Terbit: 17 April 2019 | Diperbarui: 5 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Dalam dunia diet dan nutrisi, kita tidak hanya memperhitungkan kalori, nutrisi, dan kelebihan dari makanan. Lebih dari itu, dalam beberapa tahun terakhir muncul tren baru yaitu masalah kesehatan perut dan saluran cerna. Topik ini dianggap penting karena bisa memengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh dan mendukung kesuksesan diet.

Apa Itu Probiotik dan Prebiotik?

Mengenal probiotik dan prebiotik

Diet memang jarang sekali membahas kesehatan pencernaan. Selama ini fokus dari diet yang kita lakukan adalah pengaturan nutrisi saja. Padahal saluran cerna juga sangat penting untuk penyerapan nutrisi hingga pembuangan. Kalau ada masalah pada salah satunya kemungkinan besar berdampak besar pada tubuh secara menyeluruh.

Cara terbaik yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan pencernaan adalah mengonsumsi makanan dengan kandungan probiotik atau prebiotik. Nah, di antara kedua hal itu, kira-kira apa perbedaannya ya?

  • Bakteri hidup dan banyak terkandung pada makanan atau minuman tertentu. Bakteri ini berjenis bakteri baik karena bisa memberikan manfaat untuk tubuh bukan bakteri patogen yang menyebabkan gangguan kesehatan.
  • Makanan yang sebagian besar kandungannya serat, tapi tidak dicerna oleh tubuh atau serat tidak larut. Serat ini adalah makanan untuk bakteri baik yang ada di dalam usus.

Dari uraian di atas kita bisa membuat sebuah kesimpulan kalau probiotik adakah bakteri baik dan prebiotik adalah makanannya. Dengan mengonsumsi keduanya, saluran cerna bisa berjalan dengan baik dan kita mendapatkan banyak sekali manfaat.

Saat mengonsumsi makanan dengan kandungan probiotik dan prebiotik, ada baiknya yang jumlahnya seimbang. Dengan jumlah seimbang, kita akan mendapatkan banyak manfaat dan tidak ada gangguan dengan jumlah bakteri baik di dalam usus. Misal kita makan serat terlalu banyak kondisi kembung malah terjadi akibat fermentasi yang banyak dan menghasilkan gas.

Mengapa bakteri bermanfaat untuk perut?

Selama ini kita selalu menganggap bakteri sebagai salah satu patogen yang berbahaya untuk tubuh. Padahal tidak semua bakteri melakukannya. Bakteri baik di dalam usus justru menjaga sistem pencernaan dari jamur hingga bakteri lain yang masuk dari luar atau makanan. Dampaknya, saluran cerna akan susah untuk ditembus.

Bakteri yang ada di dalam usus juga memberikan sinyal kepada sistem kekebalan tubuh kalau terjadi masalah seperti Infeksi dari bakteri lain. Selain itu, bakteri baik juga meregulasi inflamasi yang terjadi di usus sehingga organ ini tetap bisa menjalankan fungsinya dengan baik.

Beberapa jenis bakteri yang ada di dalam usus juga menghasilkan asam lemak rantai pendek dan vitamin K. Dua nutrisi ini sama-sama bermanfaat untuk tubuh meski karang sekali dibicarakan oleh banyak orang.

Asam lemak rantai pendek memiliki banyak sekali manfaat untuk usus. Zat ini akan memberikan lapisan tambahan di dinding usus yang rawan sekali mengalami inflamasi. Asam lemak ini akan membuat saluran cerna semakin sehat dan luka atau inflamasi lainnya akan susah terjadi.

Pada beberapa orang yang mengalami gangguan pada saluran cerna akibat makan pedas atau mengalami gangguan lainnya, minuman atau makanan prebiotik akan memberikan rasa nyaman. Lambat laun rasa nyeri akan hilang dengan sendirinya.

Apa saja pengaruh makanan pada bakteri?

Makanan yang kita konsumsi setiap hari memberikan manfaat untuk tubuh, tidak hanya nutrisi yang didapatkan, tapi juga kesehatan saluran cerna. Kalau kita salah mengonsumsi makanan, yang bertambah banyak justru bakteri buruknya, bukan bakteri baik yang berguna untuk pencernaan.

Misal kita mengonsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung gula dan lemak. Makanan ini akan meningkatkan bakteri buruk di dalam usus. Bakteri buruk akan menyebabkan masalah besar seperti infeksi, inflamasi, dan kemungkinan terjadinya penyerapan kalori yang lebih besar dari sebelumnya.

Kalau penyerapan kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak, kemungkinan besar kondisi obesitas akan terjadi. Selain itu, peningkatan gula darah juga akan terjadi dengan masif dan rawan memicu diabetes.

Kalau Anda mengonsumsi makanan yang banyak mengandung prebiotik, bakteri baik yang akan meningkatkan jumlahnya atau stabil. Kalau jumlah bakteri baik stabil, gangguan pencernaan tidak akan terjadi. Bahkan bisa menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Makanan berjenis probiotik

Makanan yang mengandung bakteri hidup jumlahnya ada banyak. Bakteri baik ini akan memberikan manfaat yang besar termasuk menurunkan berat badan. Berikut beberapa jenis makanan yang mengandung prebiotik.

  • Yoghurt dan olahannya
  • Kimchi dan olahannya
  • Kombucha yang merupakan teh fermentasi
  • Kefir
  • Fermentasi sayuran lain sejenis acar
  • Tempe

Anda bisa mengonsumsi beberapa jenis makanan di atas kalau ada di sekitar Anda. Kalau memang susah mencari makanan probiotik di atas, ada baiknya untuk mengonsumsi suplemen atau makanan atau minuman kemasan yang mengandung bakteri baik seperti L. casei shirota strain.

Makanan berjenis prebiotik

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, makanan dengan kandungan prebiotik baik untuk makanan bakteri. Makanan ini terdiri dari:

  • Kacang-kacang
  • Biji-bijian
  • Polong-polongan
  • Oat dan olahannya
  • Pisang dan buah yang mengandung serat tidak larut lainnya
  • Aneka buah beri
  • Asparagus
  • Bawang putih
  • Bawang merah
  • Daun bawang
  • Dan makanan dengan kandungan serat tidak larut lainnya.

Makanan yang disebutkan di atas sebagian besar sudah banyak kita konsumsi sehari-hari. Namun, kita kerap tidak menyadarinya. Setelah mengetahui makanan di atas, coba lakukan variasi pengolahan agar selalu mendapatkan makanan enak dan sehat. Selain itu jangan makan berlebihan karena bisa memicu kembung dan kentut berlebihan.

Inilah beberapa ulasan tentang makanan dengan kandungan probiotik dan prebiotik. Dua jenis makanan yang berhubungan dengan bakteri baik dalam usus ini wajib ada agar pencernaan selalu sehat. Nah, dari beberapa jenis makanan di atas, adakah yang belum Anda ketahui sebelumnya?

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi