Terbit: 9 August 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Pada kondisi pasca bencana, kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, pakaian, air bersih, makanan dan akses pada kebutuhan kesehatan tentu merupakan hal yang vital untuk dipenuhi.

Jangan Asal, Ini 4 Tips Pilih Makanan Aman untuk Korban Bencana!

Makanan menjadi salah satu hal yang banyak dipilih untuk membantu korban bencana alam.

Hal ini tentu sangat membantu, akan tetapi, memilih bahan makanan untuk korban bencana alam biasanya kerap dianggap remeh, karena memang nampak cukup mudah dalam menentukan jenis makanannya. Padahal, memilih makanan untuk dikirimkan pada korban bencana, harus memerhatikan berbagai hal.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih makanan untuk korban bencana

gempa_lombok_doktersehat_1

Photo Source: AFP

Tidak hanya memikirkan masa simpan atau tingkat keawatenan makanan selama di perjalanan saja, namun ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, diantaranya:

  • Jenis dan kualitas makanan
    Jenis atau golongan makanan yang penting untuk kondisi bencana adalah makanan pokok, lauk pauk, utamanya lauk hewani, dan camilan. Makanan yang masih berkualitas akan menjamin kandungan gizinya masih terjaga.
  • Siapa sasaran kelomok usia yang akan kita berikan
    Ada dua sasaran kelompok yang bisa dituju, yaitu:
    1. Kelompok umum usia dewasa dan remaja akhir, serta
    2. Kelompok khusus yaitu, bayi dan balita, anak-anak, serta wanita hamil dan menyusui, serta lansia.
  • Tujuan untuk pemenuhan gizi pada sasaran
    Perhatikan bahwa antar kelompok sasaran memiliki kebutuhan asupan gizi yang berbeda. Pada kelompok umum makanan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi harian, sedangkan pada kelompok khusus makanan diperlukan untuk menghindari atau mengatasi masalah gizi yang terjadi pada kelompok tersebut saat bencana.

Lantas, apa saja tips dalam memberikan bantuan makanan pada korban bencana?

Berikut beberapa tips yang bisa diperhatikan dalam memberikan bantuan pangan yang aman untuk korban bencana:

1. Pilih makanan yang siap makan dan cukup awet, kudapan, jajanan, ransum atau bahan sembako dasar

biskuit_doktersehat_2

Photo Source: Flickr/j-k-mitchell

Bahan makanan yang bisa dipilih adalah makanan siap makan. Boleh dalam kemasan berupa plastik ataupun kaleng. Bentuk sajian makanan boleh berupa makanan berkarbohidrat, misalnya roti kering, biskuit, daging kering, daging kalengan, buah kering atau kalengan.

Bahan sembako mentah juga bisa diberikan. Beberapa diantaranya yang perlu diberikan adalah makanan pokok, baik beras, tepung, atau mi, minyak, garam.

Untuk kelompok khusus:
Bahan makanan siap saji yang bisa diberikan misalnya biskuit untuk balita, anak-anak dan ibu hamil. Biskuit ini biasanya ditambahkan dengan berbagai vitamin dan mineral penting untuk korban bencana alam dengan kondisi khusus.

2. Perhatikan kualitas dan usahakan memilih produk berfortifikasi

label-makanan-lemak-doktersehat

Photo Credit: www.tumblr.com

Perhatikan kualitas dan kuantitas bahan makanan. Pastikan makanan dalam kemasan tidak terbuka, rusak, penyok, menggembung tidak wajar, atau lewat masa kedaluwarsanya.

Untuk kelompok khsusus:
Pastikan memilih bahan yang berfortifikasi agar asupan gizi dasare bagi kelompok khsusu terpenuhi. Pilih produk kemasan, utamanya sembako, yang difortifikasi zat gizi.

Misalnya, garam yang beriodium, minyak dengan tambahan vitamin A, serta tepung dan mi yang memiliki tambahan vitamin A dan B kompleks.

3. Untuk bahan makanan yang memerlukan pengolahan, utamakan memilih bahan makanan yang cocok dengan kebiasaan makan daerah

doktersehat-memanaskan-makanan-sahur

Photo Credit: Flickr.com/Anna

Jika memilih bahan makanan yang masih memerlukan pengolahan, misalnya sembako dasar atau lauk pauk seperti daging dan kacang-kacangan. Usahakan memilih jenis yang memang umum dikonsumsi di daerah tersebut.

Hal ini penting agar bantuan makanan yang diberikan bisa diterima dan semua kelompok korban bencana.

4. Hindari memberikan bantuan berupa susu formula

Meski sering dipilih, nyatanya memberikan bantuan berupa susu formula, apalagi di 5 hari awal pasca bencana, merupakan hal yang tidak dianjurkan. Mengapa?

Susu formula untuk bayi dan anak-anak, merupakan bahan makanan yang memerlukan kehigienitasan tinggi. Kurangnya akses air bersih bersuhu panas, justru rentan membuat bayi dan anak-anak mengalami diare.

Diare yang tidak segera tertangani akan berpengaruh besar pada kondisi tumbuh kembang anak. Ketimbang memberi susu formula, sebagian besar asosiasi kesehatan lebih banyak mengerahkan konselor ASI, khsususnya untuk pemenuhan gizi bayi dibawah 6 bulan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi