DokterSehat.Com – Dalam beberapa dekade terakhir, masyarakat kita banyak dihebohkan dengan khasiat angkak merah sehingga penjualannya meningkat di pasaran. Apa sebenarnya angkak merah tersebut? Angkak merah merupakan beras yang difermentasikan selama sepekan dengan cendawan Monascus purpureus. Beras yang semula putih berubah warna menjadi merah gelap.
Makanan sehat dari Tiongkok
Angkak menjadi konsumsi harian masyarakat Cina terutama sebagai pengawet dan penyedap makanan. Penduduk Taiwan memilih meminumnya dalam bentuk anggur beras. Sebenarnya angkak tidak mempunyai rasa. Etnis Cina mempunyai kebiasaan mencampurkan angkak agar perut nyaman setelah makan dan masakan berwarna merah lebih menarik.
Penelitian fermentasi beras menjadi pewarna alami dilakukan Prof Srikandi Fardiaz dari Institut Pertanian Bogor. Hasil pengujiannya menunjukkan pigmen angkak cukup aman digunakan pada pangan. Menurut Djadjat angkak menghasilkan empat pigmen. Dua pigmen utama berwarna merah bernama monaskorubin dan monaskin. Sedangkan lainnya berwarna kuning dan jingga. Warna merahnya stabil dalam proses pengolahan. Pewarna ini paling cocok diaplikasikan pada industri sosis dan daging ham. Selama ini produk pangan itu menggunakan nitrit sebagai penguat warna merah dan mencegah pertumbuhan bakteri.
Antikolesterol dan baik untuk jantung
Beberapa senyawa aktif pembentuk angkak merah adalah monakolin K atau lovastatin, dihidromonakolin,dan monakolin I hingga IV. Senyawa lainnya berupa komponen sterol seperti betasitosterol, campesterol, stigmasterol, sapogenin, isoflavon,dan asam lemak tak jenuh tunggal. D.Heber, peneliti di Pusat Gizi Manusia University of California Los Angeles (UCLA), mengungkapkan lovastatin menghambat produksi kolesterol dalam tubuh. Secara kimiawi kinerja lovastatin meliputi mereduksi efek sintesis enzim pembuat kolesterol, memperlambat proses pembentukan kolesterol sehingga jumlahnya menurun.
Fungsi lain untuk mempercepat metabolisme dan penyerapan lipoprotein kolesterol berdensitas rendah dalam darah. Tujuannya mencegah penyakit arteriosclerosis (penyumbatan pada pembuluh darah) dan mengobati hyperlipidemia (kelebihan lemak jahat dalam tubuh). Menurut William Adi Teja, angkak merah dapat melancarkan peredaran darah dan memompa jantung lebih baik.
“Lovastatin di angkak, mirip khasiatnya dengan obat kolesterol sintesis,” kata Djadjat. Beberapa merek obat kolesterol di pasaran adalah Mevacor, Cholestin dan Lestric dengan harga Rp 1.000.000 s/d Rp 1.200.000 per 30 tablet berdosis 20 mg/tablet. Kini Bioteknologi LIPI di bawah komando Djadjat memproduksi angkak merah untuk suplemen kolesterol dan pewarna daging.
Tidak ada dosis yang ditetapkan untuk mengkonsumsi angkak sebagai penurun kolesterol,” kata alumnus Massey University, Selandia Baru. Ia menganjurkan konsumsi angkak bubuk minimal 400-800 mg tiap hari dan setara dengan 5 – 10 mg lovastatin (golongan obat kolesterol).