Terbit: 29 July 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Konsumsi makanan yang manis-manis layaknya permen, kue, atau bahkan biskuit ternyata bisa menimbulkan ketagihan. Makanan ini memang terasa sangat enak dan memberikan sensasi tenang, bahagia, dan nyaman setelah dikonsumsi. Sayangnya, karena kita terbiasa mengkonsumsi makanan manis dan menganggapnya sebagai makanan yang enak semenjak kita kecil, maka kita yang menyukai makanan dengan rasa yang manis beresiko tinggi terkena masalah diabetes. Tak hanya diabetes, sebuah penelitian terbaru juga menyatakan jika makanan manis yang biasanya kaya gula ini berpotensi membuat otak lebih tersakiti. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Penyuka Makanan Manis Harus Mewaspadai Resiko Kerusakan Pada Otak

Sebuah penelitian terbaru dari The Health and Sciences Adacemy menunjukkan fakta mengejutkan dimana konsumsi makanan manis yang kaya akan fruktosa dengan dosis tinggi yang biasanya berasal dari gula tambahan bisa memicu kerusakan pada 940 gen otak. Dimana 734 gen yang beresiko besar mengalami kerusakan ada pada area hipotalamus dan 206 gen sisanya berada pada area hipokampus. Kedua area pada otak ini ternyata sangat penting bagi kesehatan tubuh mengingat fungsinya yang mengendalikan berbagai organ tubuh, sistem metabolisme, fungsi otak keseluruhan, hingga pengendalian inflamasi pada tubuh. Jika benar gen pada otak ini mengalami kerusakan, kita pun beresiko mengalami masalah kesehatan berbahaya layaknya sindrom metabolisme tubuh, semakin mudah terkena depresi, parkinson, atau bahkan penyakit bipolar.

Dengan adanya fakta ini, ada baiknya kita memang mulai menurunkan konsumsi makanan manis, baik itu berupa camilan atau bahkan minuman yang terasa manis, bukan? Apalagi pada anak-anak dimana banyak orang tuanya yang terlalu memanjakan anak dengan makanan yang manis dan nikmat. Cobalah mengkonsumsi makanan yang kaya akan asam lemak omega 3 yang bisa membuat kerusakan pada gen otak tersebut bisa diperbaiki dengan baik.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi