Oncom merupakan produk fermentasi makanan yang menggunakan substrat bungkil kacang tanah atau ampas tahu yang diinokulasi dengan spora kapang oncom merah, yaitu spesies kapang yang berkembang biak secara generatif. Ketahui penjelasan lengkap mengenai manfaatnya bagi kesehatan.
Apa Itu Oncom?
Oncom adalah makanan olahan yang berasal dari kedelai. Hal itu menjadikan makanan yang populer di Jawa Barat ini memiliki nilai gizi yang hampir sama dengan tempe dan tahu. Proses pembuatannya juga hampir sama dengan tempe yaitu proses fermentasi yang dilakukan beberapa jenis kapang.
Jika tempe dikonsumsi ketika kapang belum menghasilkan spora, sedangkan oncom dikonsumsi setelah kapang menghasilkan spora. Kapang yang berperan dalam proses fermentasi kapang oncom merah adalah Neurospora sp.
Kandungan Oncom
Dalam sajian 100 gram, berikut adalah berbagai kandungan nutrisi yang ada di dalamnya:
- Air 87,46 %.
- Energi 187 kkal.
- Protein 13 gram.
- Lemak 6 gram.
- Karbohidrat 22,6 gram.
- Kalsium 96 mg.
- Fosfor 115 mg.
- Vitamin A 0 IU.
- Zat besi 27 mg.
- Vitamin B1 0,09 mg.
- Vitamin C 0 mg.
Meski begitu, nilai gizi makanan olahan ini sangat bervariasi. Hal itut tergantung dari bahan mentah yang digunakan. Akan tetapi, pada umumnya oncom hitam mempunyai nilai gizi yang lebih baik dan tinggi daripada oncom merah.
Khusus untuk oncom merah murni yang terbuat dari bungkil kacang tanah, kandungan protein dan lemaknya tak berbeda jauh dengan yang hitam hitam.
Manfaat Oncom bagi Kesehatan
Berikut ini adalah berbagai manfaat oncom yang baik untuk kesehatan tubuh, antara lain:
1. Memenuhi Kebutuhan Gizi
Manfaat pertama didapatkan dari kandungan karbohidrat dan protein dalam jumlah yang tinggi. Hal ini menjadikannya sebagai sebagai alternatif sumber asupan gizi sekaligus sumber energi yang baik bagi tubuh. Kandungan gizi pada makanan olahan ini juga baik untuk pertumbuhan jaringan tubuh.
2. Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan
Proses fermentasi dapat menyebabkan beberapa oligosakarida sederhana seperti sukrosa, rafinosa, dan stakhiosa menurun pesat akibat aktivitas enzim beta-galaktosidase yang dihasilkan kapang.
Degradasi yang dilakukan kapang saat fermentasi ini bermanfaat untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan karena rafinosa dan stakhiosa sangat berperan atas gejala flatulensi, gangguan pencernaan yang terjadi karena penumpukan gas hasil fermentasi oligosakarida yang tidak tercerna oleh mikroba di dalam usus besar.
Proses fermentasi yang dilakukan oleh neuro sporasitophila dan kapang rhizopus oligosporus dapat mencegah efek fluktuasi.
3. Mengurangi Kolesterol Jahat
Sebuah penelitian pada hewan mengungkapkan, oncom terbukti dapat mengurangi kadar kolesterol dan meningkatkan ekskresi steroid tinja. Makanan olahan yang kaya akan protein ini juga mengandung serat, di mana hal itu merangsang produksi rantai pendek asam lemak oleh mikroflora usus.
Hal ini memiliki pengaruh pada pengurangan kolesterol yang disebabkan oleh efek kolaboratif pepsin, protein, dan isoflavon aglikon.
4. Mencegah Perut Kembung
Selama proses fermentasi oncom, kapang menghasilkan enzim alphagalaktosidase. Enzim ini berguna untuk menguraikan rafinosa dan stakhiosa pada level yang lebih rendah. Proses ini membuatnya tidak menimbulkan terjadinya gas dalam perut yang menyebabkan perut kembung.
5. Mengurangi Nafsu Makan
Tiga makronutrien seperti lemak, karbohidrat, dan protein dapat memengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa protein dapat membantu Anda merasa lebih kenyang dengan sedikit makanan.
Protein mampu mengurangi tingkat hormon kelaparan ghrelin dan meningkatkan kadar peptida YY, hormon yang membuat Anda merasa kenyang. Meningkatkan asupan protein membuat seseorang dengan kelebihan berat badan mengonsumsi kalori lebih sedikit.
6. Meningkatkan Massa dan Kekuatan Otot
Protein adalah makronutrien yang penting dalam membangun otot. Oleh karena itu, konsumsi makanan yang mengandung protein dalam jumlah cukup seperti oncom, dapat membantu mempertahankan massa otot dan meningkatkan pertumbuhan otot saat Anda melakukan latihan kekuatan.
Jika Anda aktif secara fisik, mengangkat beban, atau mencoba membentuk otot, Anda perlu memastikan bahwa tubuh mendapatkan cukup protein. Menjaga asupan protein tetap tinggi juga dapat membantu mencegah kehilangan otot selama penurunan berat badan.
7. Menjaga Kesehatan Tulang
Seseorang yang makan lebih banyak protein cenderung menjaga massa tulang lebih baik seiring bertambahnya usia dan memiliki risiko osteoporosis lebih kecil. Selain itu, konsumsi protein dalam jumlah cukup membuat kejadian patah tulang jauh lebih rendah.
Hal ini menjadi sangat penting bagi wanita yang sudah menopause karena berisiko tinggi terkena osteoporosis. Makan banyak protein dan tetap aktif adalah cara yang baik untuk membantu mencegah hal itu terjadi.
8. Mengurangi Keinginan untuk Ngemil Larut Malam
Mengidam makanan berbeda dengan rasa lapar pada umumnya. Ini bukan hanya tentang tubuh yang membutuhkan energi atau nutrisi, akan tetapi otak Anda membutuhkan reward.
Pada beberapa kasus, mengidam bisa sulit untuk dikendalikan. Cara terbaik untuk mengatasinya mungkin dengan mencegahnya terjadi sejak awal. Salah satu metode pencegahan terbaik adalah dengan meningkatkan asupan protein.
Selain protein, hal ini mungkin terkait dengan peningkatan fungsi dopamin, salah satu hormon otak utama yang terlibat dalam mengidam dan kecanduan.
9. Menurunkan Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal kronis. Menariknya, asupan protein yang lebih tinggi terbukti menurunkan tekanan darah. Dalam beberapa uji coba terkontrol, peningkatan protein menurunkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Selain menurunkan tekanan darah, studi lain mengungkapkan diet tinggi protein juga mengurangi kolesterol LDL (jahat) dan trigliserida.
10. Meningkatkan Pembakaran Lemak
Asupan protein tinggi telah terbukti secara signifikan meningkatkan metabolisme dan meningkatkan jumlah kalori yang Anda bakar. Peningkatan ini bisa menghasilkan 80–100 kalori lebih banyak yang dibakar setiap hari.
Dalam sebuah penelitian, kelompok protein tinggi membakar 260 kalori lebih banyak per hari daripada kelompok rendah protein. Hal tersebut setara dengan satu jam latihan intensitas sedang per hari.
Perlu Anda ketahui, pada dasarnya tubuh menggunakan kalori untuk mencerna dan memanfaatkan nutrisi dalam makanan, proses ini disebut thermic effect of food (TEF). Namun tidak semua makanan mendukung proses ini. Faktanya, protein memiliki efek termal yang jauh lebih tinggi daripada lemak atau karbohidrat.
Nah, itulah berbagai khasiat oncom yang bisa Anda dapatkan. Meski begitu, beberapa klaim di atas membutuhkan penelitian lanjutan yang lebih besar untuk melihat pengaruhnya pada kesehatan.
- Anonim. http://repository.unimus.ac.id/3164/4/11.%20BAB%20II-converted.pdf. (Diakses pada 25 Januari 2021).
- Gunnars, Kris. 2019. 10 Science-Backed Reasons to Eat More Protein. https://www.healthline.com/nutrition/10-reasons-to-eat-more-protein#TOC_TITLE_HDR_3. (Diakses pada 25 Januari 2021).
- Wikanta, Wiwi. 2019. Membuat Oncom Praktis dan Aman Aflatoksin. Depok: Rajawali Press. http://repository.um-surabaya.ac.id/3921/1/Membuat_Oncom__9_Oktober_2019_NASKAH_PENERBIT-1.pdf. (Diakses pada 25 Januari 2021).