Terbit: 9 September 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Meskipun dikenal sebagai minuman yang sangat nikmat untuk diminum, dalam realitanya tidak semua orang bisa meminum kopi. Alasan paling umum untuk seseorang tidak suka meminum kopi adalah adanya masalah naiknya asam lambung atau bahkan jantung yang lebih berdebar-debar setelah meminum kopi. Sebenarnya, apa sih penyebab dari jantung yang berdebar setelah meminum minuman yang dikenal luas sebagai pencegah kantuk di pagi hari ini?

Mengapa Banyak Orang yang Deg-Degan Setelah Minum Kopi?

Pakar kesehatan dr. Michael Roizen yang berasal dari Cleveland Clinic menyebutkan jika kopi adalah minuman yang memiliki banyak sekali manfaat kesehatan, khususnya bagi kesehatan jantung. Hal ini berarti, kopi tidaklah memberikan efek buruk bagi jantung sehingga membuatnya berdebar-debar. Yang terjadi adalah, sistem metabolism tubuh setiap orang yang berbeda-beda dan ada orang yang memiliki sistem metabolism tubuh yang membuatnya lebih sensitive pada kafein. Alhasil, setelah meminum kopi, Ia akan lebih mudah mengalami jantung berdebar, naiknya asam lambung, atau bahkan sakit kepala.

Dr. Roizen menyebutkan jika mereka yang memiliki sistem metabolism yang cepat akan cenderung tidak akan memiliki masalah dengan konsumsi kopi. Beiau pernah melakukan penelitian dengan cara memberikan seseorang dengan sistem metabolism yang cepat kopi yang telah disaring dengan ukuran delapan ons untuk dikonsumsi salaam satu jam. Ia sama sekali tidak mengalami masalah layaknya naiknya detak jantung, kecemasan, sakit lambung, dan juga sakit kepala karena sistem metabolism tubuh memproses kafein dengan cepat. Hal yang berbeda terjadi pada mereka yang memiliki sistem metabolism lebih lambat dimana salah satu atau beberapa masalah kesehatan itu muncul setelah meminum kopi.

Dr Roizen menyebutkan jika 9 dari 10 orang yang memiliki sistem metabolism tubuh yang cepat akan merasakan dampak kesehatan positif andai mengkonsumsi kopi di pagi hari dengan rutin, yakni semakin menurunnya resiko terkena penyakit Alzheimer, diabetes tipe 2, Parkinson, dan sebagian penyakit kanker.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi