Terbit: 20 January 2019 | Diperbarui: 27 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Sarapan pagi adalah salah satu waktu makan yang paling penting bagi kesehatan tubuh kita. Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa tidak sarapan bisa memicu berbagai macam masalah kesehatan. Hanya saja, bukan berarti kita bisa sembarangan mengonsumsi sarapan. Pakar kesehatan menyebut ada banyak sekali jenis makanan yang enak dan mengenyangkan namun sebenarnya sangat buruk untuk sarapan.

Meski Enak, Makanan Ini Sangat Buruk Untuk Sarapan

Makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi saat sarapan

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk menjaga keseimbangan nutrisi saat makan, khususnya saat sarapan karena hal ini akan berpengaruh besar bagi energi tubuh, sistem kekebalan, hingga kondisi pencernaan kita.

Berikut adalah beberpa jenis makanan yang sebaiknya kita hindari saat sarapan.

  1. Sereal manis

Jangan terkecoh dengan iklan yang menyebut sereal manis sebagai sarapan yang sehat dan kaya serat. Dalam realitanya, sebagian besar sereal kaya akan kandungan karbohidrat dan gula. Memang, kedua nutrisi ini bisa dijadikan sumber energi tubuh, namun mengonsumsinya dengan jumlah yang banyak bisa jadi akan menyebabkan dampak buruk bagi berat badan dan risiko diabetes.

Jika memang ingin makan sereal karena praktis dan tidak membutuhkan banyak waktu untuk disiapkan, pastikan bahwa sereal ini tinggi serat dan protein.

  1. Daging olahan

Daging olahan seperti sosis dan nugget menjadi favorit banyak orang untuk dijadikan lauk sarapan karena mudah diolah dan memiliki rasa yang enak. Masalahnya adalah di dalam daging olahan ini tredapat kandungan yang bisa meningkatkan risiko kanker usus. Fakta ini diungkap oleh penelitian yang dilakukan Institute for Cancer Research. Karena alasan inilah kita sebaiknya membatasi atau bahkan menghindari makanan ini.

  1. Donat

Donat memang memiliki rasa yang enak dan mengenyangkan, namun mengonsumsinya saat sarapan bisa memicu lonjakan kadar gula darah dengan cepat. Hal ini justru akan membuat kita lebih mudah lapar sebelum jam makan siang. Selain itu, jika donat juga diberi tambahan gula, risiko terkena obesitas dan diabetes akan melonjak.

  1. Muffin

Selain donat, banyak orang yang mengonsumsi muffin karena teksturnya yang padat dan mengenyangkan. Masalahnya adalah muffin terbuat dari terigu, minyak, mentega, dan gula dalam jumlah tinggi yang berarti makanan ini kaya akan kalori. Jika kita makan dua muffin saja untuk sarapan, kita telah mengonsumsi asupan kalori yang berlebihan dan dikhawatirkan bisa memicu kenaikan berat badan.

  1. Sandwich instan

Sebenarnya, sandwich yang diolah sendiri bisa memberikan manfaat kesehatan, namun jika kita membeli sandwich instan di toko-toko swalayan, bisa jadi kita mengonsumsi sodium atau bahan pengawet dalam jumlah tinggi yang berbahaya bagi kesehatan.

  1. Makanan bersantan

Makanan bersantan seperti nasi uduk kaya akan lemak jahat yang jika dikonsumsi terlalu sering bisa meningkatkan risiko terkena kolesterol tinggi. Selain itu, kita juga sebaiknya tidak terlalu sering mengonsumsi sayuran bersantan baik itu di waktu sarapan atau waktu makan lainnya demi menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

  1. Gorengan

Banyak orang yang membeli gorengan sebagai pengganti sarapan karena memiliki rasa yang enak dan mengenyangkan. Sayangnya, sudah menjadi rahasia umum jika gorengan termasuk dalam makanan yang paling tidak sehat karena tinggi lemak jahat sehingga berpotensi menyebabkan kenaikan kolesterol. Kandungan kalorinya yang tinggi juga bisa memicu diabetes dan obesitas. Bahkan, jika gorengan diolah di dalam minyak yang sudah berkali-kali dipakai, kita bisa mengalami peningkatan risiko terkena kanker.

  1. Nasi goreng

Meskipun biasanya nasi goreng dijadikan sarapan karena kita tidak ingin membuang sisa nasi kemarin, sering mengonsumsinya akan membuat kita memasukkan kalori dalam jumlah yang sangat tinggi di dalam tubuh. Selain itu, kandungan lemak tidak sehatnya yang tinggi juga membuat kita lebih rentan terkena penyakit kardiovaskular.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi