Teh hijau dikenal sebagai minuman yang paling baik bagi kesehatan. Tak disangka, penelitian terbaru membuktikan bahwa rutin mengonsumsinya bisa melawan bakteri tuberkulosis.
Manfaat Minum Teh Hijau
Sebagai informasi, teh hijau bisa memberikan manfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Rutin meminumnya juga bisa menurunkan kadar kolesterol, berat badan, serta kadar gula darah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Nanyang Technological University (NTU), Singapura, disebutkan bahwa kandungan di dalam teh hijau scara efektif bisa melawan bakteri penyebab tuberkulosis (TB), salah satu penyakit yang sering menyerang penduduk dari Benua Asia dan bisa menyerang paru, tulang, atau bahkan ginjal.
Pakar kesehatan menyebut tubuh yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh dan kekurangan asupan nutrisi rentan untuk terkena tuberkulosis. Beruntung, keberadaan nutrisi sehat di dalam teh hijau bisa membantu mencegah kedatangannya.
Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa di dalam teh hijau terdapat kandungan epigallocatechin gallate atau EGCG yang bisa melawan perkembangan bakteri penyebab tuberkulosis. Caranya adalah dengan mengikat enzim tertentu yang digunakan bakteri penyebab TB sebagai sumber energi sehingga bakteri ini tidak akan mudah berkembang.
Gerhars Gruber, pakar kesehatan yang terlibat dalam penelitian ini menyebut EGCG memang bisa menghambat perkembangan tuberkulosis dengan efektif. Hal ini membuat para peneliti yakin bahwa rutin meminumnya bisa membuat risiko terkena tuberkulsos berkurang atau membantu proses pengobatan pasien tuberkulosis.
Hanya saja, berdasarkan penelitian yang kemudian dipublikasikan hasilnya dalam Scientific Reports Journal, disebutkan bahwa teh hijau sebaiknya diseduh langsung dan tidak diberi tambahan gula. Selain itu, sebaiknya kita tidak mengonsumsi teh hijau botolan yang bisa dengan mudah ditemukan di pasaran karena biasanya sudah diberi bahan tambahan yang kurang sehat.
Berbagai Manfaat Rutin Minum Teh Hijau
Tak hanya bisa melawan bakteri penyebab tuberkulosis, pakar kesehatan menyebut ada banyak manfaat kesehatan lain yang bisa kita dapatkan jika rutin mengonsumsi teh hijau.
Berikut adalah manfaat-manfaat kesehatan tersebut.
-
Menurunkan Kolesterol
Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa rutin minum teh hijau bisa menurunkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat dan meningkatkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol baik dengan efektif. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan polifenol yang mencegah penyerapan kolesterol di dalam usus sekaligus membantunya terbuang lewat proses buang air.
Kandungan antioksidan di dalam teh hijau yang sangat tinggi juga bisa mencegah masalah aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah yang berbahaya.
-
Bisa Melawan Perkembangan Kanker
Tak hanya bisa mencegah kolesterol, kandungan polifenol di dalam teh hijau juga bisa melawan perkembangan sel-sel kanker sehingga bisa menurunkan risiko terkena penyakit mematikan ini dengan signifikan. Beberapa jenis kanker yang bisa dicegah dengan rutin meminumnya adalah kanker ovarium serta kanker endometrium.
-
Menurunkan Risiko Diabetes
Tak hanya dengan menata kembali pola makan agar lebih sehat, pakar kesehatan menyarankan kita untuk memperbanyak asupan teh hijau jika memang ingin menurunkan risiko terkena diabetes. Hal ini disebabkan oleh kemampuan minuman sehat ini dalam membuat respons insulin semakin meningkat sekaligus menjaga kadar gula darah.
-
Cocok Untuk Diet
Kandungan katekin di dalam teh hijau bisa membantu proses pembakaran lemak tubuh berlangsung dengan lebih baik. Hal ini tentu akan mendukung keberhasilan program diet.
-
Mencegah Hipertensi
Rutin minum teh hijau terbukti bisa membantu mengendalikan tekanan atau menurunkannya kembali hingga ke angka yang normal. Hal ini tentu akan membantu mencegah datangnya hipertensi dengan efektif.
Sumber:
- Grove, Neha. 2019. Green Tea May Be Beneficial In Dealing With Tuberculosis (TB); Says StudyA natural antioxidant that is found in large quantities in green tea, could fight the tuberculosis bacteria. ndtv.com/news/green-tea-may-be-beneficial-in-dealing-with-tuberculosis-tb-says-study-2151415. (Diakses pada 24 Desember 2019).