DokterSehat.Com- Manisan buah apa yang paling sering Anda konsumsi?
Manisan buah tentu merupakan pilihan olahan buah yang menyegarkan dan enak, ya. Selain cukup mudah dibuat dan diperoleh di pasaran, manisan buah juga bisa dibuat dari cukup banyak jenis buah.
Meskipun memiliki rasa yang enak dan manis, kira-kira bagaimana kandungan gizi pada buah yang dibuat manisan? Apakah sama sehatnya dengan buah biasa?
Untuk lebih jelasnya, yuk sama-sama kita simak penjelasannya di bawah ini!
Kandungan zat dan gizi pada manisan buah
Seperti namanya, manisan buah, baik manisan buah kering dan basah, memiliki rasa yang manis. Rasa yang manis ini, tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan cita rasa, namun juga berfungsi untuk meningkatkan masa simpan dan daya awet buah.
Beberapa bahan yang kerap ditambahkan pada manisan buah, juga berpengaruh pada rasa, daya simpan dan kandungan gizi pada buah.
Berikut beberapa bahan makanan atau bahan tambahan pangan yang ditambahkan pada manisan buah:
- Larutan gula dengan kandungan gula 40%, yang direndam pada buah dalam waktu yang cukup lama
- Pengawet, umumnya benzoat, untuk mencegah proses pembusukan buah
- Sulfit untuk mengurangi pencokelatan pada buah yang direndam gula
- Garam dan pengawet yang memberi rasa gurih pada manisan buah
- Suhu panas selama proses perendaman yang juga berfungsi memantangkan manisan buah
Dengan adanya penambahan cukup banyak bahan dan proses pembuatan, maka tentu buah yang dibuat manisan akan mendapatkan cukup banyak paparan zat dan gizi.
Mulai dari kandungan gula yang meningkat dan adanya tambahan kandungan bahan tambahan pangan yang tinggi, meskipun kandungan gizi utama pada buah, yaitu vitamin, mineral, serat, cairan dan fitonutrien masih ada.
Hal tersebut membuat manisan buah menjadi alternatif cara mengonsumsi buah yang lebih awet, tersedia di segala musim, dan merupakan pilihan jenis buah yang cukup banyak mengandung energi bagi tubuh.
Dalam satu porsi manisan buah, atau setara dengan 21 gram, kandungan kalori dan gizinya adalah sebesar:
- 83 kkal, yang hampir seluruhnya diperoleh dari asupan karbohidrat,
- 20,58 gram karbohidrat
- 13,21 gram gula,dan
- 8 miligram natrium.
Lantas, bagaimana dengan kualitas kandungan gizi yang ada pada buah itu sendiri?
Beberapa penambahan dan proses pembuatan manisan buah, ternyata dapat memengaruhi kandungan gizi yang ada pada buah tersebut, diantaranya adalah:
1. Hilangnya kandungan vitamin larut air pada buah
Manisan buah, baik yang basah maupun yang kering, menggunakan air sebagai media perendaman dan pemasakan.
Hal ini tentu akan membuat kandungan vitamin larut air, yaitu vitamin B kompleks dan C, yang ada pada buah ikut larut pada air dan tidak optimal kandungannya dalam buah.
2. Penambahan banyak gula dan pengawet merusak kandungan antioksidan pada buah
Penggunaan gula, baik gula pasir atau gula buatan, dan pengawet, terbukti mampu merusak kandungan antioksidan pada buah.
Selain itu, kandungan fitonutrien yang tinggi pada buah segar, juga cenderung lebih rendah karena adanya paparan dari gula dan pengawet pada manisan buah.
3. Pemanasan dan paparan bahan tambahan pangan merusak dan menghilangkan kandungan gizi buah
Selanjutnya, proses pemanasan pada media yang banyak mengandung gula dan pengawet, dapat merusak zat gizi, utamanya vitamin dan mineral pada buah.
Zat gizi tersebut rusak karena pemanasan atau lama-kelamaan hilang karena larut pada cairan dan terpapar gula dan bahan pengawet.
Nah, untuk itu, sebisa mungkin kontrol konsumsi manisan buah dengan baik. Pastikan tidak terlalu sering mengonsumsinya, misalnya 1-2 kali dalam 1-2 bulan dan tidak mengonsumsi lebih dari 2 porsi dalam sehari, ya.