Terbit: 21 March 2018 | Diperbarui: 27 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- “Biarkan makanan menjadi obatmu” adalah ungkapan yang tepat diberikan pada functional food. Meskipun istilah ini belum banyak dikenal orang, namun umumnya kita sudah tahu jenis-jenis functional food. Lalu, apa sebenarnya functional food itu sendiri?

Sudah Tahu Apa Itu Functional Food?

Anda tentu tahu beberapa jenis makanan yang dipercaya bisa menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Sebut saja, tomat yang disebut mampu mencegah kanker prostat atau jeruk yang disebut mampu mencegah sariawan. Prinsip seperti itu yang membuat suatu makanan menjadi functional food atau pangan fungsional. Lalu apakah semua bahan makanan merupakan functional food?

Beberapa asosiasi kesehatan dunia, seperti British Nutrition Foundation dan The Institute of Food Technologist, menggolongkan yang termasuk functional food adalah kandungan gizi dari bahan makanan yang diolah menjadi bahan makanan tertentu, misalnya yoghurt yang terfortifikasi stanol dan sterol atau probiotik.

Namun dietitan dari Mayo Clinic, Katherine Zeratsky, menyebutkan bahwa kandungan gizi unggulan yang pada satu bahan makanan yang kita konsumsi secara langsung juga termasuk functional food, misalnya oat.

Beberapa poin yang membuat suatu makanan dapat disebut menjadi functional food adalah:

 

  • Memiliki kandungan gizi unggulan yang ada alami pada bahan makanan

 

      1. Berbeda dengan obat,

    functional food

      memiliki kandungan gizi yang ada alami dari bahan makanan. Kandungan tersebut bisa merupakan zat gizi makro atau turunanya, zat gizi mikro atau turunannya maupun fitonutrien.
  • Kandungan gizi functional food mampu mengatasi penyakit

 

      1. Makanan disebut

    functional food

      jika kandungan gizinya telah terbukti secara ilmiah mampu mencegah atau mengobati suatu penyakit.
  • Functional food bisa berasal dari semua golongan makanan

 

Functional food bisa diperoleh dari semua bahan makanan, baik sumber karbohidrat, lauk pauk sayur, buah, kacang-kacangan,biji-bijian, bumbu, rempah dan bahan makanan lainnya asalkan memenuhi dua poin sebelumnya.

Functional food kini dilirik oleh banyak perusahaan makanan sebagai kandungan unggulan produknya. Namun, dietitian Zeratsky menyebutkan bahwa meskipun functional food adalah makanan yang terbukti bermanfaat, bukan berarti functional food mampu menggantikan fungsi pola makan sehari-hari yang sehat.

Jadi, kita tentu boleh mengonsumsi functional food, akan tetapi tetap diimbangi dengan pola makan sehat agar kondisi kesehatan tubuh kita semakin optimal ya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi