Terbit: 25 July 2019 | Diperbarui: 6 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Meski bisa mengenyangkan dan memiliki rasa yang enak, ada sebagian orang yang menuding nasi goreng sebagai makanan yang bisa meningkatkan kadar kolesterol. Lantas, apakah tidak ada cara yang bisa kita lakukan demi tetap bisa menikmati nasi goreng tanpa perlu khawatir akan mengalami kolesterol tinggi?

7 Tips Memasak Nasi Goreng Demi Mencegah Kenaikan Kolesterol

Tips mengolah nasi goreng agar tidak menyebabkan kolesterol tinggi

Pakar kesehatan menyebut kita masih bisa menikmati nasi goreng tanpa perlu khawatir mengalami kenaikan kadar kolesterol darah. Hanya saja, kita harus memperhatikan beberapa hal saat mengolahnya.

Berikut adalah berbagai hal yang harus kita perhatikan.

  1. Jangan menambahkan makanan laut

Salah satu jenis nasi goreng yang paling digemari adalah nasi goreng seafood. Keberadaan lauk layaknya cumi, udang, atau kepiting memang bisa membuat rasanya menjadi jauh lebih nikmat, namun hal ini membuat jumlah kolesterol yang kita konsumsi menjadi semakin meningkat. Karena alasan inilah sebaiknya kita menghindarinya.

  1. Menambahkan sayuran sehat pada nasi goreng

Kita bisa menambahkan beberapa jenis sayuran seperti sawi, kemangi, wortel, atau kol di dalam nasi goreng. Sebaiknya juga menambahkan mentimun pada nasi goreng tersebut.

Keberadaan sayuran ini bisa membuat kita mendapatkan asupan serat yang mampu mencegah penyerapan kolesterol. Selain itu, serat juga bisa membuat kita lebih mudah kenyang sehingga porsi nasi goreng yang kita konsumsi juga tidak berlebihan.

  1. Jangan mengonsumsinya dengan berlebihan

Meski rasanya sangat enak, nasi goreng sebaiknya tidak dikonsumsi dengan berlebihan. Konsumsilah dengan porsi yang sedang saja. Selain itu, pastikan untuk tidak menambahkan lauk yang bisa menambah asupan kalori atau kolesterol seperti kerupuk.

  1. Gunakan nasi sisa kemarin

Kecenderungan masyarakat Indonesia untuk mengolah kembali nasi sisa kemarin menjadi nasi goreng ternyata bisa bermanfaat, lho. Ternyata, mengolah nasi goreng dari nasi sisa kemarin jauh lebih sehat dibandingkan dengan mengolah nasi yang baru kita buat hari ini. Hal ini disebabkan oleh kadar kalori nasi sisa kemarin yang sudah menurun, apalagi jika sudah didinginkan.

Pakar kesehatan menyebut nasi kemarin memiliki kalori lebih rendah sekitar 60 persen dibandingkan dengan nasi yang baru saja kita masak. Mengonsumsinya tentu akan membuat berat badan tidak mudah naik dan kadar kolesterol tetap terjaga.

  1. Gunakan minyak, bukannya mentega atau margarin

Meskipun mentega dan margarin bisa membuat rasa nasi goreng yang diolah menjadi jauh lebih nikmat, pakar kesehatan ternyata tidak merekomendasikan kita untuk menggunakannya. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan kalori dan kolesterol di dalam margarin atau mentega yang lebih tinggi dibandingkan dengan di dalam minyak.

Hanya saja, sebaiknya kita tidak menggoreng nasi dengan minyak bekas atau minyak goreng biasa. Jika ingin lebih sehat dan tidak ingin mengalami kenaikan kolesterol, gunakanlah minyak zaitun atau minyak kanola.

  1. Pakailah wajan anti lengket

Meski terlihat sepele, pakar kesehatan menyebut mengolah nasi goreng di atas wajan anti lengket bisa memberikan dampak kesehatan yang berbeda dibandingkan dengan di atas wajan biasa. Wajan anti lengket bisa membuat kita menggunakan minyak jauh lebih sedikit sehingga tentu akan membuat asupan lemak dan kolesterol tidak terlalu banyak.

  1. Kurangi penyedap rasa

Meski bisa membuat rasa nasi goreng menjadi lebih nikmat, sebaiknya kita tidak menambahkan MSG, penyedap rasa, atau bumbu instan lainnya karena memiliki kandungan natrium yang tinggi. Kandungan ini bisa memperburuk kondisi pembuluh darah. Lebih baik kita menggunakan bahan-bahan alami yang juga bisa membuat rasa nasi goreng tetap nikmat namun lebih aman.

Beberapa bumbu yang bisa kita gunakan untuk mengolah nasi goreng adalah bawang putih, bawang merah, bawang Bombay, daun salam, daun jeruk, lengkuas, kunyit, jinten, dan lain-lain.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi