DokterSehat.Com- Belakangan ini dunia kesehatan tanah air dikejutkan dengan keberadaan cacing dalam ikan makarel kalengan. Selain ikan makarel dan ikan sarden, ada jenis ikan kalengan lainnya yang kerap dikonsumsi masyarakat, yakni ikan tuna. Meskipun rasanya enak bagi kesehatan dan diklaim memiliki nilai gizi yang tinggi, pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak sering-sering mengonsumsinya karena dianggap kurang baik bagi pencernaan tubuh.

Dilansir dari The Sun, ikan tuna kalengan ternyata memiliki kandungan seng yang sangat tinggi sehingga bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan kita, khususnya bagi saluran pencernaan.
Sebenarnya, keberadaan garam ini ditujukan untuk melapisi bagian dalam kaleng demi menjaga kualitas dari ikan tuna agar tidak mudah basi. Sayangnya, kandungan ini ternyata terserap pada daging tuna yang akhirnya kita makan. Jika kita kerap mengonsumsinya dalam waktu yang lama, maka keberadaan mineral seng ini akan memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap makanan dan akhirnya memicu datangnya masalah kesehatan.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Binghamton University yang ada di New York, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa makanan kalengan seperti tuna, jagung manis, asparagus, dan ayam ternyata memiliki kandungan seng 100 kali lebih banyak dari batas aman yang disarankan pakar keseahtan.
Profesor Gretchen Mahler yang terlibat dalam penelitian ini menyebutkan bahwa kandungan seng dalam ikan tuna kalengan ini bisa mengendap dalam saluran pencernaan tubuh kita dan akhirnya mengubah fungsinya dengan signifikan. Tak hanya itu, kandungan seng ini dikhawatirkan akan memicu peradangan pada saluran pencernaan dan hal ini bisa sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Melihat adanya fakta ini, jangan terlalu sering mengonsumsi ikan tuna kalengan ya?