DokterSehat.Com- Masyarakat Indonesia cenderung belum benar-benar memahami jenis-jenis teh. Kebanyakan orang berpikir jika teh hanyalah yang biasa kita seduh setiap hari, baik itu berupa teh celup ataupun teh tubruk. Padahal, dalam realitanya ada beberapa jenis teh yang bisa memberikan manfaat kesehatan yang sangat besar. Salah satunya adalah teh hitam.
Manfaat Teh Hitam dalam Mencegah Penyakit Jantung
Pakar kesehatan menyebut teh hitam diolah dengan proses oksidasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan teh hijau. Hal ini membuatnya memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi. Sebagaimana kopi yang juga memiliki kandungan kafein tinggi, teh hitam juga bisa memberikan manfaat kesehatan bagi jantung.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam US National Library of Medicine National Institute of Health, dihasilkan fakta bahwa rutin mengonsumsi teh hitam tanpa tambahan gula sebanyak tiga cangkir dalam sehari sudah mampu menurunkan risiko terkena penyakit jantung koroner dengan signifikan. Penelitian lain yang melibatkan 45 orang dan dilakukan selama tiga bulan juga menghasilkan fakta bahwa rutin minum teh hitam sebanyak lima cangkir setiap hari mampu menurunkan kadar kolesterol jahat hingga 11 persen.
Hanya saja, pakar kesehatan menyebut konsumsi teh hitam sebaiknya dibatasi agar tidak melebihi 8 cangkir setiap hari. Jika dilakukan, maka asupan kafein akan berlebihan dan bisa memberikan efek samping berupa susah tidur, cemas dan gelisah, mengalami anemia, hingga mengalami osteoporosis akibat banyaknya kalsium yang terbuang dari dalam tubuh.
Manfaat Teh Hitam bagi Kesehatan
Selain bisa memberikan manfaat kesehatan bagi jantung, pakar kesehatan menyebut ada banyak sekali manfaat kesehatan lain yang bisa didapatkan jika kita rutin mengonsumsi teh hitam.
Berikut adalah manfaat-manfaat kesehatan tersebut.
-
Menyediakan Antioksidan dalam Jumlah yang Banyak
Sebagaimana teh-teh pada umumnya, teh hitam tinggi kandungan antioksidan. Beberapa jenis antioksidan yang bisa kita temukan di dalamnya adalah polifenol, thearubigin, theaflavin, serta katekin.
Keberadaan antioksidan ini bisa membantu mencegah paparan buruk radikal bebas yang bisa menyebabkan kerusakan sel-sel tubuh. Hal ini tentu akan berimbas pada menurunnya risiko terkena beberapa jenis penyakit berbahaya layaknya stroke, hipertensi, diabetes, dan masalah kardiovaskular lainnya.
Memang, kita bisa mendapatkan suplemen yang tinggi kandungan antioksidan, namun pakar kesehatan menyebut antioksidan yang ada di dalam makanan atau minuman layaknya teh bisa memberikan manfaat yang jauh lebih besar.
-
Baik bagi Kesehatan Pencernaan
Di dalam teh hitam tinggi kandungan antioksidan berjenis polifenol. Kandungan ini bisa mendukung bakteri baik di dalam usus sekaligus ikut melawan perkembangan bakteri berbahaya di dalam pencernaan. Hal ini tentu akan mendukung kondisi pencernaan dengan lebih baik. Pakar kesehatan juga menduga hal ini bisa membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
-
Bisa Menyeimbangkan Gula Darah
Sudah menjadi rahasia umum jika konsumsi gula berlebihan bisa berujung pada kenaikan kadar gula darah dan risiko diabetes tipe 2. Beruntung, pakar kesehatan menyebut kebiasaan minum teh hitam bisa membantu menyeimbangkan kadar gula darah dengan efektif.
Asalkan tidak diberi tambahan gula, kandungan di dalam teh hitam bisa membuat fungsi insulin di dalam tubuh membaik hingga 15 kali lipat. Hal ini akan membuat proses pengelolaan gula darah menjadi energi menjadi lebih baik dan akhirnya membuat kadar gula darah menurun.
-
Mencegah Kanker
Kandungan polifenol di dalam teh hitam disebut-sebut secara aktif bisa melawan perkembangan sel kanker. Manfaat yang satu ini bisa didapatkan dengan rutin mengonsumsi teh hitam.
-
Membuat Fokus Menjadi Lebih Tajam
Kandungan kafein dan L-theanine bisa membuat aktivitas otak membaik sehingga membuat kita lebih fokus, waspada, dan rileks. Dengan meminumnya di pagi hari, tubuh dan pikiran pun akan terasa jauh leih fit.
Sumber:
- Enloe, Autumn. 2018. 10 Evidence-Based Health Benefits of Black Tea. com/nutrition/black-tea-benefits. (Diakses pada 4 Oktober 2019).