Teknik untuk mengawetkan makanan secara alami ada banyak. Salah satu pengawetan itu adalah acar. Apa saja yang diberi tambahan cuka dan juga beberapa rempah lain untuk menghasilkan proses fermentasi bisa disebut acar. Sayangnya selama ini kita lebih sering mengenal acar sebagai olahan dari mentimun untuk teman makan nasi goreng dan bakmi.
Acar dan Efeknya pada Tubuh
Acar adalah salah satu makanan pendamping yang sangat sehat dan tidak mengandung terlalu banyak kalori. Kandungan nutrisi lainnya tergantung dengan bahan acar yang digunakan. Meski demikian, beberapa jenis acar mengandung sodium atau garam yang cukup tinggi sehingga konsumsi berlebihan sangat dilarang.
Makanan pendamping ini dibuat secara langsung atau dengan melakukan fermentasi. Pembuatan secara langsung bisa dilakukan dengan mengiris buah atau sayur lalu mencampurnya dengan cairan asam seperti cuka dengan tambahan rempah lain semisal jahe. Pemberian gula kerap diberikan untuk sedikit menetralkan rasa asam.
Acar juga bisa difermentasi untuk menghasilkan rasa yang unik dan juga bertahan lama. Biasanya berbagai jenis buah dan sayur seperti mentimun akan dimasukkan ke dalam botol. Botol akan diisi dengan air garam yang ditambah dengan cuka dan rempah lainnya. Acar jenis ini biasanya bisa bertahan hingga berbulan-bulan.
Mengonsumsi acar dalam kondisi segar akan membuat tubuh mendapatkan nutrisi dari buah dan sayur yang digunakan. Rasanya juga cukup segar sehingga bisa menetralkan rasa pedas, asin, terlalu berminyak dan perasaan tidak nyaman. Selanjutnya acar yang difermentasi bisa memberikan cukup banyak manfaat karena menyuplai probiotik yang baik untuk kesehatan pencernaan.
Probiotik yang terdapat pada acar atau makanan lainnya mampu menurunkan risiko seseorang mengalami anxiety dan juga depresi. Selain itu tubuh juga bisa mengatur gula darah sehingga kondisi diabetes tidak akan muncul atau kian parah. Mengonsumsi probiotik dari acar juga bisa mencegah terjadinya masalah pada saluran kemih, mencegah alergi, dan menurunkan risiko kanker di usus dan anus.
Manfaat Acar untuk Tubuh
Selain manfaat yang didapatkan dari probiotik atau bakteri baik di dalam acar, makanan ini juga masih memiliki manfaat lain yang lebih spesifik, manfaat itu terdiri dari beberapa hal di bawah ini.
-
Membantu Mengembalikan Elektrolit yang Hilang
Acar mengandung cukup banyak elektrolit khususnya garam. Elektrolit ini sangat dibutuhkan kalau seseorang mengalami dehidrasi. Kalau tubuh terlalu banyak kekurangan cairan seperti saat sedang mengalami diare atau sejenisnya elektrolit dibutuhkan untuk mengembalikan beberapa fungsi tubuh yang ,mengalami gangguan.
Acar yang digunakan untuk mengatasi masalah elektrolit ini biasanya berjenis acar yang telah difermentasikan ke dalam air garam dan juga cuka. Anda bisa mengonsumsinya secara langsung atau dibuat dahulu menjadi makanan lain atau cukup dibuat menjadi jus saja agar mudah dikonsumsi.
-
Membantu Atasi Kram pada Otot
Dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 lalu didapatkan fakta kalau ternyata mengonsumsi acar yang difermentasi mampu menurunkan kram di otot. Kram yang terjadi akibat dehidrasi dan penurunan cukup banyak elektrolit mampu membuat tubuh menjadi lebih nyaman dan rasa nyerinya reda.
Kalau Anda sering melakukan olahraga seperti angkat beban dan kerap merasakan kram di kaki atau tangan, mungkin bisa membuat stok acar di dalam lemari es. Kalau tubuh terasa sangat lelah dan otot semakin tidak nyaman, bisa segera mengonsumsi acar dengan takaran yang tepat baik dicampur makanan atau langsung dimakan secara langsung.
-
Membantu Mengontrol Gula Darah
Gula darah di dalam tubuh bisa dikontrol dengan baik kalau mengonsumsi acar secara rutin apa pun bahannya. Acar mengandung cukup banyak bakteri baik yang akan membuat kesehatan usus meningkat. Selain itu, bahan dari acar juga banyak yang berserat sehingga kemungkinan larut di usus lebih besar.
Kalau kandungan serat larut di dalam usus cukup besar, pencernaan akan berjalan dengan lancar. Selain itu, penyerapan gula hasil pencernaan di dalam tubuh juga menurun. Kalau penyerapan gula jadi menurun atau perlahan-lahan, gula darah tidak akan naik signifikan. Jadi, kemungkinan mengalami diabetes akan kecil. Kalau pun sudah mengalami diabetes, gula darah akan tetap terkontrol.
-
Menyediakan Suplai Antioksidan
Acar mengandung antioksidan yang sangat bermanfaat untuk tubuh. Kalau bahan yang digunakan untuk membuat acar adalah sayur atau buah yang memiliki antioksidan yang besar, kemungkinan besar akan tetap ada. Dengan rutin mengonsumsi acar, tubuh tidak akan mengalami gangguan atau masalah terlalu besar.
Antioksidan di dalam acar bisa mengatasi inflamasi yang terjadi di dalam tubuh khususnya saluran cerna. Selain itu kondisi kronis seperti kanker bisa dicegah juga karena antioksidan yang terkandung di dalam acar bisa membunuh radikal bebas dan juga sel di dalam tubuh yang tumbuh secara abnormal.
Adakah Efek Samping dari Makan Acar?
Meski memiliki manfaat untuk tubuh, acar juga berpotensi menyebabkan masalah pada tubuh kalau dikonsumsi terlalu banyak. Acar yang dibuat dengan air garam harus dibatasi konsumsinya pada penderita tekanan darah tinggi. Jika tidak, kemungkinan darah akan meningkat bisa cepat.
Acar yang terbuat dari campuran cuka terlalu banyak juga tidak cocok untuk banyak orang. Ada yang bisa mengalami sakit perut. Apalagi acarnya tidak diolah dengan bersih dan kemungkinan munculnya bakteri berbahaya.
Inilah beberapa ulasan tentang acar yang merupakan salah satu makanan pendamping yang cukup banyak digemari. Di seluruh dunia ada berbagai versi acar, ada yang dimakan dalam kondisi segar, ada yang dimasak, dan ada yang difermentasi terlebih dahulu. Apa pun jenis acar yang akan dimakan, ada baiknya untuk memperhatikan jumlah yang dimakan agar tidak mengalami efek samping
Sumber:
- Stevens, Cara J. 2018. Are Pickles Good for You?. https://www.healthline.com/health/food-nutrition/are-pickles-good-for-you. (Diakses pada 16 Desember 2019)
- De Lorenzo, Carolyn. 2019. 7 Health Benefits Of Pickles & Fermented Foods You Probably Already Eat On The Reg. https://www.bustle.com/p/7-health-benefits-of-pickles-fermented-foods-you-probably-already-eat-on-the-reg-9254807. (Diakses pada 16 Desember 2019)