DokterSehat.Com- Apakah Anda cukup sering mengonsumsi belut? Menu ikan yang satu ini memang cukup populer disajikan sebagai lauk hewani dengan berbagai sajian bumbu, ya.
Tidak kalah dengan ikan, ayam, atau daging, belut seakan memiliki tempat tersendiri bagi para penggemarnya.
Belut sangat khas dipilih sebagai lauk pada berbagai olahan masakan jepang, sedangkan di Indonesia sendiri, belut biasanya disajikan sebagai pilihan menu lalapan yaitu digoreng, dibakar, atau dengan bumbu khas berbagai daerah di Indonesia.
Nah, selain rasanya yang enak, kira-kira apa saja sih manfaat yang akan kita rasakan dengan mengonsumsi belut? Dan, adakah bahaya atau risiko yang terkandung jika kita asal dalam mengonsumsi belut?
Untuk lebih jelasnya, yuk sama-sama kita simak penjelasannya di bawah ini!
Kandungan gizi belut
Kandungan gizi makro yang ada dalam satu cup atau satu porsi belut, setara 150-180 gram belut, adalah:
- Kalori sebesar 384 kkal
- Karbohidrat sebesar 7,85 gram
- Protein sebesar 28,5 gram
- Lemak 25,5 gram
Selain itu, kandungan gizi mikro yang unggul pada belut adalah
- Fosfor, yang penting untuk mendukung pembentukan tulang dan pencegahan osteoporosis
- Zat besi, pada belut kandungan zat besinya bemutu gizi tinggi
- Vitamin A dan B kompleks
- Serta mineral turunan protein yang cukup lengkap dan baik untuk mendukung sistem tubuh
Kombinasi kandungan zat gizi makro dan mikro tersebut, membuat belut menjadi alternatif pilihan lauk yang tinggi kalori, protein dan padat gizi.
Lantas, apa saja manfaat dan risiko mengonsumsi belut untuk tubuh?
Manfaat mengonsumsi daging belut
Seperti yang telah disebutkan, belut merupakan lauk hewani yang kandungan energinya cukup tinggi.
Mengonsumsi belut berarti memberikan asupan kalori yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan energi harian tubuh.
Selain itu, beberapa keunggulan belut untuk tubuh adalah:
- Sumber protein yang tinggi, dalam 1 porsi saji belut, terdapat kandungan protein lebih dari 20 gram, angka ini sangat tinggi dan baik untuk memenuhi kebutuhan protein harian tubuh. Belut bisa jadi pilihan sumber protein yang dianjurkan, dengan penyajian yang tepat, untuk kelompok yang membutuhkan asupan protein tinggi, misalnya ibu hamil hingga balita.
- Belut memiliki mineral dan zat turunan protein yang cukup lengkap, sehingga baik untuk menjaga kesehatan organ tubuh, utamanya jantung, otak, dan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, daging pada belut juga mampu membentuk hormon yang mampu mencegah terjadinya kanker, utamanya kanker payudara.
Bahaya mengonsumsi belut
Mengonsumsi belut, dalam porsi, frekuensi, dan metode saji yang kurang tepat akan menyebabkan:
- Peningkatan kadar kolesterol
Makanan yang banyak mangandung protein hewani, sangat umum memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi. Dalam satu saji (150-180 gram belut), kandungan kolesterolnya sebesar 188 mg. - Meningkatkan kadar lemak tubuh dan risiko penyakit degeneratif
Jika belut dikonsumsi dalam porsi besar, terlalu sering, dan metode masak yang tinggi lemak, misalnya digoreng atau digoreng tepung.
Lantas, bagaimana sebaiknya kita mengonsumsi belut?
Berikut beberapa tips mengonsumsi belut agar manfaatnya bisa dirasakan dengan maksimal dan risikonya bisa ditekan:
- Sajikan belut dengan metode bakar, kukus, atau rebus dan pilih makanan pendamping yang tinggi serat, misalnya sayuran atau kacang-kacangan.
- Konsumsi belut dalam porsi yang cukup, kurang lebih 40-50 gram belut untuk satu kali saji.
- Batasi konsumsi belut paling sering 2-3 kali dalam 1-2 bulan
Nah, itu dia ulasan lengkap tentang belut sebagai pilihan alternatif sumber makanan hewani.
Kini, Anda bisa merasakan manfaat konsumsi belut dengan maksimal dan mengurangi bahaya risiko konsumsi belut, bukan?