Pektin adalah serat unik yang ditemukan dalam buah dan sayuran. Pektin juga dikenal sebagai serat larut yang ketika dipanaskan dengan cairan dapat mengembang dan berubah menjadi gel. Hal inilah yang membuatnya sering dijadikan sebagai pengental pada selai dan jeli. Apa saja manfaatnya bagi kesehatan? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Apa Itu Pektin?
Pektin adalah sejenis pati (heteropolisakarida) yang terdapat pada buah dan sayuran. Tanpa bahan ini, jeli dan selai tidak akan membentuk gel. Jika dikombinasikan dengan gula dan asam, hal tersebut dapat membuat selai dan jeli memiliki tekstur semi padat saat dingin.
Sebagian besar produk pektin terbuat dari apel atau kulit jeruk, karena kedua buah tersebut kaya akan serat ini. Pada umumnya, serat unik ini dijual dalam bentuk bubuk atau cair.
Kandungan Pektin
Dalam 1 ons (29 gram) serat larut ini mengandung:
- Kalori: 3.
- Protein: 0 gram.
- Lemak: 0 gram.
- Karbohidrat: 1 gram.
- Serat: 1 gram.
Baik dalam bentuk cair maupun bubuk, serat larut ini tidak mengandung banyak vitamin atau mineral. Namun, beberapa produk yang disebut pectin dry mix mengandung tambahan gula dan kalori. Campuran ini juga sering digunakan untuk membuat selai dan jeli.
Manfaat Pektin bagi Kesehatan
Berikut ini adalah beberapa manfaat potensial yang bisa diberikan oleh pektin, di antaranya:
1. Menurunkan Kadar Kolesterol
Pektin dipercaya dapat meningkatkan kadar lemak darah dengan mengikat kolesterol di saluran pencernaan agar tidak terserap. Hal ini pada akhirnya dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Sebuah penelitian mengungkapkan, seseorang yang mengonsumsi 15 gram serat larut ini per hari mengalami penurunan kolesterol LDL (kolesterol jahat) hingga 7% dibandingkan dengan kelompok terkontrol.
Namun, penelitian lebih lanjut (khususnya pada manusia) masih diperlukan untuk lebih memahami bagaimana pektin memengaruhi kadar lemak.
2. Mengatasi Masalah Pencernaan
Sebagai serat larut dengan sifat pembentuk gel yang unik, pektin membantu pencernaan dengan berbagai cara.
Serat larut berubah menjadi gel di saluran pencernaan dengan adanya air. Dengan demikian, zat ini dapat melunakkan tinja dan mempercepat waktu transit melalui saluran pencernaan, yang pada akhirnya akan mengurangi sembelit.
Selain itu, serat larut adalah prebiotik yang mana hal ini dapat menjadi sumber makanan bagi bakteri baik yang hidup di usus. Sebuah studi mengungkapkan, seseorang yang mengonsumsi 24 gram pektin setiap hari memiliki populasi bakteri sehat yang lebih tinggi di usus dan lebih sedikit gejala sembelit.
Selain itu, beberapa penelitian pada hewan telah mengungkapkan bahwa suplemen serat larut ini meningkatkan kesehatan bakteri usus, sehingga dapat mengurangi peradangan dan memperbaiki masalah pencernaan lainnya.
3. Menurunkan Risiko Kanker Usus Besar
Dalam studi tabung reaksi, pektin telah membunuh sel kanker usus besar. Selain itu, serat ini juga membantu mengurangi peradangan dan kerusakan sel yang dapat memicu pembentukan sel kanker usus besar.
Beberapa peneliti berteori bahwa pektin dapat menurunkan risiko kanker usus besar dengan mengikat dan menghambat penyerapan galectin-3, salah satu jenis protein yang dikaitkan peningkatan risiko kanker usus besar.
Studi tabung reaksi juga menunjukkan bahwa pektin membunuh jenis sel kanker lain, termasuk sel kanker payudara, hati, lambung, dan paru-paru.
Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami bagaimana pektin memengaruhi kanker pada manusia.
4. Menjaga Berat Badan Tetap Ideal
Sebuah penelitian mengungkapkan, asupan serat telah dikaitkan dengan penurunan risiko kelebihan berat badan. Hal ini diyakini karena serat mengenyangkan dan sebagian besar makanan berserat tinggi lebih rendah kalori daripada makanan berserat rendah.
Sementara itu, penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa suplemen pektin meningkatkan penurunan berat badan dan pembakaran lemak pada tikus yang obesitas.
Secara khusus, satu penelitian pada tikus menemukan bahwa serat larut meningkatkan rasa kenyang dan menurunkan asupan kalori lebih banyak daripada diet protein tinggi. Studi serupa telah mencatat bahwa pektin meningkatkan rasa kenyang pada tikus.
5. Menurunkan Kadar Gula Darah
Beberapa penelitian pada hewan mengungkapkan, bahwa serat larut ini dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan fungsi hormon terkait gula darah. Manfaat ini pada akhirnya dapat membantu mengelola diabetes tipe 2. Namun, penelitian pada manusia belum mengamati efek kuat yang sama pada kontrol gula darah.
Efek Samping Potensial dari Pektin
Pada dasarnya, serat larut ini memiliki sedikit efek samping. Pada beberapa kasus, zat ini dapat menyebabkan kembung dan diare jika dikombinasikan dengan guar gum dan serat tidak larut (kombinasi yang digunakan untuk menurunkan kolesterol dan lemak darah).
Selain itu, penting untuk diketahui bagi Anda yang memiliki alergi terhadap bahan dasar pektin. Sebagian besar suplemen pectin dibuat dari apel dan kulit jeruk. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang jenis serat ini, konsultasi dengan dokter diperlukan.
Meningkatkan Pektin dalam Asupan Sehari-Hari
Salah satu cara untuk menambahkan serat larut ke dalam makanan adalah dengan makan lebih banyak makanan yang tinggi serat ini, salah satunya adalah apel.
Meski begitu, hampir semua buah dan sayuran mengandung serat larut. Jadi, meningkatkan berbagai makanan nabati adalah cara terbaik.
Meskipun sebagian besar selai dan jeli dibuat dengan pektin, konsumsi lebih banyak selai atau jeli bukanlah cara yang baik untuk memasukkan lebih banyak serat larut ke dalam asupan sehari-hari. Selai dan jeli hanya mengandung sedikit serat namun tinggi gula dan kalori. Oleh karena itu, Anda harus mengonsumsi secukupnya.
Solusi lain untuk meningkatkan asupan serat larut adalah dengan suplemen, biasanya dalam bentuk kapsul. Suplemen ini sering kali dibuat dari apel atau kulit jeruk. Pada penderita kolesterol tinggi, Anda dianjurkan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 15 gram pektin per hari.
- Anonim. 2019. PECTIN. https://www.rxlist.com/pectin/supplements.htm. (Diakses pada 21 Mei 2021).
- Shoemaker, SaVanna. 2019. What Is Pectin? A Unique Fiber Explained. https://www.healthline.com/nutrition/pectin#downsides. (Diakses pada 21 Mei 2021).