DokterSehat.Com – MSG atau ‘micin’ pastinya sudah tidak asing lagi bagi Anda, bukan? Penyedap rasa yang merupakan kependekan dari monosodium glutamat ini memang membuat masakan terasa lezat, namun kerap dihindari karena dianggap menyebabkan otak menjadi ‘bodoh’. Benarkah MSG berbahaya? Apa saja mitos tentang ‘micin’ yang selama ini beredar di masyarakat? Seberapa banyak konsumsi penyedap masakan ini yang tergolong aman?
Apa Itu MSG?
Monosodium glutamat adalah bumbu masakan yang berfungsi untuk memberikan rasa sedap pada makanan.
MSG terbuat dari kombinasi antara sodium dan glutamat. Sodium adalah molekul garam yang berfungsi sebagai ‘stabilisator’ dari glutamat, sedangkan glutamat adalah asam amino alami yang bertugas memberikan rasa gurih (umami) pada makanan. Glutamat banyak ditemukan pada bahan makanan seperti susu, daging, tomat, dan jamur.
Molekul ini sejatinya bisa dihasilkan secara alami, bahkan tubuh pun memproduksi glutamat guna menunjang fungsi-fungsi tertentu (ASI mengandung glutamat 10 kali lebih banyak dari susu sapi). Saat ini, ‘micin’ cenderung diproduksi melalui mekanisme kimia yakni fermentasi karbohidrat dengan metode yang sama seperti pada yogurt dan wine.
Mitos Seputar MSG
Membicarakan ‘micin’ tidak lepas dari sejumlah mitos yang mengelilinginya. Berikut ini adalah mitos MSG yang telah beredar luas di masyarakat.
1. Menurunkan Kinerja Otak
Mitos pertama dan paling populer adalah bisa menurunkan kinerja otak. Dengan kata lain, penyedap masakan ini bisa menyebabkan otak menjadi bodoh atau ‘lemot’.
Kekhawatiran akan bahayanya bagi kinerja otak pertama kali muncul pada tahun 1969 ketika sebuah studi menemukan fakta bahwa asupan MSG yang terlalu banyak menyebabkan kerusakan pada saraf neurologis seekor tikus yang menjadi medium percobaan.
Hal ini lantas diperkuat oleh sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2010. Disebutkan bahwasanya konsumsi ‘micin’ terlalu banyak dapat meningkatkan kadar glutamat di dalam darah hingga 556 persen yang lantas berakibat pada kerusakan otak.
Namun demikian, peneliti dari Rosalind Franklin University of Medicine and Science, Chicago, AS mengatakan konsumsi yang wajar tidak memiliki dampak negatif terhadap kinerja otak.
2. Chinese Restaurant Syndrome
Mitos selanjutnya adalah Chinese Restaurant Syndrome. Chinese Restaurant Syndrome adalah kondisi di mana seseorang mengalami sejumlah gejala pasca mengonsumsi makanan khas Tiongkok. Gejala-gejala tersebut meliputi:
- Gatal-gatal
- Pusing kepala
- Mual dan muntah
- Pembengkakan pada lidah dan tenggorokan
- Tubuh melemah
- Nyeri dada
- Asma
Munculnya sindrom ini disinyalir diakibatkan sebagai efek samping bahan tersebut yang memang umum terdapat pada makanan khas Tiongkok (Chinese Food).
Faktanya, hal ini hanyalah mitos MSG belaka. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan tidak berhasil mendapatkan korelasi antara bahan ini dan gejala yang disebut Chinese Restaurant Syndrome tersebut.
Kalaupun ada orang yang mengalami kondisi ini, itu lebih dikarenakan orang tersebut mungkin memiliki sensitivitas terhadap glutamat dan secara persentase terbilang kecil atau jarang terjadi. Umumnya, sindrom justru diakibatkan oleh makanannya itu sendiri seperti udang, ikan, dan sebagainya.
3. Memicu Kanker
Memicu kanker juga menjadi mitos yang banyak dipercayai masyarakat, mungkin termasuk Anda salah satunya.
Lagi-lagi, anggapan bahan masakan ini sebagai pemicu kanker hanyalah mitos. Belum ada penelitian yang bisa membuktikan bahwa ‘micin’ dapat menyebabkan kanker atau setidaknya meningkatkan risiko kanker pada seseorang.
Apakah MSG Berbahaya?
Apakah MSG berbahaya? Melihat penjelasan di atas, bisa dikatakan jika penyedap ini adalah bahan makanan yang tergolong aman. Dengan catatan, konsumsinya masih berada dalam batas kewajaran.
Lagipula, Food and Drug Administration (FDA) telah menyatakan bahwa ‘micin’ adalah bahan makanan yang “generally recognized as safe” (GRAS) alias aman untuk dikonsumsi secara umum. Berbagai laporan yang diterima lembaga ini terkait timbulnya gejala pasca mengonsumsi makanan mengandung ‘micin’ belum dapat dibuktikan kebenarannya, apakah memang akibat bahan tersebut atau bukan.
Berapa Takaran Aman Pemakaian MSG?
MSG seharusnya aman apabila dikonsumsi tidak melebihi batas (merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72/Menkes/PER/IX/88). Lantas, berapa takaran aman MSG dalam sehari?
Ada beberapa versi terkait batas aman konsumsi MSG per harinya. Kementerian Kesehatan menyarankan konsumsi MSG tidak melebihi 120 mg/kilogram berat badan. Hal ini sesuai dengan ketentuan dari Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA), yaitu Komisi Penasihat WHO untuk urusan bahan aditif makanan.
Sebagai contoh, Anda memiliki berat badan 50 kg. Maka dari itu, konsumsi MSG harian Anda maksimal berada di angka 6 gram atau sekitar 2 sendok teh.
Alternatif Penyedap Masakan selain MSG
Selain membatasi penggunaan MSG, Anda juga bisa menggunakan alternatif penyedap makanan alami yang tentunya jauh lebih aman dan sehat. Apa saja alternatif penyedap masakan selain ‘micin’ tersebut? Ini dia informasinya.
1. Garam
Garam adalah bumbu masakan yang juga berfungsi sebagai penyedap rasa. Kandungan glutamat yang cukup tinggi membuat garam dijamin akan memberikan cita rasa yang tak kalah lezat meskipun tanpa menggunakan MSG.
2. Rempah-Rempah
Rempah-rempah seperti bawang merah dan bawang putih juga bisa menjadi alternatif penyedap rasa pengganti ‘micin’. Dengan menggunakan dua rempah-rempah tersebut, Anda tetap mendapatkan cita rasa masakan yang lezat dan menggugah selera kendati tanpa perlu menyertakan MSG.
3. Susu & Produk Olahannya
Susu adalah sumber asam glutamat alami sehingga bahan makanan ini juga bisa memberikan cita rasa gurih pada masakan. Selain susu, Anda pun bisa menjadikan sejumlah produk olahan susu sebagai alternatif penyedap rasa pengganti ‘micin’ seperti keju dan mentega.
4. Kacang Kedelai
Kacang kedelai juga mengandung glutamat, bahkan kadarnya tergolong tinggi. Atas dasar itu, Anda bisa mengganti MSG dengan kedelai guna mendapatkan cita rasa masakan yang lezat dan lebih sehat.
5. Tomat
‘Micin’ alami terakhir yang patut Anda sertakan dalam masakan demi cita rasa yang lezat adalah tomat. Sama seperti kedelai, kandungan glutamat pada tomat sangat tinggi sehingga mampu menghasilkan rasa gurih yang kuat.
Selain itu, menggunakan tomat sebagai alternatif pengganti MSG kimia akan memberikan manfaat lainnya karena buah berwarna merah ini diperkaya oleh sejumlah nutrisi dan vitamin yang penting bagi kesehatan tubuh.
Itu dia informasi mengenai ‘micin’ yang perlu Anda ketahui. Jadi, tidak usah takut untuk mengonsumsinya, ya. Selama tidak berlebihan, penyedap masakan ini bukan sesuatu yang jahat, kok. Semoga bermanfaat!
- Anonim. 2018. Berbahayakah MSG bagi Tubuh? http://yankes.kemkes.go.id/read-berbahayakah-mgs-bagi-tubuh-5679.html (Diakses pada 25 September 2019)
- Anonim. Alternatives to MSG. https://www.fitday.com/fitness-articles/nutrition/healthy-eating/10-alternatives-to-msg.html (Diakses pada 25 September 2019)
- Anonim. Questions and Answers on Monosodium Glutamate (MSG). https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/questions-and-answers-monosodium-glutamate-msg (Diakses pada 25 September 2019)
- Baad, H et al. Effect of Systemic Monosodium Glutamate (MSG) on Headache and Pericranial Muscle Activity. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19438927 (Diakses pada 25 September 2019)
- Frothingham, S. 2019. Does Monosodium Glutamate Causes Cancer? https://www.healthline.com/health/monosodium-glutamate-cancer#msg-in-food (Diakses pada 25 September 2019)
- Hawkins, RA. 2009. The Blood-Brain Barrier and Glutamate. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19571220 (Diakses pada 25 September 2019)
- Hewings-Martin, Y. 2017. MSG: More Than Just a Food Additive. https://www.medicalnewstoday.com/articles/318589.php (Diakses pada 25 September 2019)
- Kivi, R. 2018. Chinese Restaurant Syndrome. https://www.healthline.com/health/chinese-restaurant-syndrome (Diakses pada 25 September 2019)
- Leech, J. 2018. MSG (Monosodium Glutamate): Good or Bad? https://www.healthline.com/nutrition/msg-good-or-bad (Diakses pada 25 September 2019)
- Olney, JW. Brain Lesions, Obesity, and Other Disturbances in Mice Treated with Monosodium Glutamate. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/5778021 (Diakses pada 25 September 2019)
- Thompson, C. Monosodium Glutamate Alternatives. https://www.livestrong.com/article/531507-monosodium-glutamate-alternatives/ (Diakses pada 25 September 2019)