Terbit: 27 January 2018 | Diperbarui: 3 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Lalapan adalah salah satu makanan yang cukup sering kita konsumsi. Cukup hanya disajikan dengan sambal pedas, maka lalapan yang biasanya berupa kubis, selada, kemangi, timun, dan sayuran lainnya ini sudah sangat nikmat untuk dikonsumsi. Sayangnya, lalapan ini tidak dimasak. Selain itu, meskipun sudah dibersihkan, kadangkala lalapan ini tidak benar-benar dicuci dengan bersih sehingga dikhawatirkan memiliki telur cacing di dalamnya tanpa kita sadari.

Suka Makan Lalapan? Waspadai Kemungkinan Dampak Kesehatan Ini

Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa sayuran mentah yang tidak dicuci dengan bersih dikhawatirkan memiliki 16 jenis telur cacing. Bahkan, dalam penelitian yang dilakukan dengan mengecek kemangi, kubis, dan selada yang didapatkan dari pasar yang ada di Sumedang, Jawa Barat, dan di Malaysia, ditemukan bahwa 39,8 persen dari sayuran yang dijadikan sampel memiliki telur cacing soil-transmitted helminth (STH).

Jika kita sampai mengkonsumsi sayuran yang masih memiliki telur cacing STH tersebut, maka dikhwatirkan kita akan mengalami masalah cacingan yang memicu gejala layaknya nyeri pada perut, mual-mual, nafsu makan menurun drastis, diare, atau bahkan anemia. Jika yang mengalaminya adalah anak-anak, maka mereka bisa saja mengalami masalah kurang gizi atau gangguan pertumbuhan.

Melihat adanya fakta ini, pecinta lalapan harus memastikan bahwa sayuran yang mereka dapatkan sudah dicuci dengan air yang mengalir dan pencuciannya juga sangat teliti, yakni dari lembar per lembar. Jangan mencucinya di dalam wadah yang dipenuhi oleh air seperti baskom karena hal ini justru membuat telur cacing tetap berada di dalam air tersebut dan akhirnya mengontaminasi sayuran lainnya. Jika sampai di dalam sayuran ini masih ada tanah yang menempel, maka ada kemungkinan sayuran ini belum dicuci dengan benar sehingga ada kemungkinan masih memiliki telur cacing atau bahkan kandungan pestisida yang tentu berbahaya jika kita konsumsi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi