Terbit: 26 December 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Selain makan besar tiga kali sehari, pakar kesehatan menyebutkan bahwa kita biasanya akan merasakan lapar di sela-sela waktu makan sehingga ingin mengonsumsi camilan. Camilan ini bisa berupa buah-buahan sehat atau camilan yang enak namun kurang sehat seperti keripik, permen, biskuit, dan lain-lain. Meskipun bisa menunda lapar hingga waktu makan besar tiba, ada anggapan yang menyebutkan bahwa hobi ngemil bisa membuat sistem kekebalan tubuh menurun. Sebenarnya, apakah anggapan ini sesuai dengan fakta kesehatan?

Hobi Ngemil Turunkan Kekebalan Tubuh?

Dampak sering ngemil

Pakar kesehatan menyebut kebiasaan makan tiga kali sebenarnya mulai diadopsi manusia sejak abad ke-18. Sayangnya, kini kita cenderung makan dalam frekuensi lebih banyak karena selalu ngemil di sela-sela waktu makan tersebut. Dengan mengonsumsi camilan, dikhawatirkan asupan kalori menjadi jauh lebih banyak dan akhirnya kita pun akan lebih rentan mengalami kenaikan berat badan.

Di dalam tubuh kita terdapat dua jenis proses metabolisme, yakni metabolisme saat berpuasa atau saat tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman apapun serta metabolisme pasca-makan yang terjadi setelah kita mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Metabolisme pasca makan ini akan membuat tubuh lebih aktif menyerap berbagai macam nutrisi yang akhirnya mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Sayangnya, jika kita terus ngemil dan akhirnya tidak memberikan kesempatan bagi tubuh untuk melakukan metabolisme puasa, maka tubuh, termasuk sistem pencernaan dan sistem kekebalan tubuh tidak mendapatkan waktu untuk beristirahat yang akhirnya bisa menyebabkan dampak seperti peradangan.

Peradangan yang disebabkan oleh kebiasaan makan dan ngemil

Sebenarnya, setelah kita makan, terjadi proses penyerapan nutrisi yang akhirnya membuat sistem kekebalan tubuh mengeluarkan respons peradangan transien. Hal ini berarti, setiap kali kita makan, kita sebenarnya juga memberikan tekanan fisiologis pada sistem imun tubuh. Hal ini berarti, jika kita terus ngemil tanpa memberikan kesempatan tubuh untuk beristirahat tanpa makan, ada kemungkinan tubuh akan mengalami peradangan dalam durasi yang sangat lama. Hal ini akan membuat sistem kekebalan tubuh terus menurun dan akhirnya membuat kita lebih rentan diserang penyakit.

Dalam dunia medis, peradangan yang terjadi setelah makan ini disebut sebagai peradangan postprandial. Sayangnya, gaya hidup masyarakat modern membuat peradangan ini menjadi semakin parah. Sebagai contoh, jika kita mengonsumsi makanan yang tinggi kalori, gula, atau bahkan lemak jenuh, maka risiko untuk terkena peradangan menjadi lebih tinggi.

Bahaya peradangan postprandial

Peradangan postrprandial jika terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan kerusakan yang cukup fatal. Risiko terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2 juga akan meningkat. Karena alasan inilah kita memang sebaiknya menurunkan kebiasaan ngemil, apalagi ngemil makanan yang tidak sehat. Selain itu, kita juga harus mengubah pola makan secara keseluruhan. Sebagai contoh, kita harus menerapkan pola makan dengan kadar gizi yang lebih seimbang dan memperbanyak asupan serat. Dengan semakin banyak asupan serat, maka perut akan kenyang lebih lama dan kita pun tidak akan mudah merasa lapar atau tergoda camilan yang tidak sehat.

Beberapa jenis camilan yang sebaiknya kita hindari

Pakar kesehatan menyebut beberapa jenis camilan yang sering kita konsumsi namun sebaiknya kita hindari seperti gorengan, biskuit, keripik, kentang goreng, cokelat yang tinggi gula, permen, kue, dan lain-lain. Camilan-camilan ini memang sangat nikmat untuk dimakan, namun dampak kesehatannya ternyata lebih berbahaya dari yang kita bayangkan. Jika kita ingin ngemil, sebaiknya kita mengonsumsi buah-buahan yang jauh lebih sehat.

Hanya saja, khusus bagi penderita diabetes, camilan yang dikonsumsi sebaiknya juga harus benar-benar dipilih dengan selektif demi mencegah kenaikan kadar gula darah. Jika perlu, mereka bisa berkonsentrasi ke dokter untuk mengetahui camilan yang tepat dan aman untuk dikonsumsi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi