Terbit: 22 July 2018 | Diperbarui: 31 January 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Pada pukul berapa biasanya Anda sarapan? Sarapan atau makan pagi, tentu saja dilakukan pada awal hari, ya. Akan tetapi, tentu tidak semua orang melakukan sarapan pada jam yang sama.

Jangan Sarapan Terlalu Siang, Ini 3 Bahayanya!

Hal tersebut tentu bergantung pada kebiasaan makan masing-masing orang, akan tetapi. Ada yang memilih waktu sarapan pada waktu yang cukup pagi atau mendekati siang.

Lazimnya, sarapan memang memiliki fungsi yang penting karena sarapan ibarat berbuka puasa mengingat dengan sarapan tubuh mampu dengan segera menggantikan energi dan zat gizi tubuh setelah tidur lebih dari 7-8 jam.

Akan tetapi, ada berbagai alasan yang membuat orang jadi melakukan sarapan terlalu siang. Misalnya karena terlambat bangun, tidak sempat, atau mungkin masih belum mendapatkan nafsu makan.

Apapun alasannya, sarapan yang dilakukan terlalu siang ternyata juga bisa memberikan beberapa dampak pada tubuh, diantaranya:

1. Kadar gula kurang terkontrol

Sarapan terlalu siang, tentu membuat jeda antar waktu makan semakin panjang, apalagi setelah bangun tidur.

Hal ini secara umum tentu memengaruhi kadar gula darah dalam tubuh serta produksi insulin, dimana tubuh yang terlalu lama tidak mendapatkan asupan makanan, akan membuat produksi insulin semakin meningkat.

doktersehat-diabetes-penyakit-berbahaya-bisul-hemofilia-A-tes-HbA1c-1024Hal ini bisa membuat kadar gula darah kurang terkontrol dan jika berlangsung terus menerus maka tentu kadar gula darah dan produksi insulin dalam tubuh bisa terganggu.

2. Nafsu makan menjadi semakin besar

Perut yang terlalu lama kosong, akan menyebabkan tubuh menjadi merasa sangat lapar. Hal ini tentu meningkatkan nafsu makan saat melakukan sarapan di siang hari.

Hasilnya, pilihan makanan saat sarapan bisa jadi merupakan pilihan yang tidak sehat, atau cenderung tinggi kalori dari lemak dan gula saja.

burger-junk-food-doktersehat

Photo Credit: pexels.com

Kondisi ini tentu bisa memberikan dampak berupa porsi makan yang berlebihan, serta asupan kalori, gula dan lemak yang terlalu banyak. Hal ini tentu bisa berbahaya untuk kesehatan tubuh, bukan?

3. Berat badan lebih cepat naik

Porsi makanan yang besar, serta asupan kalori, gula dan lemak yang berlebihan, tentu dapat berakibat pada kondisi berat badan.

doktersehat-timbangan-berat-badan-diet-sindrom-metabolikHal ini tentu wajar mengingat kalori serta lemak yang berlebihan akan meningkatkan simpanan energi dalam tubuh, yang jika semakin banyak jumlahnya maka berat badan juga akan tentu meningkat.

Tentu Anda tidak ingin bukan berat badan naik hanya karena waktu sarapan yang ditentukan dengan asal?

Lantas, pada pukul berapa sarapan sebaiknya dilakukan?

Untuk menghindari bahaya di atas, maka berdasarakan beberapa pedoman kesehatan dan gizi di Indonesia, sarapan dianjurkan sebelum pukul 9 pagi.

Hal ini dinilai sesuai dengan pembagian jeda antar waktu sarapan dengan waktu makan lainnya, baik camilan atau waktu makan utama.

Sarapan sebaiknya dilakukan dengan porsi yang tepat dan bergizi seimbang.

doktersehat-sarapan-sehat-pagiSelain itu, sarapan bisa Anda lakukan sebelum melakukan aktivitas dan akan lebih baik jika Anda hanya memfokuskan diri atau menyediakan waktu khusu untuk sarapan, bukan melakukan sarapan saat di perjalanan atau sambil mengerjakan hal yang lainnya.

Hal ini penting agar kita bisa mengontrol porsi dan jenis yang sesuai dengan kebutuhan tubuh di awal hari.

Untuk itu, agar manfaat sarapan bisa kita rasakan dengan maksimal, maka waktu sarapan sebaiknya dipersiapkan dengan baik.

Bangun lebih pagi untuk melakukan sarapan, telah terbukti bisa membuat kita mengonsumsi sarapan dengan lebih terkontrol porsi dan jenis bahan makanan serta komposisi gizinya.

Sehingga, kini akan lebih baik jika Anda mulai memperhitungkan waktu untuk mempersiapkan sarapan sebagai salah satu rutinitas pagi hari agar Anda bisa sarapan tepat waktu dan mendapatkan manfaat sarapan dengan optimal, ya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi