DokterSehat.Com- Anda kerap mengalami maag saat menjalani puasa? Ya, maag memang seakan menjadi salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada bulan puasa.

Agar kondisi maag tidak bertambah parah, salah satu kunci mengurangi gejalanya adalah dengan mengatur pilihan makan berbuka yang tepat.
Makanan saat berbuka berperan penting dalam penanganan kondisi maag
Saat berpuasa, pencernaan kita akan berada pada kondisi kosong selama lebih dari 8 jam.
Hal ini yang menjadi pemicu kondisi pencernaan penderita maag menjadi sangat sensitif dan kerap mengalami gangguan berupa produksi asam lambung yang berlebih.
Meskipun beberapa pakar kesehatan menyebutkan bahwa menjalani puasa sedikit banyak bisa membantu mengatasi maag, namun reaksi nyeri akibat pencernaan yang terlalu lama kosong haruslah ditangani.
Salah satu cara termudah adalah dengan memilih makanan apa yang baiknya dikonsumsi terlebih dahulu pada saat pencernaan sedang sangat sensitif.
Makanan yang dipilih dengan asal saat sedang mengalami maag berisiko menyebabkan produksi asam lambung makin banyak sehingga memicu munculnya rasa nyeri yang semakin parah.
Sedangkan, pemilihan makanan yang tepat saat berbuka saat mengalami maag akan sangat membantu mengurangi gejala maag, selain itu risiko kambuhnya maag pada puasa berikutnya bisa ditekan hingga mampu membuat pencernaan lebih terbiasa dalam menjalani puasa selama bulan Ramadan.
Makanan dan minuman yang harus dihindari saat berbuka puasa oleh penderita maag
Makanan yang harus dihindari penderita maag saat berbuka adalah makanan yang memicu tingginya produksi asam lambung.
Lazimnya makanan di bawah ini disajikan dalam bentuk menu masakan atau sajian camilan, diantaranya adalah:
1. Kolak dengan santan kental
Berbuka dengan kolak memang nikmat, sayangnya hal ini justru menyebabkan pencernaan, utamanya lambung, bekerja lebih keras, mengapa?
Asupan santan yang merupakan sumber lemak akan memperberat kerja pencernaan, hal ini kemudian membuat lambung bekerja lambat dan produksi asam lambung semakin tinggi sehingga risiko rasa nyeri saat maag akan semakin besar.
Lalu, apakah penderita maag tak boleh mengonsumsi kolak? Tentu boleh-boleh saja, asalkan kuah kolak menggunakan susu nabati sebagai pengganti santan, ya.
2. Sayur bersantan dan atau sayur bersantan dengan bumbu pedas
Sama dengan kolak, sayur asam dengan santan, sayur laksa santan pedas, sayur lodeh atau lontong sayur merupakan menu makanan yang berkuah santan.
Santan merupakan salah satu sumber lemak yang asupannya harus dibatasi pada penderita maag. Santan, apalagi yang disajikan dengan bumbu pedas, akan meningkatkan asam lambung sehingga gejala maag akan semakin parah.
Sayur bersantan sebaiknya sama sekali tidak dianjurkan untuk penderita maag. Jadi sebaiknya sajikan menu sayur di atas tanpa santan, untuk penderita maag saat berbuka, ya.
3. Menu lalapan lauk yang digoreng dengan sambal
Siapa sih yang bisa menolak nikmatnya lalapan ikan atau ayam goreng dengan sambal super pedas? Meskipun lezat, menu ini tidak cocok untuk penderita maag, ya.
Lemak dari lauk yang digoreng akan memperberat kerja pencernaan sedangkan sambal, seperti yang kita ketahui, memiliki kandungan asam yang tinggi sehingga akan membuat produksi lemak meningkat.
Lauk yang tepat dipilih untuk penderita maag adalah lauk yang disajikan dengan metode kukus atau rebus dengan bumbu yang tidak tajam, misalnya kaldu alami dari bawang dan daging ayam yang tidak terlalu kental.
4. Menu sayur dengan komposisi dari sayuran yang bergas, misalnya sayur sup
Sayuran yang bergas juga sebaiknya dihindari pada saat penderita maag berbuka puasa karena akan membuat pencernaan merasa tidak nyaman.
Menu yang kerap menyajikan sayur bergas antara lain sup sayur campur, dengan isian wortel, brokoli dan kubis yang ketiganya mengandung gas. Pilih sayur dengan cermat dan hindari memilih sayuran yang bergas sebagai menu sayur untuk berbuka bagi penderita maag, ya.
Selain menu makanan di atas, saat berbuka penderita maag juga harus mewaspadai minuman yang bisa mengiritasi lambung yang sedang sensitif.
Hindari memilih minuman asam, jus dari buah yang asam, minuman dengan perasan lemon atau jeruk nipis, minuman bersoda dan minuman berkafein seperti kopi atau minuman berenergi, ya.