DokterSehat.Com- Timun seringkali dijadikan lalapan, hidangan sampingan seperti nasi goreng, hingga dijadikan acar. Rutin mengonsumsinya disebut-sebut bisa membantu menurunkan tekanan darah.

Hanya saja, belakangan ini ada anggapan yang menyebut timun bisa membantu mengendalikan kadar gula darah. Hal ini berarti, timun bisa membantu mencegah diabetes atau mengendalikan kondisi para pengidap diabetes. Apakah anggapan ini memang sesuai dengan fakta medis?
Kandungan nutrisi di dalam timun
Sebagaimana sayuran pada umumnya, timun termasuk dalam makanan yang rendah kalori. Hanya saja, di dalamnya terdapat kandungan vitamin dan mineral yang sangat tinggi. Sebagai contoh, jika kita mengonsumsi timun sebanyak 300 gram saja, maka akan mendapatkan kalori sebanyak 45 kalori, karbohidrat sebanyak 11 gram, protein sebanyak 2 gram, dan serat sebanyak 2 gram.
Timun dengan jumlah tersebut juga menyediakan 14 persen dari kebutuhan vitamin C harian, 62 persen kebutuhan vitamin K harian, 10 persen kebutuhan magnesium, 12 persen kebutuhan mangan, serta 13 persen kebutuhan kalium harian.
Selain menyediakan nutrisi-nutrisi baik tersebut, timun juga bisa membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. Hal ini disebabkan oleh kandungan air di dalam timun yang sangat tinggi. Hal ini berarti, selain dengan mengonsumsi air sebanyak 2 liter setiap hari, kita juga bisa mengonsumsi timun demi mencegah datangnya dehidrasi.
Bahkan, mereka yang memiliki kulit berminyak sangat disarankan untuk rutin mengonsumsi timun karena dianggap bisa membantu mengendalikan kondisi kulitnya.
Kaitan antara timun dengan kadar gula darah
Selain bisa menghidrasi tubuh, pakar kesehatan menyebut rutin makan timun ternyata juga bisa mengendalikan diabetes. Fakta ini terungkap dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal yang terbit pada 1995 silam berjudul Journal of Ethnopharmacology.
Dalam penelitian yang menggunakan hewan percobaan ini, disebutkan bahwa timun sangatlah efektif menurunkan sekaligus mengendalikan gula darah. Hal ini bisa mencegah komplikasi diabetes.
Penelitian lain yang dipublikasikan dalam Plant Foods for Human Nutrition pada 2010 juga menghasilkan fakta bahwa tikus-tikus yang dikondisikan menderita diabetes mengalami perbaikan kondisi kesehatan, khususnya dalam hal terkendalinya kadar gula darah setelah diberi asupan timun secara rutin.
Selain karena kadar kalorinya yang rendah, timun juga termasuk dalam sayuran dengan kadar serat yang tinggi. Mengonsumsinya sebagai camilan atau lauk saat makan akan membantu kita mudah kenyang dalam waktu yang lama sehingga tidak tertarik untuk ngemil makanan atau minuman yang tidak sehat. Hal inilah yang akhirnya bisa mencegah datangnya diabetes atau komplikasi dari penyakit ini.
Manfaat lain dari timun
Ada banyak sekali manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari rutin makan timun.
Berikut adalah manfaat-manfaat tersebut.
-
Tinggi kandungan antioksidan
Penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam International Journal of Biomedical Science pada 2008 silam menghasilkan fakta bahwa di dalam timun terdapat kandungan antioksidan tinggi yang bisa mencegah stres oksidatif, penyebab utama dari penyakit berbahaya layaknya kanker, penyakit paru, penyakti autoimun, serta penyakit jantung.
Kandungan antioksidan di dalam timun yang bisa menyediakan manfaat tersebut adalah flavonoid dan tanin.
-
Bisa mencegah sembelit
Kandungan serat di dalam mentimun yang sangat tinggi bisa mencegah datangnya sembelit serta gangguan pencernaan lainnya.
-
Mencegah penyakit kardiovaskular
Timun bisa membantu menurunkan tekanan darah kadar kolesterol. Hal ini tentu akan berimbas positif bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Risiko terkena penyakit kardiovaskular yang mematikan pun bisa diturunkan.
Melihat fakta ini, tak ada salahnya untuk sering makan timun yang menyegarkan. Banyak manfaat kesehatannya kok.