi terhadap peningkatan stres.
4. Keringat Berlebihan
Keringat berlebihan atau hiperhidrosis adalah kondisi di mana seseorang berkeringat secara berlebihan tanpa dipengaruhi oleh suhu panas ataupun olahraga. Kondisi ini bisa menjadi menjadi penyebab bau badan.
5. Gangguan Metabolik
Sebuah studi menemukan bahwa penyebab ketiak bau atau bau badan bisa disebabkan oleh kelainan genetik langka yang mengubah sistem metabolisme tubuh atau dikenal dengan sebagai trimethylaminuria (sindrom bau ikan).
Trimethylaminuria adalah suatu kelainan metabolik yang menyebabkan kelainan produksi enzim yang berfungsi untuk mengubah trimethylamine menjadi trimethylamine oxide. Kondisi ini membuat trimethylamine akan meningkat dan dikeluarkan melalui keringat dengan aroma seperti ikan.
6. Konsumsi Obat Tertentu
Beberapa obat penghilang rasa sakit seperti analgesik, antidepresan SSRI, obat hormonal, dan obat-obatan untuk jantung dapat menimbulkan efek samping seperti keringat berlebihan. Oleh karena itu, jika Anda sedang mengonsumsi salah satu dari obat tersebut, peningkatan bau badan bisa terjadi.
7. Perubahan Hormonal
Pergeseran hormon merupakan penyebab utamanya meningkatnya keringat. Seorang wanita yang mengalami fluktuasi hormonal dapat mengalami perubahan dalam bau badan. Misalnya, ketika kadar estrogen turun selama menopause, tubuh sering keliru menganggap ini sebagai tanda bahwa itu adalah peningkatan suhu panas.
Gejala umum lain dari fluktuasi hormon seperti hot flashes dan berkeringat di malam hari, juga dapat menyebabkan bau badan.
8. Diabetes
Pasien diabetes sering mengalami komplikasi medis tambahan, termasuk perubahan tiba-tiba dalam bau badan. Infeksi saluran kemih dan kadar glukosa darah yang tinggi dapat meningkatkan bau badan dan bau mulut.
Lebih jauh lagi, ketoasidosis diabetik adalah kondisi yang mengancam jiwa ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin dan sel-sel tidak dapat memperoleh gula yang dibutuhkan untuk energi. Salah satu gejalanya adalah napas beraroma seperti buah.
9. Gangguan Tiroid
Ketika Anda memiliki tiroid yang terlalu aktif, hal itu akan menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak keringat—bahkan jika Anda tidak melakukan banyak aktivitas. Kondisi ini bisa menjadi penyebab bau ketiak yang berlebihan.
10. Disfungsi Ginjal dan Hati
Penyebab bau badan yang terakhir bisa disebabkan oleh gangguan pada ginjal dan hati. Ginjal dan hati membantu tubuh menghilangkan racun. Ketika dua organ tersebut tidak berfungsi dengan baik, racun dapat menumpuk di dalam darah dan saluran pencernaan, sehingga menciptakan bau badan.
Nah, itulah berbagai penyebab bau badan yang harus Anda waspadai.
Cara Menghilangkan Bau Badan
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan bau badan, di antaranya:
-
Mandi Teratur
Meski patokan mengenai berapa kali seharusnya mandi dalam sehari tidak ada, namun akan lebih baik jika Anda mandi minimal satu kali dalam sehari. Pastikan daerah rawan keringat yang kerap menimbulkan bau badan digosok hingga bersih. gunakanlah sabun yang mencantumkan label antibakteri. Sabun jenis ini bisa membantu mengendalikan bakteri penyebab bau badan. Jika cuaca sedang panas, pertimbangkan untuk mandi lebih sering dari sekali sehari.
-
Hindari Makanan Pedas
Kari, bawang putih, dan makanan pedas lainnya berpotensi membuat keringat berlebih. Selain makanan pedas, diet tinggi daging merah juga dapat meningkatkan risiko mengembangkan bau badan yang lebih cepat.
-
Gunakan Deodorant atau Antiperspirant
Deodoran berfungsi untuk menghalau bau badan yang muncul. Sementara, antiperspiran bisa mengurangi keringat yang keluar dari tubuh. Kedua produk ini dibutuhkan bagi seseorang yang memproduksi keringat berlebih.
-
Gunakan Pakaian yang Tepat
Pilihlah pakaian dengan bahan yang tidak membuat tubuh menjadi cepat gerah, karena hal ini bisa berdampak untuk meminimalkan bau badan. Pilihlah bahan pakaian yang memungkinkan kulit bernapas dan menghasilkan penguapan keringat yang baik.
- Palmer, Angela. Why Do I Have Body Odor?. https://www.verywellhealth.com/what-causes-body-odor-4154534. (Diakses pada 19 Maret 2020).
- Body odour (BO). https://www.nhs.uk/conditions/body-odour-bo/. (Diakses pada 19 Maret 2020).
- 7 things your body odor might be trying to tell you. https://www.medexpress.com/about/newsroom/2019-press-releases-media-coverage/medexpress-unusual-body-odor.html. (Diakses pada 19 Maret 2020).
- Medical Conditions That Cause Body Odor. https://thompsontee.com/blog/medical-conditions-that-cause-body-odor/. (Diakses pada 19 Maret 2020).
- Sweating and body odor. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sweating-and-body-odor/diagnosis-treatment/drc-20353898. (Diakses pada 19 Maret 2020).
- Felman, Adam. 2017. What’s to know about body odor?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/173478#treatments. (Diakses pada 19 Maret 2020).