Terbit: 17 November 2018 | Diperbarui: 20 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Terkadang, telur yang kita beli cangkangnya pecah akibat terkena benturan. Karena sayang, kita pun segera mengolah telur ini dengan cara menggorengnya sehingga tidak terbuang sia-sia. Sebenarnya, apakah hal ini berbahaya untuk dilakukan?

Memakan Telur Pecah, Berbahayakah?

Menurut pakar kesehatan, hingga saat ini belum ada penelitian mengenai konsumsi telur pecah. Hanya saja, banyak pakar kesehatan yang memperingatkan adanya kemungkinan paparan bakteri salmonella pada telur yang sudah pecah atau retak tersebut. Sebagai informasi, bakteri ini bisa menyebabkan gejala penyakit yang tidak bisa disepelekan seperti diare, sakit kepala, demam, atau bahkan penyakit tipes.

Adanya retakan atau pecahan pada cangkang telur bisa membuat bakteri ini masuk ke dalam telur. Sebagai informasi, bakteri salmonella memang bisa saja sudah berada di bagian luar cangkang telur.

“Telur saat dikemas dari kandang hingga ke pasar tidak pernah dicuci dan langsung dijual begitu saja. Karena alasan inilah saat kita memilihnya di pasar swalayan misalnya, terkadang terlihat ada kotoran yang menempel. Sayangnya, kotoran ini bisa jadi memiliki hormon salmonella yang berbahaya. Kalau menurut saya, kalau telur sudah retak atau pecah lebih dari 3 jam, maka telur ini sudah tidak lagi layak untuk dikonsumsi,” ungkap Tulus Muladiyono dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

Terdapat hal lain yang bisa dijadikan alasan untuk tidak lagi mengonsumsi telur pecah, yakni sudah berubahnya kadar protein di dalam telur ini. Protein di dalam telur pecah tidak lagi sama dengan telur utuh. Bahkan, meskipun kita sudah memasaknya hingga matang, hal ini sia-sia belaka karena kadar proteinnya sudah menurun dengan drastis. Hal ini membuat Tulus menanggap makan telur pecah hampir sama dengan mengonsumsi ayam tiren atau ayam yang sudah menjadi bangkai.

“Kalau dimasak memang bakterinya bisa hilang, tapi ya sebenarnya percuma juga karena proteinnya juga sudah hilang. Selain itu, ada kemungkinan telur pecah ini tidak memiliki aroma yang sedap. Hal ini persis seperti saat kita mengonsumsi ayam tiren. Sudah tidak ada nilai gizinya. Bisa jadi malah membuat kita terkena penyakit,” saran Tulus.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi